Mark Sungkar, ayah Shireen Sungkar positif Corona saat tengah tersandung kasus korupsi. Di minggu awal terpapar, ia mengeluhkan gejala COVID-19 seperti meriang hingga kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa atau anosmia.
"Pak Mark menghubungi menyampaikan segala keluhan. Keluhannya itu mulai tidak bisa tidur, menggigil, tidak bisa salat, karena sangat luar biasa gangguannya. Kemudian indera penciumannya menjadi hilang itu sudah sejak lima hari lalu," jelas pengacara Mark Sungkar, Fahri Bachmid.
Saat terpapar, umumnya pasien Corona tak langsung mengeluhkan gejala. Gejala Corona baru muncul di hari ke 2-14 hari usai terinfeksi, sementara masa inkubasi COVID-19 sekitar 5-6 hari.
Pasien Corona mengalami gejala yang berbeda, dari ringan hingga sedang. Termasuk anosmia seperti yang dikeluhkan Mark Sungkar, gejala Corona yang paling banyak dilaporkan umumnya seperti berikut.
1. Anosmia
Gejala COVID-19 anosmia semakin umum dikeluhkan para pasien. Hampir 70 persen orang mengalami gejala anosmia, hilangnya kemampuan penciuman indra dan perasa.
Beberapa kasus anosmia parah, gangguan indra penciuman dan perasa membuat pasien COVID-19 sampai kehilangan nafsu makan. Mereka juga terpaksa beradaptasi dengan selera makanan biasa hingga kehilangan nutrisi.
Anosmia atau kehilangan indera penciuman dan perasa menjadi semakin umum dengan kasus positif COVID-19. Ada lebih 60 persen pasien yang melaporkan anosmia sebagai salah satu gejala yang mereka alami selama positif COVID-19.
Kasus anosmia pada COVID-19 bisa disertai dengan menggigil, nyeri otot, sakit tenggorokan hingga sakit kepala.
2. Batuk kering
Gejala COVID-19 lainnya yang juga paling umum dikeluhkan adalah batuk kering tanpa adanya lendir.
Layanan Kesehatan Inggris Raya menyebut pasien Corona mengeluhkan gejala COVID-19 bisa batuk lebih dari satu jam atau terus menerus selama sehari. Waspadai gejala batuk yang mengindikasikan gejala COVID-19.
3. Demam
Sebuah studi menyebutkan sebanyak 55,4 persen pasien COVID-19 mengeluhkan gejala demam. Waspadai jika suhu tubuh di atas 37 derajat Celcius. Keluhan demam biasanya muncul saat merasa panas jika disentuh di punggung atau dadanya.
4. Sesak napas
Sesak napas umumnya dikeluhkan para pasien Corona jika mengalami gejala berat. Jika pasien Corona mengalami gejala ini di awal terpapar, sebaiknya melakukan perawatan intensif di rumah sakit.
https://indomovie28.net/movies/the-last-princess-2/
AS Ingin Peneliti WHO Kembali ke China Selidiki Asal-usul Corona
Amerika Serikat mengatakan penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait asal-usul Corona memerlukan studi lebih lanjut. Hal ini, menurut seorang pejabat senior AS pada Rabu (24/3/2021), termasuk juga kemungkinan dilakukannya kunjungan kembali ke China.
Marc Cassayre, kuasa hukum misi AS untuk PBB di Jenewa, juga menyuarakan harapan bahwa misi yang dipimpin WHO ke pusat kota Wuhan pada Januari hingga Februari lalu memiliki akses ke data mentah dan orang-orang yang diperlukan untuk membuat penilaian independen.
Sementara itu, WHO mengatakan laporan oleh tim yang terdiri dari para ahli internasional dan rekan mereka dari China diharapkan akan diterbitkan minggu ini.
"Kami berharap laporan ini akan didasarkan pada sains dan menjadi langkah nyata bagi dunia untuk memahami asal usul Corona sehingga kami dapat lebih mempersiapkan diri untuk pandemi di masa depan," kata Cassayre dalam jumpa pers.
Pejabat AS mengharapkan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk mengidentifikasi sumber virus SARS-CoV-2. "Itu mungkin akan membutuhkan, seperti yang kita anggap, studi lebih lanjut dari tim, mungkin melakukan perjalanan ke China atau diskusi lebih lanjut."
Penyelidikan tim WHO tersebut sebelumnya diganggu oleh penundaan, kekhawatiran atas akses, dan pertengkaran antara Beijing dan Washington.
Beberapa anggota tim mengatakan China enggan membagikan data penting yang dapat menunjukkan virus itu beredar berbulan-bulan lebih awal dari yang pertama kali dikenali pada akhir 2019 lalu.
Ben Embarek, seorang pejabat WHO yang memimpin misi tersebut, mengatakan pada konferensi pers yang menandai akhir kunjungan mereka ke China, bahwa virus itu mungkin berasal dari kelelawar, meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus itu sampai ke manusia. Dia juga secara efektif mengesampingkan kemungkinan kebocoran laboratorium.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian mengatakan bahwa semua hipotesis tetap terbuka dan menjanjikan transparansi penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar