Senin, 03 Februari 2020

Belum ke Thailand, Kalau Belum ke Sini

 Thailand punya sejuta atraksi yang menarik untuk dijelajahi. Salah satunya adalah aneka pasar, yang memiliki keunikan tersendiri di setiap tempatnya.

Damnoen Saduak, sebuah pasar terapung jadi daftar wajib yang harus didatangi saat berwisata ke Negeri Gajah Putih. Inilah salah satu pasar terapung populer yang ada di sana, dengan berbagai macam barang.

Kalau dari pusat kota Bangkok, Damnoen Saduak bisa ditempuh menggunakan jalur darat selama 2 jam. Letaknya memang berbeda provinsi dari Ibukota Thailand. detikcom sempat menyambangi pasar ini beberapa waktu lalu.

Bentuk Damnoen Saduak masih tradisional. Lapak atau kios yang ada juga tidak modern, namun atraksi utamanya adalah penjual yang berdagang di atas kapal. Berkeliling sungai atau di sekitar bangunan kios.

Berbagai macam barang dijual di sini. Seperti sayur, buah, makanan hingga oleh-oleh. Kios buah tangan banyak ditemukan, karena umumnya Damnoen Saduak dikunjungi oleh turis mancanegara.

Paling enak, datang ke sini untuk berwisata kuliner. Inilah salah satu daya tarik Thailand, berbagai street food mudah ditemukan di mana-mana, tidak terkecuali di sebuah pasar.

Ada mango sticky rice khas Thailand, dijual hanya 50 baht saja atau setara Rp 12 ribuan. Ada juga Thai Tea seharga 40 baht (Rp 9 ribu) bahkan aneka makanan berat seperti nasi dan lauk atau Pad Thai serta berbagai macam kuliner lokal.

Oleh-oleh seperti gantungan kunci, tempelan kulkas atau buah tangan lainnya bisa ditemukan di sini. Ada juga aneka makanan kering yang lezat.

Paling asyik, datang ke sini saat pagi hari. Traveler bisa melihat aktivitas masyarakat yang jual beli langsung di perahu, cocok untuk penggemar fotografi juga lho.

Karena banyak didatangi turis, Damnoen Saduak juga menawarkan tur naik perahu keliling pasar dan sungai. Di bagian dermaga, traveler bisa membeli tiketnya.

Nah, kalau mau ke sini sebaiknya naik taksi atau sewa mobil. Karena lingkungan pasar cukup penuh dan tidak terlalu mudah aksesnya. Masuk ke sini juga tidak dipungut biaya alias gratis.

Jaring Turis Malaysia, Kemenpar Siapkan Weekend Market Cross Border

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Focus on Group Discussion (FGD) Co-Branding Cross Border di Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar). FGD ini membahas Weekend Market Cross Border yang ada di PLBN Aruk, Badau, dan Entikong.

Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan Kemenpar akan melakukan promosi bersama pasar PLBN di Aruk, Badau, dan Entikong. Tujuannya untuk menjangkau target wisatawan mancanagera (wisman) melalui pintu perbatasan.

"Pasar-pasar di perbatasan sudah sustainable. Selain itu, program ini dapat menjaring pangsa pasar secara masif. Jumlahnya dapat mencapai 7.000 wisman setiap minggunya. Program ini terbilang murah meriah," ujar Adella dalam keterangan tertulis, Rabu (17/4/2019).

Adella menjelaskan dengan memanfaatkan pasar PLBN yang sudah ada, program ini menjadi pusat pemberdayaan masyarakat setempat. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini untuk berjualan dan menambah penghasilan.

Pasar perbatasan Entikong misalnya, nantinya akan terdiri dari pasar tradisional seluas 2.729 meter persegi dan pasar modern seluas 3.786 meter persegi. Pasar tradisional ini memiliki 52 kios, 48 lapak dan pusat makanan. Sementara total luas seluruh kawasan mencapai 37.068 meter persegi.

"Pasar modern akan diisi 30 unit gerai modern, 5 unit toko, lengkap dengan fasilitas ATM dan food court," tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa adanya FGD cross border yang juga sudah digelar di beberapa daerah ditujukan dalam rangka mengejar target-target pemerintah dalam jumlah kunjungan wisata.

"Target pemerintah kita dari sektor pariwisata adalah 15% menghasilkan devisa negara, yakni Rp 240 triliun. Selain itu kontribusi kesempatan kerja sebesar 13 juta tenaga kerja dan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta. Pemerintah ingin juga daya saing kita berada di peringkat 30 di dunia," katanya.

FGD kali ini tidak hanya membahas Weekend Market Cross Border. Namun ada juga co-branding bus Damri dengan membungkus beberapa rute utama dengan branding Wonderful Indonesia.

Metode ini dianggap berpotensi mempengaruhi pasar karena dengan cara ini diyakini akan semakin mendekatkan target wisman dengan berbagai destinasi dan program di perbatasan. Apalagi rute yang dipilih adalah rute strategis, yakni rute Pontianak-Kuching via Entikong dan rute Singkawang-Kuching via Aruk.

"Dengan promosi mobile akan menjangkau lebih banyak audience karena branding yang dilakukan akan terus bergerak. Selain itu juga mudah ditangkap audience tanpa mengganggu aktivitas," terang Adella.

Optimalisasi pasar wisman di kawasan perbatasan Malaysia oleh Kemenpar sangat realistis. Dengan target 2,9 juta wisman tentunya tidak akan tercapai jika hanya mengandalkan masuknya wisman Malaysia via jalur udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar