India diserang infeksi mucormycosis 'jamur hitam' yang bisa memicu kebutaan. Hingga kini, ada lebih dari 11 ribu kasus infeksi mucormycosis atau jamur hitam yang tercatat di tengah pandemi Corona.
Dinyatakan sebagai epidemi, banyak pasien mucormycosis di India mengalami nyeri dada, kesulitan bernapas, hingga batuk berdarah. The Sun mencatat, sekitar 60 persen kasus murcomycosis India terpaksa kehilangan satu matanya.
Berpotensi mewabah di Indonesia
Pakar epidemiologi Universitas Griifith Dicky Budiman menyebut, kasus 'jamur hitam' sangat mungkin mewabah di Indonesia. Terlebih, kondisi Corona di Indonesia saat ini disebutnya memiliki banyak kemiripan dengan apa yang terjadi di India.
Kasus diabetes 5 besar di dunia
Seperti diketahui, pakar mengidentifikasi sejumlah kondisi yang rentan terinfeksi jamur hitam. Mereka adalah orang-orang dengan imunitas yang rendah, seperti pengidap diabetes, pasien kanker, hingga orang yang menggunakan obat-obatan steroid dalam jangka waktu yang lama.
"Kalau bicara potensinya cukup besar hanya saya tidak bisa menggambarkan dalam bentuk persentasenya karena perlu dilihat lebih lanjut. Sangat besar itu pertama karena kita juga memiliki populasi atau prevalensi diabetes yang 5 besar dunia," kata Dicky kepada detikcom Sabtu (29/5/2021).
"Semua usia ada, dan diabetes adalah salah satu predisposisi istilahnya dalam kedokteran atau yang berisiko," sambungnya.
Kesehatan lingkungan
Pemicu mewabahnya jamur hitam di India diyakini pejabat kesehatan setempat juga dipicu oleh sanitasi dan lingkungan yang belum memadai. Khususnya, air yang terkontaminasi dalam tabung oksigen, saat digunakan pasien Corona.
"Ada banyak kontaminasi di pipa yang digunakan untuk oksigen, silinder yang digunakan," kata Nishant Kumar, dokter mata di RS Hinduja, Mumbai, India.
Disoroti Dicky, kualitas kesehatan di beberapa wilayah India juga tak jauh berbeda dengan Indonesia. Sementara, jamur hitam ditegaskan Dicky bisa ditemukan di mana saja.
"Kemudian, kualitas kesehatan lingkungan kita juga tidak berbeda untuk beberapa wilayah di India. Karena gini, jamur ini bisa ditemukan di semua tempat terutama yang misalnya di kamar mandi kalau ada atap di langit-langit, atau dinding berjamur, kan kita bisa menemukan itu, kepadatan penduduk juga," bebernya.
Penggunaan obat steroid
"Kita ini dalam pengendalian obat juga relatif bebas, orang bisa menggunakan membeli steroid bebas dipakai diminum, itu membuat risiko menjadi besar," kata dia.
"Kesadaran penduduk dalam menggunakan obat, jadi kadang orang minum obat steroid sendiri, tidak konsultasi kemudian juga kasus COVID-19 yang banyak di rumah ini, ini yang bisa jadi pemicunya," tutupnya.
https://indomovie28.net/movies/vice-and-virtue/
Varian Corona 'Oplosan' India-Inggris Ditemukan, Lebih Cepat Menyebar di Udara
Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Thanh Long mengatakan pada hari Sabtu (29/5/2021) bahwa negaranya telah mendeteksi varian baru Corona, campuran dari varian India dan Inggris. Disebutkan, virus Corona varian ini menyebar dengan cepat melalui udara.
Dikutip dari Reuters, setelah sempat berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19 selama hampir sepanjang tahun, Vietnam kini dilanda dengan lonjakan infeksi virus Corona. Terhitung sudah hampir 3.600 orang yang dinyatakan positif COVID-19 di negara itu semenjak akhir April 2021.
"Setelah melakukan genome sequencing pada pasien yang baru terkonfirmasi positif, kami menemukan varian baru yang merupakan campuran dari India dan Inggris," kata Long.
"Lebih spesifiknya adalah varian India dengan mutasi yang awalnya milik varian Inggris," jelasnya.
Sebelumnya Vietnam telah melaporkan tujuh varian baru Corona, seperti B1222, B1619, D164G, B117 (varian Inggris), B1351, A231, dan B1617.2 (varian India).
Sejauh ini Vietnam telah mencatat ada 6.396 orang di negaranya yang dinyatakan positif COVID-19. Kemudian 47 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar