Selasa, 23 Maret 2021

Legend of Zelda: BOTW Tampil Mewah di Resolusi 8K dan Ray Tracing

  Legend of Zelda: Breath of the Wild (BOTW) adalah salah satu game dengan grafis paling memukau di Nintendo Switch.

Status tersebut masih layak disematkan hingga saat ini, empat tahun setelah game tersebut dirilis. Namun, ternyata BOTW masih punya banyak potensi tersembunyi, utamanya dari segi grafis.


Sebabnya kemampuan pengolahan grafis di Switch memang terbatas. Ketika BOTW dijalankan di sistem yang lebih mumpuni, terlihat peningkatan grafisnya yang sangat signifikan. Mewah!


Digital Dreams, sebuah kanal YouTube, baru-baru ini memposting sebuah video yang menunjukkan BOTW dimainkan di resolusi 8K lengkap dengan fitur ray tracing yang diaktifkan. Lho, kok bisa?


Rupanya Digital Dreams memainkan BOTW versi Wii U lewat sebuah emulator bernama Cemu, yang dipakai untuk memainkan game Wii U di PC, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (19/3/2021).


Beberapa opsi yang diaktifkan di emulator tersebut adalah shader ray trace global illumintation (RTGI) yang dibuat oleh Pascal Glicher, juga REVO Reshade Redux mod, yang juga berfungsi untuk menghilangkan kontras dan saturasi yang terlalu kasar.


Sudah bisa ditebak, tentu PC yang dipakai ini mempunyai spesifikasi monster. Karena menjalankan game lewat emulator tentunya membutuhkan kemampuan pemrosesan yang lebih tinggi ketimbang menjalankan game secara native.


PC yang dipakai ini menggunakan prosesor AMD Ryzen 9 3900X, GPU RTX 3090, dan RAM 32GB. Di bawah ini adalah video BOTW yang dimainkan di resolusi 8K tersebut, di mana Link terlihat sedang menjelajahi Korok Forest, yang terkena

https://movieon28.com/movies/sex-couple/


Mantul! Uni Emirat Arab Mau Pancing Hujan Pakai Drone


Curah hujan di Uni Emirat Arab tidak cukup tinggi, maklum saja negara ini berada di daerah gurun. Maka sebagai salah satu solusinya, mereka sedang mengujicoba teknologi drone yang secara teori dapat memancing hujan turun.

Sebelumnya, UEA sudah memanfaatkan teknologi seperti penyebaran garam ke awan agar hujan tercurah lebih lebat. Namun lantaran rata-rata curah hujan per tahun di sana masih hanya berkisar di angka 100 mm, maka mereka ingin meningkatkannya lagi.


Nah pada tahun 2017 silam, pemerintah UEA menyediakan anggaran USD 15 juta untuk 9 proyek peningkatan curah hujan. Salah satunya adalah besutan para ilmuwan di University of Reading di Inggris yang melontarkan ide drone tersebut.


Drone ini mengandung listrik untuk 'menyetrum' awan yang sebenarnya jumlahnya cukup banyak di langit Uni Emirat Arab. Butiran air di awan diharapkan menyatu menggunakan listrik statis itu.


"Ketika butiran-butiran air bergabung dan kemudian menjadi cukup besar, maka mereka akan turun sebagai hujan," kata profesor Maarten Ambaum yang turut mengerjakan proyek itu.


Sekelompok drone yang dikendalikan dengan remote itu akan segera diujicoba keampuhannya di langit UEA. "Dilengkapi dengan instrumen listrik dan sensor, drone itu akan terbang di ketinggian rendah dan mengantarkan aliran listrik ke molekul air, yang seharusnya memicu curah hujan," kata Alya Al-Mazroui, direktur Enhancement Science Research Program UEA.


Karena masih dalam tahap akan diuji coba, belum dapat diketahui seberapa baik kemanjurannya. Namun demikian, Uni Emirat Arab akan mencoba segala ilmu sains yang ada agar curah hujan bisa ditingkatkan demi keamanan pasokan air di negeri tersebut.

https://movieon28.com/movies/invisible-sister/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar