Satelit pertama Myanmar ditahan di International Space Station (ISS) oleh otoritas Jepang setelah kudeta. Sementara itu badan antariksa Jepang dan universitas Jepang masih mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.
Satelit senilai USD 15 juta (Rp 215 miliar) tersebut dikembangkan oleh Hokkaido University dalam proyek bersama dengan Myanmar Aerospace Engineering University (MAEU).
Satelit ini adalah bagian pertama dari dua set satelit mikro 50 kg yang dilengkapi dengan kamera untuk memonitor kawasan pertanian dan perikanan.
Aktivis hak asasi manusia dan petinggi otoritas Jepang khawatir jika kamera-kamera tersebut digunakan untuk tujuan militer oleh junta yang mengambil alih kekuasaan di Myanmar pada 1 Februari lalu.
Kekhawatiran ini mengakibatkan proses penempatan satelit di orbit ditunda selagi Hokkaido University berdiskusi dengan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
"Kami tidak akan terlibat dalam hal apapun yang berkaitan dengan militer. Satelit itu tidak dirancang untuk hal seperti itu," kata salah satu petinggi Hokkaido University yang enggan disebut namanya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/3/2021).
"Kami sedang mendiskusikan apa yang harus dilakukan, tapi kami tidak tahu kapan itu akan ditempatkan. Jika dihentikan, kami berharap proyek tersebut dapat dimulai kembali suatu saat nanti," sambungnya.
Petinggi universitas yang juga manajer proyek tersebut tidak mengatakan kapan satelit tersebut harus ditempatkan, atau kapan JAXA harus mengambil keputusan untuk melanjutkan atau menghentikannya.
Petinggi Hokkaido University lainnya mengatakan kontrak dengan MAEU tidak secara spesifik mengatakan satelit ini tidak boleh digunakan untuk urusan militer. Tapi data dari satelit akan dikumpulkan oleh universitas Jepang dan tidak bisa diakses secara independen oleh militer Myanmar.
Satelit ini diluncurkan oleh NASA pada 20 Februari sebagai bagian dari kargo suplai untuk ISS. Saat ini satelit tersebut disimpan oleh JAXA di modul eksperimen Kibo milik Jepang.
https://tendabiru21.net/movies/mau-dong-ah/
Penjualan Game Konsol Tembus Rp 776 Triliun Selama 2020
Di tengah maraknya game mobile saat ini, game konsol tidak ingin kalah dan menunjukkan performa yang baik dari segi penjualan. Nyatanya, game konsol sudah mendapatkan total penjualan hingga USD 53,9 miliar (sekitar Rp 776 triliun) pada tahun 2020.
Pandemi yang menghantui seluruh dunia, memaksa penduduk di berbagai negara mencari alternatif lain untuk dijadikan aktivitas di tengah menyebarnya virus COVID 19. Industri game yang sedang mengalami perkembangan menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk mengisi aktivitas ketika program Stay at Home dijalankan.
Beberapa orang lebih memilih untuk bermain game dibandingkan harus menghabiskan waktu di luar rumah. Terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan COVID 19, industri game justru mengalami peningkatan, seperti yang dialami oleh Nintendo Switch.
Game Animal Crossing: New Horizons mengalami pelonjakan yang amat besar pada penjualannya, dan secara keseluruhan pasar game konsol mengalami pertumbuhan miliaran pada tahun 2020.
Belum lagi persaingan panas antara PlayStation dan Microsoft dengan penawaran konsol baru mereka, serta kesuksesan Nintendo Switch yang mampu menghasilkan 87% dari penjualan konsol Jepang pada tahun 2020, dengan pengeluaran hingga 7 juta unit.
Setelah data tahun 2020 dikumpulkan, antara perangkat keras, perangkat lunak dan layanan (PS+ & Xbox Game Pass) di konsol, mencapai total pengeluaran hingga USD 53,9 miliar (sekitar Rp 776 triliun), 19% lebih tinggi dibandingkan tahun 2019.
Informasi tersebut menunjukkan bahwa meskipun Nintendo mendominasi pasar, tetapi Sony masih menjadi yang teratas, menyumbang 46% dari total tahun 2020. Hal ini dikaitkan dengan pengguna Sony yang lebih besar dari 114 juta versus Switch sekitar 80 juta.
https://tendabiru21.net/movies/i-love-that-crazy-little-thing/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar