Jumat, 31 Januari 2020

Viral! Penumpang Lion Air Keluhkan Balita Harus Bawa Bagasi 7 Kg

Kejadian ini viral di media sosial. Terkait, bagasi Lion Air seberat 7 kg yang dibawa ke kabin, harus balita yang membawanya tak boleh orang tuanya.

Kejadian tak mengenakkan kembali menerpa maskapai Lion Air dengan penumpangnya di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Keluhan penumpangnya ada di bagasi hingga balita 3,5 tahun yang harus membawa barang tujuh kilogram.

Cerita ini diungkapkan oleh Esa Sinaga Mesha yang sempat live video di akun Facebook-nya (23/4), seperti dilihat detikcom, Senin (29/4/2019). Sedianya, penumpang sekeluarga ini akan pergi ke Kualanamu, Sumatra Utara.

"Pembelajaran buat saya. Hari ini kita mau terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Kualanamu. Kita mengerti akan prosedur dari maskapai singa besi ini, bahwasanya 7 kg hand carry yang bisa masuk kabin," kata dia mengawali cerita.

"Kami ada 6 orang yang berangkat, 4 dewasa dan 2 anak kecil. Dan saat itu memang bawaan kami ada 6 tas dan 2 kantong plastik yang isinya air mineral dan 6 roti O,' imbuhd ia.

Di sinilah awal mula Esa beradu argumen dengan Lion Air. Pihak maskapai tidak ingin 2 kantong tadi masuk ke kabinnya.

"Nah pihak Lion mempermasalahkan kantong plastik yang 2 dan barang yang saya dan adek saya bawa (harus masuk bagasi katanya). Loh saya kan uda ikut peraturan masing-masing bawa 7 kg," kata dia.

Lalu, Esa mengalah dan membuang kantong plastiknya. Masalah kedua muncul setelah ini, yakni tiap orang harus bawa barang, sementara ada anak kecil yang harus dibawakan barangnya.

"Oke, saya nggak mau ribut. Saya buanglah plastik roti O dan air mineral tadi. Tinggallah barang kita ada 6 yang muatannya masing-masing 7 kg. Nah yang jadi permasalahan lagi barang anak-anak saya nggak boleh dibawakan mamak bapaknya harus bawa sendiri," jelas Esa.

Dari video berdurasi satu jam lebih itu terlihat ada anak Esa yang menangis lalu ditenangkan. Kedua masalah belum selesai, muncul yang keempat yakni ditinggal pesawat.

"Nah loh gimana ceritanya anak umur 3,5 tahun bawa barang seberat itu? Dan terakhir kami pun ditinggal pesawat. Dan solusi dari pihak Lionnya sendiri nggak ada," ucap Esa.

"Kita harus beli tiket baru lagi," imbuh dia.

Esa mengaku sudah melapor ke pihak pengamanan namun tidak membuahkan hasil, Dan ia merelakan untuk membeli tiket baru bagi 6 penumpang.

"Saya sudah lapor polisi, tapi tetap saja hasilnya nihil. Berhubung bandara ini ranahnya TNI AU. Dan kami ikhlaskan untuk beli tiket yang baru lagi," kata dia.

"Buat teman-teman yang penasaran boleh dilihat video live saya sebelumnya. Terimakasih Lion Air atas sistem kerja dari petugas bandaranya. Kiranya mulai hari ini Lion lebih meningkatkan pelayanannya," kata dia di akhir keterangan.

Hingga berita ini dibuat, detikcom sudah menghubungi Lion Air namun tidak membalas.

Pengelolaan Sampah di Savana Tambora Harus Ditangani Serius

Kemeriahan Festival Pesona Tambora (FPT) tahun 2019 ini menyisakan persoalan sampah. Masalah itu terus terulang dan perlu ada roadmap pengelolaan sampah ini.

Pihak Balai Taman Nasional Gunung Tambora (BTNGT) menyatakan Savana Doro Ncanga yang menjadi venue puncak acara FPT pada 1-11 April 2019 lalu tidak masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT).

Pihak TNGT membantah jika Savana Doro Ncanga yang menjadi lokasi venue FPT jauh dari kawasan TNGT. Meskipun savana tersebut termasuk dalam kawasan Geopark Tambora.

"Batas kawasan Taman Nasional Tambora untuk wilayah Doro Ncanga agak jauh di lereng Gunung Tambora. TNGT bagian dari geopark. pengelola TNGT dan geopark berbeda," kata Kepala BTNGT Murlan Dameria Pane saat dihubungi, Senin (29/4/2019).

Dalam pelaksanaan Festival Pesona Tambora 2019, Murlan juga menyatakan TNGT hanya sebagai salah satu pendukung kegiatan yang memiliki dan mengelola item acara sendiri.

Lokasi kegiatan Festival Pesona Tambora tidak hanya dilaksanakan di dalam kawasan Taman Nasional Tambora. Menurut dia dari awal perencanaan festival TNGT terus berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata NTB.

"Banyak hal yang dibahas mengenai festival karena ini pekerjaan besar. Salah satunya mengenai pengelolaan sampah," ucap Murlan.

Perlu adanya upaya kepedulian bersama dengan semua pihak untuk penanggulangan sampah yang ada di savana Doro Ncanga. Sunda Banda Seascape Manager WWF Indonesia, Ridha Hakim juga menyorot Persoalan sampah pasca FPT yang terus berulang seperti tahun penyelenggaraan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar