Selasa, 21 Januari 2020

Bukan Raja Ampat, Ini Pulau Kelapa di NTB

Indonesia punya banyak pulau eksotis yang tersembunyi. Bahkan di Bima, Nusa Tenggara Barat, ada pulau cantik yang pemandangannya mirip Wayag, Raja Ampat.

Siapa yang menyangka jika di pesisir timur daerah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki pantai yang cantik dan sangat mirip dengan Raja Ampat di Papua Barat. Namanya pantai Pulau Kelapa, berlokasi di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima.

Sekilas pemandangannya sangat mirip dengan yang ada di Raja Ampat. Bukit karang besar berpucuk yang berada tak jauh dari bibir pantai. Sama persis dan sangat cantik untuk pemandangan foto landscape.

Meski cantik dan mempesona, sepertinya para traveler harus sedikit menghela nafas. Karena untuk bisa sampai ditempat ini, biayanya cukup mahal.

Anda harus merogok kecek agak dalam, untuk menyewa perahu atau boot disana ratusan hingga jutaan rupiah yang harus dikeluarkan.

Kecuali Anda ikut dalam rombongan open trip yang digelar oleh para kelompok komunitas pencinta alam wisata disana. Per orang hanya perlu mengeluarkan Rp 350 ribu saja.

Untuk dapat melihat pemandangannya, pengunjung harus menyeberang sekitar 3 jam lebih dari bibir pantai. Setelah itu jalan kaki menanjak sekitar 30 menit baru bisa sampai di atas bukit.

Rasa lelah traveler akan terbayarkan ketika sudah berada di atas puncak bukit. Pemandangan laut yang indah, ditemani bukit-bukit kecil yang menggoda mata. Kejernihan air laut yang berwarna hijau tosca dilihat dari ketinggian bukit.

Melihat Katak Albino Asal Afrika di Bandung

Katak yang satu ini, dijamin tidak biasa dan bikin penasaran. Inilah katak Albino dari Afrika, yang bisa dilihat di Bandung.

Alvin (7) begitu serius melihat sekumpulan katak berwarna putih menyelam di dalam akuarium. Dilihatnya dengan seksama, menurutnya ampibi itu berbeda dengan katak-katak lain yang pernah ia lihat selama ini.

African Clawed Frog atau katak bercakar dari Afrika ini, merupakan salah satu hewan yang berada di Museum Discovery, yang berada di kawasan Kota Mini Floating Market. Sesuai namanya, hewan ini berasal dari Sahara, Afrika.

"Ia warnanya putih, kakinya juga seperti bebek," kata Alvin belum lama ini.

Menurut keterangan yang berada di Museum Discovery, cakar itu digunakan untuk merobek makanannya. Hewan yang bisa tumbuh hingga 120 mm ini, biasanya menyantap cacing atau hewan yang ukurannya lebih kecil darinya.

Di kalangan ilmiah katak bercakar ini dinamai Xenopus. Umumnya Xenopus jantan memiliki ukuran badan dan kaki yang lebih langsing dibandingkan dengan betinanya.

"Kami memiliki sekitar 13 ekor katak albino (Xenopus laevis), perawatannya cukup mudah karena hewan ini bisa hidup meski tanpa saringan air," kata Agus, salah seorang perawat hewan di Museum Discovery.

Agus mengatakan, bagi pecinta aquascape hewan ini bisa menjadi pelengkap. Warnanya yang putih bisa menghasilkan warna yang kontras yang indah.

Kendati menggemaskan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan memasukkan hewan ini sebagai spesies yang invasif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar