- Smartfren mendapatkan amunisi tambahan dengan mendapatkan spektrum tambahan usai menang dalam lelang frekuensi 2,3 GHz. Akankah Smartfren menggelar layanan 5G dalam waktu dekat?
President Director Smartfren Merza Fachys mengatakan bahwa tambahan spektrum dengan lebar pita 10 MHz akan menambah kekuatan Smartfren ketika menggelar layanan kepada pelanggan.
"Tambahan satu blok di frekuensi 2,3 GHz yang dimenangkan dalam lelang ini akan menambah kekuatan Smartfren dalam mengembangkan, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan Smartfren yang saat ini makin disukai oleh masyarakat," ujar Merza kepada detikINET.
Sebagai informasi, Smartfren baru saja memenangkan lelang frekuensi 2,3 GHz dengan mendapatkan satu blok kosong yang punya lebar pita 10 MHz dengan penawaran per blok Rp 176,5 miliar. Sementara itu, Telkomsel mendapatkan 20 MHz usai menawarkan per blok Rp 353,8 miliar.
Adapun, di pita frekuensi 2,3 GHz ini Smartfren bukan penghuni baru. Anak perusahaan Sinar Mas itu sudah memiliki lebar pita 30 MHz. Itu artinya, di spektrum ini, Smartfren punya total lebar pita 40 MHz.
Pada dasarnya, lelang frekuensi 2,3 GHz ini untuk mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya Biaya Hak Penggunaan (BHP) spektrum frekuensi radio.
Selain itu, tender spektrum ini pula agar para operator seluler dapat meningkatkan layanan 4G mereka, juga memungkinkan mengimplementasikan teknologi seluler generasi kelima alias 5G.
Terkait hal ini, Merza secara lugas kalau Smartfren menyatakan kesiapan menggelar layanan 5G di Indonesia, dengan catatan penggelaran tersebut di waktu yang tepat.
"Smartfren sendiri secara teknologi memang sudah siap untuk menggelar 5G kapan pun pada saat yang tepat. Jadi, Smartfren siap menggelar layanan 5G kapanpun, kalau memang saatnya 5G dimulai," kata Merza.
https://kamumovie28.com/movies/side-effects-2/
Penampakan Laptop Layar Lipat Harga Rp 60 Juta, Minat?
Saat ini laptop makin mungil, ringkas, serta nyaman dibawa ke manapun karena beratnya yang ringan. Namun tahukah Anda jika laptop generasi pertama ada yang memiliki berat 24 kilogram dan dibanderol seharga mobil? Sebenarnya sebutannya bukan laptop waktu itu melainkan komputer portabel.
Ya, laptop tersebut memang sangat berat jika dibandingkan produk sejenisnya saat ini, bahkan dulu harga sangat luar biasa yakni dijual USD 19,975 atau sekitar Rp 188 juta. Cukup untuk membeli satu mobil keluarga saat ini.
Komputer jinjing tersebut juga tak memiliki lama keren, seperti MacBook Air atau Ultrabook, melainkan hanya disebut IBM Portable PC 5100. Sedangkan spesifikasi laptop tersebut antara lain:
CPU: IBM proprietary, 1,9 MHz
RAM: 16K, 64K max
Display: 5" monochrome monitor 64 X 16 text
Storage: Internal 200K tape (DC300)
Ports: tape / printer I/O port
OS: APL and/or BASIC
Menurut situs wikipedia, komputer jinjing pertama di dunia ini mulai dijual secara masal pada tahun 1975 namun mulai dihentikan produksinya pada tahun 1978. Kira-kira seperti inilah saat pengguna 'menjinjing' IBM Portable PC 5100.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar