Rabu, 22 Januari 2020

Ada Penginapan Ala Jepang di Garut

Apa kamu salah satu yang masih berlibur di Garut? Yuk coba menginap di Cottage Gunung Papandayan bergaya Jepang yang punya pemandangan eksotis ini.

Ada cottage di Gunung Papandayan yang terletak di antara hamparan bunga edelweis dan Sungai Kuning. Itu mirip dengan keadaan di Jepang.

Cottage Gunung Papandayan terletak di Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan, Kecamatan Cisurupan. Satu jam perjalanan ditempuh dari kawasan perkotaan Garut ke arah selatan kurang lebih sejauh 30 kilometer.

Cottage Gunung Papandayan ini tidak seperti cottage pada umumnya. Dibangun dari bambu dan bernuansa klasik.

Yang jadi daya tarik dari Cottage Gunung Papandayan ini yaitu pemandangan indah yang jadi view utama. Bisa lihat sunrise tiap pagi di lokasi ini.

"Tentunya dengan konsep cottage yang classic, alami, memakai bambu dengan anyaman. Kedua ada pemandangan indah yang ditawarkan. Wisatawan bisa lihat sunrise langsung dari cottage," ujar pengelola TWA Papandayan, Tri Kanan kepada wartawan di Gunung Papandayan, Senin (10/6/2019).

Ada tiga tipe cottage yang tersedia. Pertama dengan ukuran kecil yang memuat dua orang, kedua berukuran sedang untuk keluarga dan yang paling besar untuk rombongan.

"Tarifnya bervariatif, mulai dari Rp 500 ribu sampai Rp 3 juta," katanya.

Cottage ini cocok untuk wisatawan yang ingin menghabiskan waktu libur di Garut. Tapi, jangan lupa bawa jaket, karena suhu di tempat ini bisa mencapai 13 derajat Celcius.

Sementara itu, di momen lebaran 2019, pengunjung TWA Gunung Papandayan meningkat 10 persen dari lebaran tahun kemarin. Ada 3.000 wisatawan yang berkunjung ke Papandayan sejak hari pertama libur hingga Minggu (9/6) kemarin.

"Untuk wahana yang paling banyak diminati sendiri adalah tebing letusan Papandayan, bunga edelweis termasuk Cottage Papandayan," pungkas Tri.

Ini Tempat Mengenal Bonsai di Kabupaten Semarang

Pohon bonsai identik sebagai salah satu budaya khas China dan Jepang. Hanya tak perlu jauh-jauh, ada Galeri Ungaran Bonsai Society di Kabupaten Semarang.

Galeri Ungaran Bonsai Society (UBS) berada Jalan Ki Sarino Mangunpranoto No. 6 Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Lokasinya cukup mudah dicari, sebab hanya berjarak 500 meter dari Terminal Ungaran.

Detikcom berksempatan menyambangi Galeri UBS. Sejak memasuki pintu gerbang, kedatangan kami sudah disambut oleh belasan bonsai yang begitu cantik dan memesona.

Ada beberapa jenis bonsai yang terletak di bagian depan galeri, mulai dari bonsai pohon asam, serut, cemara udang, lohansung dan tak ketinggalan bonsai pohon beringin.

"Yang kami pajang di depan ini, bonsai-bonsai siap kontes dan siap koleksi. Usianya masing-masing mulai dari hitungan lima tahun hingga ratusan tahun," jelas Arif sembari menemani detikcom melihat bonsai di halaman Galeri UBS, Senin (10/06/2019).

Ia menambahkan, berdasarkan pengalamannya memelihara bonsai sejak 2013 silam, bonsai bukan sekadar tanaman hias melainkan sebuah karya seni yang berpadu dengan ilmu botani.

Selain itu, dalam merawat bonsai ketelitian sewaktu memilah bagian yang perlu dibiarkan tumbuh atau dipotong adalah kemampuan yang harus terus menerus dipelajari.

"Harus belajar dari dasar tentang merawat bonsai, oleh sebab itu, di UBS kami membangun kelas belajar yang bernama Ganesa Bonsai School (GBS) pada tahun 2016 hingga saat ini sudah lima angkatan yang belajar di GBS. Mereka belajar mulai dari pemilihan jenis pohon, pemupukan, pemotongan, perawatan hingga teknik membentuk pola pohon bonsai yang diinginkan. Terkait intensitas pembelajaran, setiap satu angkatan, kami buat 10 kali pertemuan, soal biaya bergantung kemampuan, yang jelas kami tidak menjual ilmu, hanya karena guru kita datangkan dari Jakarta, tiap pertemuan kita iuran untuk tiket dan akomodasi pengajar," jelas Arif.

Di bagian belakang Galeri UBS, terdapat kebun pembibitan bonsai dan saung yang digunakan untuk kelas GBS. Jumlah bonsai yang berada di belakang galeri, jumlahnya tak kalah banyak jika dibandingkan yang berada di bagian depan.
Beberapa tanaman tampak masih seperti pohon biasa, menurut Arif masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi supaya bibit tanaman bisa maksimal menjadi bonsai.

"Bonsai secara bisnis cenderung stabil, maka dari itu jangan takut merawat bonsai hingga bertahun-tahun. Semakin tua dan alami, maka semakin mahal harga bonsai, karena kita sendiri yang menentukan angkanya. Jadi bonsai Rp 50 ribu itu ada, tapi bonsai Rp 150 juta saya juga pernah jual. Jadi bukan angka, tetapi seni dan keindahan bonsai itu yang jadi nilai lebih," tegas Arif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar