Selasa, 21 Januari 2020

Begini Uniknya Ambulans di Kepulauan Seribu

Mobil ambulans sudah biasa ditemui di berbagai tempat. Hanya kalau di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, tepatnya di Pulau Pramuka, ambulansnya berbentuk kapal.

Sebagai salah satu pulau yang memiliki pelayanan publik cukup lengkap, Pulau Pramuka pun dilengkapi dengan Rumah Sakit Umum Daerah. Tepat di depan rumah sakit ini terparkir beberapa ambulans. Ya, ambulans Pulau Pramuka adalah berbentuk kapal, tepatnya kapal cepat.

Kapal ambulans ini tidak hanya didesain sebagai transportasi, tapi juga untuk menjemput pasien di pulau-pulau yang tidak memiliki kapal ambulans. Di badan kapal ambulans ini terdapat tulisan 'Ketuk Pintu, Layani dengan Hati.' Ada logo seperti hati dan logo Provinsi DKI Jakarta. Warna dominan kapal ambulans ini berwarna putih dengan garis-garis merah di kanan kiri badannya.

Kapal ambulans ini merupakan kendaraan yang digunakan untuk merujuk pasien ke rumah sakit yang ada di daratan Jakarta untuk perawatan lebih lanjut. Ambulans ini juga untuk menjemput pasien rujukan dari setiap pulau untuk kemudian mendapat perawatan di RSUD.

RSUD Kepulauan Seribu memiliki 2 unit kapal ambulans yang beroperasi sesuai kebutuhan. Kebutuhan penggunaan ambulance untuk rujukan, mengantar dan menjemput pasien.

Saat mengunjungi dermaga di depan RSUD, ada dua kapal ambulans yang stand by. Satu kapan dengan empat motor mesin dan satunya lagi dengan tiga motor mesin. Hal itu karena kapal ambulans ini memang menjadi fasilitas kesehatan yang bergerak tanggap dan cepat untuk membantu pasien yang membutuhkan.

Bagi traveler yang sehari-hari tinggal di daratan dan perkotaan mungkin akan melihat kapal ambulans ini sebagai suatu hal yang unik.

Lari Keliling Candi, Bisa di Sleman

Memiliki banyak candi, Sleman bisa jadi destinasi asyik bagi kamu yang gemar olahraga lari. Coba deh lari sambil mengelilingi candi.

Sleman Temple Run kembali digelar tahun ini. Sportventure tourism event ini merupakan satu-satunya semi-trail run di dunia yang melintasi candi, gunung, hutan dan sungai.

Event yang memadukan antara olahraga dengan adventure sambil berwisata menikmati keindahan alam bakal digelar di kawasan Candi Banyunibo, bulan Juli mendatang.

"Bila banyak trail run yang melintasi gunung, hutan dan sungai, Sleman Temple Run menjadi satu-satunya semi-trail run di dunia yang melintasi candi, selain melintasi gunung, hutan dan sungai. Tingkat kesulitan dan tantangan dari event ini termasuk dalam level medium dengan kondisi medan yang naik turun namun tidak ekstrem," kata Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih dalam keterangannya, Jumat (14/6/2019).

Event semi-trail run edisi kelima ini digelar oleh Dinas Pariwisata Sleman bersama Trail Runner Yogya.

Memperlombakan 3 kategori yaitu 7K, 13K dan 25K, start dan finish akan dilakukan di kawasan Candi Banyunibo pada Minggu, 14 Juli 2019 pukul 05.30 WIB untuk kategori 25K. Total elevasi yang dilalui pada kategori ini adalah 1.000 meter dengan variasi medan yang dilalui terdiri dari 20 persen trail track, 30 persen track aspal dan sisanya adalah track dengan cor block.

"Di sepanjang rute, pelari akan disuguhi keindahan Candi Banyunibo, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Miri, Kraton Ratu Boko, Candi Sojiwan, dan hamparan landscape kawasan timur Kabupaten Sleman yang memukau. Terdapat setidaknya 5 water station sepanjang rute yang dilewati," jelas Sudarningsih.

Untuk kategori 13K, start akan dilaksanakan pada 30 menit setelah itu. Total elevasi yang dilalui pada kategori ini adalah 500 meter dengan variasi medan yang sama dengan yang dilalui oleh pelari kategori 25K. Bagi pelari di kategori 7K, start akan dilaksanakan pada pukul 06.30 WIB. Total elevasi yang akan dilalui adalah 300 meter.

Sampai dengan Jumat (14/6) tercatat lebih dari 700 peserta telah mendaftar. Sebagian besar peserta (97,74%) merupakan pelari dalam negeri dan sisanya (2,26%) berasal dari 9 negara, seperti USA, Jerman, Perancis, Belanda, Swedia, Kolombia, Korea Selatan, Singapura dan Kenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar