Bagi warga Sulawesi Selatan, objek wisata alam Bantimurung di Maros tentu jadi salah satu yang terfavorit. Kabar terbaru, destinasi ini diubah makin cantik.
Saat ini, pihak pengelola terus melakukan inovasi untuk meningkatkan angka pengunjung. Salah satunya, mengubah tampilan Bantimurung menjadi lebih instagramable dengan sentuhan warna-warni di beberapa titik. Mulai dari pintu masuk, hingga menara yang ada di depan air terjun.
"Sejak dua bulan terakhir ini, memang kita fokus terus melakukan pembenahan. Salah satunya tampilan baru kita yang lebih fresh dan kekinianlah. Memang masih banyak yang harus dibenahi ke depannya. Dampaknya sejauh ini sudah cukup lumayan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maros, Muhammad Ferdiansyah pada detikcom, Minggu (14/04/2019).
Selain dari sisi tampilan, pengelola wisata alam yang sudah berumur satu abad ini juga telah melaunching wisata kuliner malam hari di Bantimurung tiap malam minggu. Kegiatan ini pun disambut baik oleh ribuan pengunjung yang datang menikmati suasana malam di Bantimurung ini.
"Semalam tercatat itu ada dua ribuan pengunjung yang datang di acara launching Bantimurung Culinary Night Festival. Ini dil uar dari prediksi kami yang hanya sekitar 500 orang saja. Ini memang pertama kali kita buat event malam di sini," lanjutnya.
Selain untuk meningkatkan minat wisata ke Bantimurung, kegiatan ini ditujukan untuk memberdayakan masyarakat lokal untuk menambah penghasilan meraka dengan menjual jajanan. Di ajang ini pun, pihak pengelola menggratiskan tiket masuk bagi pengunjung.
"Jadi ada jajanan, terus ada juga kita siapkan penampilan band akustik. Kita memang niatkan untuk pemberdayaan masyarakat lokal biar ada tambahan penghasilan dengan jual makanan. Tahap awal kita memang gratiskan tiket masuk bagi pengunjung sampai nanti kita evaluasi lagi," terangnya.
Yang tak kalah menarik, sorotan lampu warna-warni ke air terjun. Pemandangan ini unik karena memang tidak pernah dibuat sebelumnya. Ribuan pengunjung yang datang pun harus antre untuk berswafoto dengan latar belakang air terjun dengan sorot cahaya warna-warni.
"Kami penasaran, bagaimana pemandangan malam di Bantimurung ini. Memang kan tidak pernah dibuka kalau malam. Ternyata sangat indah setelah ditata begini. Kami sangat terkesan, apa lagi dengan air terjun yang disorot cahaya lampu. Pemandangannya sungguh unik dan istimewa," kata seorang pengunjung, Rianti.
Bagi para pengunjung, wajah baru Bantimurung ini tentu jadi hal yang positif. Jika dulunya mereka hanya bisa berfoto di depan air terjun, saat ini sudah banyak spot foto kekinian yang telah disiapkan oleh pengelola. Tiket masuk ke tempat ini, wisatawan lokal dikenakan harga sebesar Rp 25 ribu saja.
Komitmen Pemerintah Bawa Indonesia ke Puncak Wisata Halal Dunia
 Indonesia akhirnya menempati posisi pertama pada Indeks Wisata Halal Dunia atau Global Muslim Travel Index (GMTI) dengan skor 78. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan capaian ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah terhadap pariwisata, ditambah dengan langkah Kemenpar yang meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) pada pertengahan Februari 2019 lalu.
Menurut Arief, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia menempati rangking 1 pada GMTI. Atas dasar pemikiran itulah, ia kemudian menggagas IMTI bekerja sama dengan Mastercard-CrescentRating dengan acuannya tetap pada standar GMTI.
"Pergerakan muslim traveler di dunia sangat luar biasa. Indonesia punya komitmen tinggi untuk menjadi global player dalam hal pariwisata halal," ujar Arief, dalam keterangan tertulis, Minggu (14/4/2019).
Arief menambahkan, setidaknya ada 10 destinasi wisata halal yang dipilih dan dibina dalam bimbingan teknik menggunakan standar GMTI. Antara lain Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).
Terkait perolehan skor tertinggi pada GMTI 2019, Arief menjelaskan terdapat 4 kriteria penilaian yang menjadikan Indonesia memperoleh Wisata Halal Terbaik Dunia. Dari penilaian tahun 2018 ke tahun 2019, semua nilai mengalami peningkatan. Prestasi ini tentunya tidak dicapai secara instan, melainkan naik secara berjenjang.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar