Selasa, 25 Mei 2021

8 Juta Bulk Vaksin COVID-19 Baru Mendarat di RI, Sudah Siap Divaksin?

 - Sebanyak 8 juta dosis Vaksin COVID-19 Sinovac baru saja tiba di RI, tepatnya di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (25/5/2021). Mendaratnya vaksin ini merupakan kedatangan vaksin Corona tahap ke-13 di RI.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut dengan kedatangan vaksin hari ini, total vaksin yang sudah diterima Indonesia hingga hari ini yakni sebanyak 83,9 juta dosis.


"Pemerintah selalu menjaga ketersediaan stok vaksin agar pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan target tahapan yang telah ditetapkan. Vaksin yang sudah diterima adalah vaksin Sinovac 3 juta dosis, AstraZeneca 6,4 juta dosis, Sinopharm 1 juta dosisi dan dengan kedatangan tahap ke-13 bulk vaksin ini Sinovac yang hari ini 8 juta dosis maka secara total telah diterima sebanyak 83,9 juta dosis," ujarnya dalam siaran langsung oleh Sekretariat Presiden, Selasa (25/5/2021).


Ia mengingatkan, vaksin yang diterima RI dan akan digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 telah melalui proses evaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bekerja sama dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dengan begitu, masyarakat tak perlu khawatir soal aspek keamanan, mutu kualitas, dan efikasi.


"Bapak presiden Jokowi menyebut vaksin COVID adalah game changer, yaitu salah satu langkah krusial yang menentukan langkah kesuksesan kita untuk mengakhiri pandemi COVID-19," imbuhnya.


Mengacu pada laporan Kementerian Kesehatan RI, hingga Selasa (24/5/2021) pukul 18.00, sebanyak 14.919.592 orang telah menerima vaksin COVID-19 dosis 1, atau mencakup 36,98 persen dari total sasaran vaksinasi COVID-19 di RI.


Sedangkan dosis 2 telah diterima oleh 9.906.629 orang, setara 24,55 persen. Kelompok penerima vaksin ini mencakup tenaga kesehatan (nakes), petugas layanan publik, dan lansia.

https://kamumovie28.com/movies/the-fish-with-the-eyes-of-gold/


Lebih dari 115.000 Tenaga Kesehatan di Dunia Meninggal karena COVID-19


 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut setidaknya ada lebih dari 115.000 tenaga kesehatan (nakes) di dunia yang meninggal sejak awal pandemi COVID-19. Sebagian besar nakes meninggal karena terinfeksi COVID-19 saat merawat pasien-pasiennya.

"Selama hampir 18 bulan tenaga kesehatan di seluruh dunia berdiri menghadapi situasi hidup dan mati," ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (25/5/2021).


"Banyak di antara mereka pada akhirnya terinfeksi juga, dan meski laporannya sedikit, kami prediksi ada lebih dari 115.000 tenaga kesehatan telah gugur dalam pengabdiannya untuk menyelamatkan orang lain," lanjut Tedros saat membuka rapat World Health Assembly.


WHO menyebut sejak awal banyak tenaga kesehatan yang merasa frustasi terhadap penanganan pandemi. Mulai dari masalah minimnya akses terhadap alat pelindung diri (APD) hingga kini ketidakadilan pembagian vaksin COVID-19.


Lebih dari 75 persen dosis vaksin COVID-19 yang sudah diberikan di dunia bisa dihitung hanya ada pada 10 negara.


"Dosis vaksin yang sudah diberikan secara global sejauh ini seharusnya sudah cukup untuk seluruh tenaga kesehatan dan lansia bila saja pembagiannya adil.... Tidak ada pernyataan diplomatis untuk hal ini: Sekelompok negara yang memproduksi dan membeli vaksin dunia kini menentukan nasib dunia," pungkas Tedros.

https://kamumovie28.com/movies/hot-hair-salon/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar