Selasa, 30 Maret 2021

Sekolah Tatap Muka Mulai Juli 2021, Kapan Anak Dapat Vaksin COVID-19?

 Pemerintah pusat mengumumkan rencana sekolah tatap muka terbatas di bulan Juli 2021. Hal ini disampaikan oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy, dengan alasan untuk efektivitas belajar dan sejalan program vakinasi COVID-19 yang sudah menyasar tenaga pendidik.

"Vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan ditargetkan selesai paling lambat bulan Juni 2021. Ini sesuai dengan komitmen dari Pak Menkes. Sehingga pada tahun ajaran baru di bulan Juli 2021, diharapkan seluruh satuan pendidikan dapat menyediakan layanan pembelajaran tatap muka secara terbatas," ujar Muhadjir dalam pengumuman yang disiarkan YouTube Kemendikud RI, Selasa (30/3/2021).


Beberapa ahli menjelaskan anak-anak juga bisa terinfeksi dan menyebarkan virus Corona. Karena itu mungkin timbul pertanyaan apakah anak juga perlu divaksinasi.


Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) menjelaskan sampai saat ini anak-anak masih belum jadi target vaksinasi COVID-19. Studi masih berjalan untuk membuktikan keamanan dan efektivitasnya.


Vaksin COVID-19 diprediksi belum akan siap untuk digunakan secara luas bagi anak-anak setidaknya sampai tahun ajaran 2022-2023. Namun, memang sudah ada beberapa negara yang memberi izin darurat penggunaan vaksin untuk kelompok usia remaja ke atas.


"Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah memberi izin pemberian vaksin pada kelompok dewasa dan remaja. Vaksin yang diizinkan adalah buatan Moderna untuk 18 tahun ke atas pada 18 Desember, lalu seminggu kemudian mengizinkan vaksin Pfizer untuk usia 16 tahun ke atas," tulis GAVI seperti dikutip dari situs resminya pada Selasa (30/3/2021).


"Program vaksinasi yang dijalankan Inggris dan Kanada juga mengizinkan vaksin Pfizer pada rentang usia yang sama," lanjut Gavi.

https://maymovie98.com/movies/orgasm-boarding-house/


Top! London Nol Kasus Kematian COVID-19 dalam 6 Bulan Terakhir


Menurut data dari Public Health England (PHE), London untuk pertama kalinya melaporkan nol kasus kematian akibat virus Corona COVID-19 dalam 6 bulan terakhir.

London terakhir kalinya mencatatkan nol korban COVID-19 pada 14 September 2020. Tapi, tidak lama setelah itu, gelombang kedua COVID-19 menyerang Inggris secara keseluruhan dan mengalami kenaikan kasus kematian. Hal ini pun juga diperburuk dengan adanya varian baru COVID-19.


Inggris melonggarkan pembatasan sosial dan memperbolehkan warga keluar dari rumah dan berkumpul. Menurut aturan yang diterapkan di Inggris, warga diizinkan berkumpul maksimal enam orang dan berasal dari dua rumah tangga.


"Saya tahu bagaimana kalian sudah rindu untuk berkumpul atau melihat event olahraga. Saya juga paham betapa sulitnya melakukan aktivitas fisik, terutama pada anak-anak. Saya harap pelonggaran ini bisa kalian terima," ujar PM Inggris Boris Johnson, seperti dikutip dari laman CNN.


Menurut data Universitas Johns Hopkins (JHU), Inggris secara total mencatatkan 4,4 juta kasus konfirmasi positif, 126 ribu kematian, dan 3,8 juta pasien sembuh akibat virus Corona COVID-19.


Selain itu, kurangnya angka kematian akibat COVID-19 juga dibantu oleh vaksinasi COVID-19. Menurut laporan CNN, sudah 30 juta warga Inggris yang menerima paling tidak dosis pertama vaksin COVID-19.


Meski situasi mulai membaik, Boris Johnson memperingatkan agar warga Inggris untuk tidak lengah. Menurutnya, potensi situasi memburuk masih ada. Hal ini menyusul soal ancaman gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Eropa.


Boris juga meminta warga untuk tetap waspada dan patuh protokol agar pelonggaran kedua bisa dilakukan pada 12 April nanti.

https://maymovie98.com/movies/space-babes-from-outer-space/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar