Raja Ampat selalu memukau melalui keindahan alamnya. Menjadi puncak tertinggi di selatan Raja Ampat, tepatnya di Misool, Puncak Harfat punya view indah.
Untuk bisa menuju lokasi puncak Harfat berada, d'traveler harus naik pesawat ke Bandara Domine Eduard Osok, yang berada di Sorong, Papua Barat. Selanjutnya naik kapal di pelabuhan Sorong, menuju pelabuhan Yellu selama kurang lebih 5 jam tergantung cuaca. Dari sinilah d'traveler bisa menyewa kapal warga setempat untuk diantar menuju puncak Harfat.
Nama Harfat Jaya merupakan singkatan dari dua nama toko masyarakat penemu lokasi tersebut, yaitu bapak Harun dan ibu Fatma. Tak disangka, sejak penemuannya pada tahun 2012, saat ini puncak Harfat menjadi salah satu tujuan utama wisata Misool.
Puncak Harfat, atau yang oleh warga lokal lebih dikenal sebagai dapunlol menawarkan lanskap alam yang sangat memukau. Membutuhkan perjuangan untuk bisa sampai di sini. D'traveler harus melakukan trekking sekitar 30 menit, tapi tenang, sepanjang perjalanan kita juga bisa menikmati biru dan hijau air laut dari ketinggian.
Jalur trekking pun mudah dilalui karena sudah terdapat tangga kayu. Meski di beberapa titik ada yang rusak, namun masih mudah untuk dilewati. Jadi puncak Harfat ini cocok didatangi, mulai dari anak-anak, hingga dewasa. Karena harus trekking jangan lupa bawa air minum yang cukup, karena di puncak belum ada yang berjualan.
Sesampainya di puncak, d'traveler akan menyaksikan gugusan bukit-bukit indah yang tersusun bak lukisan. Tersedia beberapa spot untuk mengabadikan foto dan video dari berbagai angle.
Meski begitu, diharapkan untuk berhati-hati ya saat mengambil foto atau video, karena masih sangat alamiah tebing hanya dibatasi bambu seadanya. Sedangkan puncak ini langsung bersebelahan dengan jurang. Ya selama kita hati-hati pasti akan baik-baik saja.
Tak terasa saya harus kembali turun untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Ah belum puas rasanya memandangi keindahan yang mengagumkan ini.
Bukit Kasih, Bukti Kerukunan Beragama di Manado
Liburan ke Manado, jangan lewatkan Bukit Kasih. Di sini terdapat beberapa tempat ibadah yang melambangkan rukunnya beragama di Manado.
Saat berkunjung ke Kota Manado, sempatkan juga untuk berkunjung ke Bukit Kasih Kanonang yang terletak sekitar 55 km dari kota Manado ke arah Selatan. Bukit dengan jumlah anak tangga sekitar 2.000 lebih ini memiliki beberapa rumah ibadah di bagian atasnya.
Bukit ini disebut sebagai Bukit kasih karena dikenal sebagai pusat berkumpulnya beragam agama dengan damai dan penuh harmoni .Tempat yang di bangun pada tahun 2002 ini , awalnya merupakan pusat spiritual di mana para penganut agama dapat berkumpul , meditasi hingga ibadah.
Menuju lokasi ini , dari kejauhan nampak salib besar berwarna putih , yang seolah-olah menempel pada bukit . Memasuki lokasi , kita akan disambut oleh sebuah monumen atau tugu setinggi sekitar 22 meter . Monumen atau tugu ini dikenal sebagai Tugu Toleransi . Kendaraan pengunjung dapat di parkir di dekat tugu ini .
Begitu keluar dari kendaraan banyak penduduk sekitar yang langsung menawarkan jasa .Ada yang menyewakan payung , berfoto bersama burung hantu , berfoto bersama penduduk dengan pakaian adat Minahasa , menawarkan beristirahat sambil berendam air panas di kolam-kolam kecil yang terdapat di dekat tangga turun dari bukit .
Sayapun memilih untuk berfoto bersama penduduk dengan pakaian adat , mereka memasang tarif Rp 10.000,- untuk satu orang berpakaian adat dengan jumlah foto terserah berapa kali pengambilan gambar.Setelah berfoto , sayapun mulai berjalan menuju bukit dengan melalui anak tangga yang disebut-sebut berjumlah lebih dari 2.000 anak tangga.
Hari tidak terlalu panas saat itu, malah cenderung sedikit mendung. Dari titik awal pendakian, tangga yang terlihat nampak begitu banyak .Pelan-pelan sayapun mulai mendaki , suasana cukup sepi pengunjung , saat nafas dan kaki mulai terasa berat saya istirahat sebentar baru melanjutkan perjalanan.
Bau belerang terasa begitu menyengat di beberapa tempat , terlebih saat asap belerang yang keluar berhembus terbawa ke arah saya berjalan. Ya bukit kasih memang merupakan bukit belerang yang masih aktif sehingga di sekitarnya nampak asap keluar dan menebarkan bau belerang.Bahkan saya berjalan menyusuri tangga sesekali terasa ada rasa hangat yang keluar dari bagian tangga yang terbuka.
Ditengah perjalanan, terdapat warung yang menjual makanan , minuman bahkan topi, sehingga saat tidak membawa bekal minum pengunjung bisa membelinya di sini. Tak jauh dari warung, nampak jalan terbagi dua , yang satu ke arah bukit dengan salib besar yang kami lihat dari kejauhan tadi sementara jalan yang lannya langsung menuju ke puncak bukit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar