Tahukah kamu bahwa Drakula yang dikenal sebagai mahluk penghisap darah vampir memiliki kasil sungguhan di Rumania. Kastil Bran yang dulu dimiliki oleh tokoh bernama Vlad Dracula tersebut kini menawarkan vaksin COVID-19 dari Pfizer gratis bagi para pengunjung.
Pihak pengelola mengatakan pemberian vaksin COVID-19 dilakukan sebagai langkah mendukung program vaksinasi. Selain itu, tawaran vaksin gratis diharapkan juga bisa mendorong orang-orang untuk kembali berkunjung setelah jumlah turis semakin turun selama masa pandemi.
Vaksin diberikan secara gratis tiap akhir pekan pada siapa saja tanpa harus mendaftar terlebih dahulu. Orang-orang yang mau divaksinasi diberi akses gratis melihat alat-alat penyiksaan yang tersimpan di dalam kastil.
"Idenya adalah untuk menunjukkan bahwa orang-orang 500-600 tahun lalu di Eropa juga 'ditusuk'," kata Alexandru Priscu, direktur marketing Kasil Bran, seperti dikutip dari BBC pada Senin (10/5/2021).
Rumania saat ini telah melaporkan lebih dari satu juta kasus COVID-19 dengan sekitar 29.000 kematian. Pemerintah setempat menargetkan 10 juta orang divaksinasi pada bulan September, namun target terancam gagal karena hampir setengah penduduk Rumania dalam survei mengaku tidak berminat terhadap vaksin.
https://tendabiru21.net/movies/underworld-evolution/
Jurnal Kedokteran Kritik India yang Mengaku Berhasil Taklukkan COVID-19
Jurnal The Lancet mengkritik pemerintah India yang sempat jemawa mengaku berhasil mengendalikan wabah COVID-19. Peringatan para ahli terkait ancaman gelombang kedua tidak dihiraukan dan kini India harus menghadapi krisis COVID-19 terburuk sejak pandemi.
Dalam publikasi terbaru, Jurnal The Lancet menyebut apa yang dilakukan pemerintah India sebagai hal yang "tidak bisa ditoleransi".
Pemerintah disebut gagal karena memberi kesan bahwa India telah sukses mengalahkan virus Corona. Dampaknya warga jadi tidak disiplin lagi terhadap protokol kesehatan.
Selain itu, pemerintah juga tetap mengizinkan berbagai kegiatan yang mengumpulkan massa meski sudah mendapat peringatan ahli terkait potensi superspreader. Festival religius dan pesta politik tetap dilakukan di India.
"Konsekuensi dari kebijakan-kebijakan tersebut sudah jelas di depan mata. India harus melakukan perombakan terhadap responsnya dalam krisis,"tulis The Lancet seperti dikutip dari CNN, Senin (10/5/2021).
"Keberhasilan upaya tersebut akan bergantung pada pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kesalahannya, memberikan kepemimpinan dan transparansi, serta menerapkan respons kesehatan publik yang berlandaskan sains," lanjut jurnal.
India pada hari Minggu (9/5/2021), melaporkan 403.708 kasus COVID-19 baru. Sudah empat hari berturut-turut jumlah kasus baru di India melebihi angka 400.000.
Lebih dari 900.000 ribu pasien mendapat bantuan oksigen dengan sekitar 170.000 lainnya memerlukan ventilator.
Ratusan Kasus 'Jamur Hitam', India Dirikan Bangsal Khusus Pasien Mucormycosis
Di tengah krisis gelombang tsunami COVID-19, India dihadapkan masalah adanya infeksi fungi langka, mucormycosis, yang menyerang bagian sinus dan bisa menyebabkan kebutaan. Hal ini dialami sebagian pasien dan penyintas COVID-19 di negara tersebut.
Mucormycosis atau 'jamur hitam' merupakan penyakit yang disebabkan fungi yang biasa ditemukan di tanah, tanaman, pupuk, atau buah dan sayur yang busuk. Infeksi akibat fungi ini sangat berbahaya, terutama pada orang dengan imun tubuh yang lemah karena menyerang otak, sinus, hingga paru-paru.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Gujarat, India, mulai mendirikan bangsal terpisah di rumah sakit untuk pasien mucormycosis. Mereka juga menyediakan sekitar 5.000 botol Amphotericin B 50 miligram, obat yang digunakan untuk penyakit tersebut.
Sejauh ini, Gujarat telah melaporkan lebih dari 100 kasus mucormycosis. Sebanyak 19 pasien sedang menjalani perawatan penyakit tersebut di Rumah Sakit Sipil Ahmedabad.
Dikutip dari The Economic Times, dua bangsal yang dibangun terpisah itu masing-masing memiliki tempat tidur untuk merawat pasien mucormycosis. Fasilitas serupa juga didirikan di beberapa RS sipil di Vadodara, Surat, Rajkot, Bhavnagar, Jamnagar, dan beberapa tempat lainnya.
Di Maharashtra, sekitar delapan penyintas COVID-19 kehilangan penglihatannya dan 200 orang lainnya dirawat di RS akibat infeksi fungi tersebut. Anggota Niti Aayog (Kesehatan) V K Paul mengatakan infeksi mucormycosis ini ditemukan pada pasien COVID-19.
"Infeksi ini disebabkan oleh jamur bernama mucor, yang ditemukan pada permukaan basah. Sebagian besar ini terjadi pada orang yang menderita diabetes. Hal ini sangat jarang terjadi pada mereka yang bukan penderita diabetes. Tidak ada wabah besar dan kami sedang memantaunya," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar