Pesepeda road bike berusia 62 tahun meninggal dunia usai bersepeda di atas Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang pagi ini. Dirinya diduga wafat karena serangan jantung.
"Diduga seperti itu (serangan jantung). Keluarganya juga mengaminkan punya riwayat jantung," kata Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rudy Saptari saat dihubungi, Minggu (23/5/2021).
"15 tahun lalu pernah pasang ring jantung. Dari dokter diduga kecapaian karena dilihat dari garminnya itu yang di pencetan sepeda itu detak jantung almarhum tinggi, 180. Kalau kita orang normal 75 kan, 100 aja udah degdegan. Beliau 180, mungkin kecapean kemudian ada riwayat jantung. Sekarang sudah ada keluarganya," ujarnya.
Tidak sedikit pegowes yang kolaps serangan jantung usai bersepeda. Beberapa hal yang bisa menjadi pemicunya ada riwayat jantung hingga terlalu memaksakan diri saat kondisi tubuh sudah terasa lelah.
Adapula di antara mereka yang lupa melakukan pemanasan, sebelum bersepeda. Hal ini juga bisa menjadi penyebab kolaps saat gowes.
Lantas apa ciri-ciri jantung kolaps saat bersepeda?
Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Lippo Karawaci dr Vito A Damay, SpJP, ada rasa berdebar-debar hingga kesulitan bernapas saat seseorang mengalami kondisi ini.
"Kalau kita merasa bahwa sudah sampai batas, atau something wrong, biasanya rasanya debar-debar, sakit dada, napas nggak bisa atau susah, ada pusing seperti mau pingsan, dan dadanya seperti dihimpit itu tanda-tanda serangan jantung," jelasnya beberapa waktu lalu.
dr Vito mewanti-wanti, mereka yang bersepeda agar tidak langsung gowes dengan intensitas tinggi jika tak terbiasa sebelumnya. Penting untuk mengenali kondisi diri saat olahraga sepeda.
Bagaimana jika teman gowes tak sadarkan diri usai bersepeda?
"Jadi kan misalnya dia tidak sadarkan diri, dia tidak akan respons saat dipanggil. Goncang bahunya, kalau dia tidak merespons, kita anggap dia kolaps karena masalah jantung," tutur dr Vito.
"Kalau kita medical professional, kita bisa raba nadi di leher. Kalau bukan, nggak usah (raba nadi) karena itu buang-buang waktu carinya. Jadi ketika dia nggak respons, kita anggap dia sudah alami henti jantung," sambungnya.
dr Vito menyarankan untuk segera mencari bantuan medis atau profesional, alih-alih panik menghadapi hal tersebut.
https://cinemamovie28.com/movies/ride-like-a-girl/
Paula Verhoeven Positif Corona Lagi dengan CT Value 31, Apa Artinya?
- Paula Verhoeven positif Corona, hasil diagnosa keluar usai dirinya menjalani tes COVID-19 untuk persyaratan ke Bali, 18 Mei lalu. Baim Wong, Istri Paula, tampak heran dengan hasil tersebut lantaran sang istri sudah pernah terinfeksi Corona.
Meski sang istri positif Corona, Baim dinyatakan negatif COVID-19. Ia bercerita, CT Value Paula berada di angka 31,32.
"Bingung nih makanya kok bisa dua kali positif. Yang kemarin kan enggak ketahuan tuh, nah yang sekarang ketahuan," kata Baim dalam vidoe terbaru di kanal Youtubenya dan dikutip pada Sabtu (22/5/2021).
Apa artinya CT Value untuk pasien Corona?
Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menjelaskan angka CT Value umumnya dipakai untuk menandai jumlah virus yang ada dalam tubuh. Jika angka CT Value semakin tinggi, kemungkinan jumlah virus yang ada di tubuh semakin sedikit.
Tetapi, tentu kesimpulan tersebut tetap perlu melibatkan diagnosa dokter. Pasalnya, bisa saja kita salah mengartikan lantaran ada aspek lain yang perlu jadi perhitungan seperti kondisi tubuh yang perlu diagnosa ahli agau pakar.
"Interpretasi keseluruhan itu harus dokter, yang menyimpulkan. Nanti kan dites gejala ada apa nggak, dicek riwayatnya, dia kapan dites, kenapa dites, oh misalnya pernah kontak erat, kontak eratnya kapan, nanti kesimpulannya itu lebih menyeluruh," tegas Ahmad pada detikcom.
Senada dengan Ahmad, dokter mikrobiologi klinis dari Intibios Lab dr Enty, SpMK menegaskan CT Value tinggi pada pasien Corona bukan menjamin yang bersangkutan sudah bebas COVID-19.
Masih ada risiko penularan Corona dari pasien tersebut.
"Batasan tinggi itu berapa? Hari ke berapa pemeriksaan dari onset gejala tentu menjadi pertimbangan dalam interpretasi," tutur dr Enty dalam wawancara terpisah.
Ada di angka berapa sih saat tubuh dinilai sudah memiliki jumlah virus yang rendah?
"Jadi kalau pasien punya CT Value di bawah 25, katakan 11 atau 20, 17, 22, itu kita bisa estimasi kayaknya kamu punya banyak virus di tubuh kamu," jelas Ahmad.
Jika CT Value semakin besar dan sudah di atas 35, Ahmad menilai umumnya jumlah virus yang ada sudah sedikit.
"Kalau CT Value sudah di atas 35, itu berarti sudah sedikit banget atau jangan-jangan virusnya sudah mati, tinggal bangkainya saja. Bagaimana dengan 27? Iya 27 itu borderline lah," beber Ahmad sembari menekankan pentingnya interpretasi menyeluruh dari dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar