NASA dan beberapa lembaga antariksa berkumpul dalam Planetary Defense Conference yang berlangsung secara virtual pada 26-28 April 2021. Dalam konferensi ini, ilmuwan mendiskusikan simulasi asteroid yang berpotensi menabrak Bumi dalam waktu enam bulan.
Simulasi ini dipimpin oleh Center for Near Earth Object Studies (CNEOS), salah satu lembaga milik NASA. Simulasi ini ditujukan untuk mempersiapkan ilmuwan dan pembuat kebijakan jika hantaman asteroid ini benar-benar terjadi.
https://kamumovie28.com/movies/20th-century-women/
Dalam simulasi kali ini, CNEOS menciptakan asteroid fiktif bernama 2021 PDC yang ditemukan pada 19 April 2021. Setelah ditemukan, NASA dan badan antariksa Eropa (ESA) memperkirakan asteroid ini akan menghantam Bumi pada 20 Oktober 2021, atau hanya enam bulan sejak ditemukan.
Dari hasil observasi awal, ilmuwan memperkirakan asteroid ini memiliki ukuran sekitar 35 sampai 700 meter. Awalnya kemungkinan asteroid ini menabrak Bumi hanya 1 berbanding 2.500, tapi hanya seminggu kemudian kemungkinannya naik menjadi 1 berbanding 20.
Dalam simulasi CNEOS, asteroid 2021 PDC diprediksi menabrak Eropa, Amerika Utara dan sebagian Afrika. Sementara itu Asia, Indonesia, Australia dan kawasan Pasifik aman dari hantaman.
Ternyata, asteroid ini sebelumnya pernah dideteksi pada tahun 2014. Menggabungkan data tersebut dengan deteksi awal, ilmuwan menghitung ulang orbit asteroid fiksional tersebut dan mengidentifikasi Eropa Tengah, Kutub Utara hingga Mesir sebagai wilayah yang berpotensi ditabrak asteroid.
Untuk mencegah asteroid ini menabrak Bumi, ilmuwan menyiapkan dua teknik. Pertama adalah menabrakkan sesuatu yang berat ke asteroid untuk mendorongnya maju atau mundur di arah orbitnya, seperti dikutip dari Space, Senin (3/5/2021).
Opsi lainnya adalah mengirimkan perangkat nuklir yang bisa menghancurkan sebagian asteroid dan mendorong bagian lainnya dari ledakan. Tapi, kedua teknik ini tidak sejalan dengan pendekatan saat ini yang lambat untuk meluncurkan misi pesawat luar angkasa.
Setelah observasi selama dua bulan menggunakan teleskop di Bumi dan di orbit, ilmuwan berhasil menemukan lebih banyak data tentang asteroid PDC 2021. Zona tabrakannya berhasil dikecilkan menjadi perbatasan antara Jerman, Republik Ceko dan Austria.
Satu minggu sebelum asteroid menabrak Bumi, hasil observasi menemukan asteroid ini memiliki lebar 100 meter dan diperkirakan menghantam Bumi dengan kecepatan 55.000 km/jam.
Skenario ini menemukan asteroid tersebut akan jatuh di area hutan antara Praha dan Munich. Dalam skenario terburuk, hantaman asteroid PDC 2021 menyebabkan kehancuran hingga radius 150 km.
Semua ini hanya simulasi saja, bukan prediksi resmi dari NASA atau badan antariksa lainnya. Meski sudah ada beberapa hantaman asteroid yang dampaknya mengerikan, saat ini belum ada ancaman yang serius untuk beberapa tahun ke depan.
"Solusi terbaik untuk skenario ini adalah dengan tidak mengalaminya sejak awal," kata Planetary Defense Coordination Officer NASA Lindley Johnson dalam simulasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar