Kamis, 30 Januari 2020

Ada Taman Rekreasi Dewasa Bertema Virtual Reality di Korea Selatan

Dikenal konservatif, nyatanya museum dan taman rekreasi dewasa di Korea Selatan bukan barang baru. Malah, ada taman rekreasi dewasa bertema virtual reality.

Bicara industri hiburan dewasa di Korea Selatan ibaratnya rahasia umum, tersembunyi tapi ada. Hal itu pun tampak dari sejumlah museum dan taman rekreasi bertema dewasa di Negeri Ginseng.

Malah, yang terbaru hadir atraksi dewasa baru bernama Pinxy Adult Theme Park. Dilihat detikcom dari situs resminya, Kamis (2/5/2019), taman rekreasi ini menghadirkan sensasi melihat tontonan dewasa yang lebih nyata dengan bantuan teknologi virtual reality.

Dari luar, Pinxy Adult Theme Park disebut tampil sederhana layaknya ruko biasa. Namun, masuk ke dalamnya traveler dapat menjumpai sejumlah ruangan yang disertai kacamata virtual reality beserta headset.

Lewat alat tersebut, traveler akan disuguhkan 16 adegan dewasa berbeda dengan durasi 1 menit atau 60 detik. Adegannya pun ada beberapa, seperti BaDoinkVR, VRCosplayX, BabeVR, KinkVR and 18VR.

Hanya perlu diketahui, segala hal porno dan dewasa adalah hal tabu di Korea Selatan. Oleh sebab itu, video dan segala tontonan yang ada di dalam Pinxy Adult Theme Park akan diblur dengan grafik pixel.

Berhubung tempat ini menyajikan hal-hal dewasa sebagai selling pointnya, pengunjung juga bisa menjumpai sejumlah suvenir bertema dewasa seperti alat pemuas kebutuhan, gel dan lainnya. Harus cukup umur kalau mau masuk ke tempat ini. 

Menguak Tempat Terpencil di Bumi: Pulau Kekecewaan

Mungkin nama ini belum pernah Anda dengar sebelumnya. Inilah Disappointment Islands alias Pulau Kekecewaan yang merupakan tempat terpencil di Bumi.

Ada banyak tempat di Bumi yang belum terjamah, salah satunya adalah Disappointment Islands. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, maka artinya adalah Pulau Kekecewaan.

Disappointment Islands memiliki belasan pulau atol dengan 3 pulau utama yakni Tepoto, Napuka dan Puka-puka. Penduduknya adalah orang asli Polinesia, dengan jumlah hanya 300 ratusan jiwa.

Disappointment Islands masuk dalam kekuasaan French Polynesia, pemerintah Prancis. Akses ke sana pun sangat sulit, hanya ada penerbangan dari Haiti yang tidak menentu tergantung dari cuaca dengan jarak 1.000 km. Bahkan, hanya 3 bulan sekali.

Penerbangannya sendiri pun penerbangan carter, yang juga tidak terdaftar di situs resmi penerbangan Haiti. Jadi risiko ke sana, memang besar sekali.

Mengapa disebut Pulau Kekecewaan?

Menarik untuk menguak sejarah dari Disappointment Islands. Dirangkum dari BBC Tracvel, Kamis (2/5/2019) penjelajah dunia yang pertama melihat kepulauan itu adalah Ferdinand Magellan di tahun 1520. Sayangnya, tidak ada sumber air bersih yang membuat Ferdinand dan krunya langsung meninggalkan pulau-pulau di sana. Mereka pun menyebutnya 'Unfortunate Islands'.

Kemudian di tahun 1765, gantian penjelajah asal Inggris yaitu John Byron. Kapalnya hendak berlabuh di sana, akan tetapi sulit karena lautan dangkal di sekitar pantai dan penuh karang. Belum lagi, masyarakat setempat menunjukan gestur tidak suka dengan mengangkat tombak dan mengusirnya.

Kapal John Byron sempat menembakan meriam supaya masyarakat menjauh. Akan tetapi, masyarakat di sana tetap melawan dengan mengangkat tombak dan melempar batu. Sehingga John Byron pergi, lalu menyebut pulau tersebut dengan nama Disappointment Islands.

Sebegitu mengecewakannya kah pulau itu?

Penulis dari BBC Travel, Andrew Evans menceritakan perjalanannya ke sana. Tidak ada banyak informasi di internet mengenai Disappointment Islands. Yang pasti tidak ada listrik, sinyal telepon apalagi industri pariwisata (hotel).

Begitu tiba di Napuka, salah satu pulau di Disappointment Islands justru Andrew disambut dengan meriah. Rupanya, memang tidak banyak orang asing atau turis yang datang ke sana. Bisa dihitung jari!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar