Baru-baru ini, beberapa kota di Jepang memberikan larangan makan sambil berjalan. Itu berdasarkan pada filosofi 'ikkai ichi dousa'.
Dilansir detikcom dari berbagai sumber, Jumat (17/5/2019) Jepang terkenal dengan budaya dan tata kramanya. Belakangan ini, orang-orang Jepang sedikit gerah dengan kelakuan turis. Salah satunya adalah makan sambil berjalan.
Kamakura, tepatnya berada di Prefektur Kanagawa per tanggal 1 April 2019 kemarin sudah memberikan imbauan pada turis mengenai hal tersebut. Pasar Nishiki di Kyoto yang juga merupakan tempat favorit untuk wisata kuliner, juga memberikan hal serupa yakni imbauan dilarang makan sambil berjalan.
Mengapa dilarang makan sambil berjalan?
Tahukah kamu, ada salah satu filosofi di Jepang yang berbunyi 'ikkai ichi dousa' yang jika diartikan adalah 'satu hal pada satu waktu'. Maksudnya adalah, orang jepang sangat menghargai dan fokus pada satu hal yang dikerjakan. Apapun itu.
Termasuk juga di antaranya adalah saat makan. Jika waktunya makan, maka orang Jepang akan duduk dengan tenang untuk makan. Semua dilakukan dengan penuh perhatian dan rasa terimakasih.
Oleh sebab itu, orang Jepang tidak suka kalau makan sambil berjalan. Bagi mereka, tidak menghormati makanan itu sebagai rasa syukur.
Pun orang-orang yang makan sambil berjalan dinilai menganggu pergerakan di trotoar. Terang saja, orang yang makan sambil jalan tentu lebih lambat melangkag. Apalagi, kalau sampai buang sampah sembarangan yang bisa bikin orang Jepang makin kesal.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Setiap negara punya kebudayaan dan tradisi masing-masing, yang tentu bisa kita contoh yang dirasa baik.
Setelah Dubai, Jerman Juga Bikin Taksi Terbang
Dubai telah menguji coba taksi terbang dua tahun lalu. Kini, startup dari Munich, Jerman pun melakukannya.
Melansir CNN, Jumat (17/5/2019), taksi terbang ini dapat Anda pesan melalui aplikasi. Perusahaan Jerman ini pun berencana untuk mewujudkannya dalam enam tahun ke depan.
Adalah startup yang berbasis di Munich, Lilium, yang meluncurkan prototipe taksi udara listrik lima tempat duduk pada hari Kamis (16/5) lalu. Lilium Jet melakukan penerbangan pertamanya awal bulan ini, merupakan bagian dari layanan taksi terbang berbasis aplikasi yang diharapkan beroperasi penuh di berbagai kota di seluruh dunia pada tahun 2025.
Jet bertenaga listrik ini mampu melakukan perjalanan 300 kilometer dalam 60 menit dengan sekali pengisian daya. Lokasi lepas landasnya pun sederhana, seperti bantalan landasan helikopter.
Kamu dapat memesan Lilium Jet dari landasan pendaratan terdekat mereka melalui aplikasi di smartphone. Lilium belum mengungkapkan berapa biaya layanannya, tetapi mereka mengklaim akan sebanding dengan harga taksi reguler
Remo Gerber, chief commercial officer perusahaan, mengatakan bahwa Lilium Jet ditujukan untuk orang-orang biasa. Jadi bukan hanya untuk para pelancong bisnis.
"Hari ini kami mengambil langkah besar lain untuk mewujudkan mobilitas udara perkotaan menjadi kenyataan. Kami memimpikan sebuah dunia di mana siapa pun dapat terbang ke mana pun mereka inginkan, kapan pun mereka mau," kata salah satu pendiri dan CEO Lilium, Daniel Wiegand dalam sebuah pernyataan.
Dalam mewujudkan impian itu, perusahaan Jerman ini akan menghadapi beberapa nama besar dalam bisnis ini. Ada firma pengantar perjalanan terbaik dunia, lalu Uber (UBER) bermitra dengan NASA dengan tujuan meluncurkan jaringan taksi terbang pada tahun 2023
Nama-nama besar lainnya yang bekerja pada mobil terbang termasuk adalah Boeing (BA) dan Rolls Royce (RYCEF). Lilium, yang didirikan pada tahun 2015, mengklaim pesawatnya mampu melakukan perjalanan yang jauh lebih lama daripada mayoritas pesaingnya.
Investor secara kolektif telah menginvestasikan lebih dari USD 100 juta atau setara Rp 1,4 T. Di daftarnya ada Atomico, dana investasi teknologi yang dipimpin oleh salah satu pendiri Skype Niklas Zennstrom dan raksasa teknologi China Tencent (TCEHY).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar