Kamis, 13 Mei 2021

Kemenkes: Vaksin Corona Sinovac Beri Proteksi di Atas 90 Persen pada Nakes RI

 Berdasarkan kajian cepat terhadap 120 ribu tenaga kesehatan, vaksin Corona Sinovac diketahui memiliki tingkat efektivitas hingga 94 persen pada yang sudah menerima dua dosis.

"Berdasarkan analisis yang kita lakukan, kita menemukan dosis lengkap bisa menurunkan atau mengurangi risiko 94 persen COVID bergejala pada individu yang menerima vaksinasi penuh atau 2 dosis," terang ketua tim peneliti, Panji Dhewantara dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/5/2021).


Ia menjelaskan, kajian cepat ini dilakukan berdasarkan data sekunder. Data yang diolah diperoleh dari pelaporan dan pencatatan COVID-19 di Kementerian Kesehatan.


Berikut paparan hasil kajian cepat terkait efektivitas vaksin Sinovac, Rabu (12/5/2021):


Mencegah COVID-19 pada hari ke-28 hingga ke-63: 94 persen

Mencegah perawatan hingga hari ke-28: 96 persen

Mencegah kematian pada hari ke-28 hingga ke-63: 98 persen

"Dibandingkan individu yang baru menerima dosis pertama, bahwa risiko terkena atau terinfeksi bergejala jauh lebih besar. Vaksin Sinovac hanya berhasill menurunkan 13 persen risiko COVID bergejala kepada kelompok dan individu yang hanya mendapatkan dosis pertama," lanjut Panji.


Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sempat menyebut efikasi vaksin Corona Sinovac hanya mencapai 65 persen.


"Kita bisa melihat bahwa di awal BPOM sudah mengeluarkan efikasi vaksin Sinovac 65 persen. Artinya, risiko untuk tertular atau sakit hanya tinggal 40 persen lagi. Tapi dalam kajian cepat risiko itu bahkan bisa memberikan efek proteksi sampai dengan 95 persen," ujar juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi turut hadir dalam konferensi pers.

https://maymovie98.com/movies/haunted-campus/


Di Indonesia, Usia Muda Ternyata yang Paling Ragu Divaksin Corona


 Kementerian Kesehatan RI membuat survei tentang tingkat kedisiplinan protokol kesehatan dan kesediaan program vaksinasi. Dalam hasil survei tersebut, anak muda cenderung ragu terima vaksin Corona.

Survei ini dilakukan oleh University of Maryland dengan kemitraan bersama Facebook. Survei digelar pada 10 Januari hingga 31 Maret 2021, dengan melibatkan 178.988 responden.


Dari hasil tersebut didapatkan 80,8 persen masyarakat RI bersedia divaksin, dan 19,2 persen masih ragu.


"Dari kelompok demografis utama, keragu-raguan vaksin di Indonesia paling bervariasi antar kelompok umur. Secara khusus, kelompok usia termuda adalah kelompok yang paling ragu akan vaksin, dengan kelompok usia 18-24 tahun sebesar 20,9 persen dan usia 25-34 tahun sebesar 21,4 persen," bunyi laporan tersebut dikutip dari laman resmi Kemenkes, Rabu (12/5/2021).


Jika dibandingkan antar provinsi, Riau dan Sumatera Selatan memiliki keragu-raguan vaksin tertinggi di antara kelompok usia 18-24 tahun masing-masing sebesar 32,1 persen dan 31,7 persen, sedangkan Banten dan Bali memiliki keragu-raguan vaksin yang paling rendah di antara kelompok usia ini masing masing sebesar 14,8 persen dan 13,3 persen.


Dari orang dewasa yang ragu-ragu terhadap vaksin di Indonesia, 49,2 persen mengkhawatirkan efek samping dan 34,9 persen ingin menunggu dan melihat situasi dulu sebagai alasan utama keraguan.


Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Oscar Primadi menyambut baik hasil survei tersebut, terlebih tingkat keraguan masyarakat pada vaksin cenderung menurun.


"Keraguan masyarakat untuk mendapatkan vaksin telah menurun dari 28,6% menjadi 19,2% selama periode Januari-Maret 2021 ini. Hal ini menunjukkan bahwa program kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin ini berjalan dengan baik," paparnya.

https://maymovie98.com/movies/lantern/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar