Tidak bisa dipungkiri, banyak industri berusaha menggaet pasar milenial dalam berbagai sektor. Salah satunya penerbangan, termasuk Citilink Indonesia.
Citilink mengungkapkan, bahwa 70 persen dari penumpangnya berasal dari generasi milenial. Demografi ini mendominasi pasar, yang mana perusahaan pun juga berusaha membuat penumpangnya agar tetap setia menggunakan jasa Citilink.
Salah satu caranya adalah memberikan fasilitas koneksi internet WiFi dalam penerbangan. Agar para penumpang, khususnya milenial, dapat tetap menggunakan internet meski di ketinggian 35 ribu kaki.
"Hampir 70% penumpang citilink adalah milenial, yang tidak bisa terlepas dari yang namanya connectivity. Sebagai LLC ita juga mau penumpang mendapatkan layanan yang mumpuni, sehingga kita menggandeng Mahata yg juga mengakomodir empat maskapai penerbangan bintang 5," ujar Juliandra Nurtjahjo, Direktur Utama Citilink Indonesia saat ditemui detikcom di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Kamis (21/3/2019)
Citilink juga mengklaim sebagai maskapai yang memberikan layanan koneksi WiFi secara gratis di Asia Pasifik. Sejak Januari 2019 lalu, Citilink sudah memasang 1 armada dengan koneksi WiFi.
"Kita ada rencana pesawat kedua akan kita luncurkan, citilink adalah LCC pertama di aspac yang memberikan inflight connectivity secara gratis," tambahnya.
Selain menggaet pasar milenial, cara ini juga digunakan Citilink untuk merepresentasikan digital airline. Di mana, menjadi visi dan program kerja maskapai bujet grup Garuda Indonesia tersebut.
"Citilink mau menjadikan maskapainya sebagai digital airline, merevisi visinya, karena sekarang segala sesuatunya sudah digital, oleh karena itu kita mau mendahukui yg lain, sehingga kita dpt cap bahwa citilink adalah digital airline. Jadi dari semua task pointnya, seluruh kegiatan mulai dari pre, in dan post flight, reservasi hingga pengambilan bagasi di tempat ujuan bisa ditrack lewat jejak digital," tambah Juliandra.
Maka dari itu, Citilink juga melihat perilaku konsumen agar dapat mewujudkan keinginan penumpang. Sehingga, mendapat pelayanan yang baik disetiap penerbangan Citilink.
"Kita lihat behavior milenial, revolusi industri dan digitalisasi. Kita ingin mendahului airline yang lain. Cap dan mindset dari customer digital airline. Maka semua proses akan jadi touch point," ujarnya.
Terminal 2F Soekarno-Hatta Dikukuhkan Sebagai Terminal LCC
PT Angkasa Pura II (Persero) mempersiapkan Terminal 2F menjadi terminal low cost carrier (LCC). Nantinya, khusus untuk maskapai-maskapai budget.
Persiapan untuk menjadikan Terminal 2F sebagai terminal yang menawarkan ketentuan tarif yang lebih murah ketimbang dengan terminal lain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah mendapat respon positif dari Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata.
"Hari ini kami (Kemenpar dan AP II) membahas bahwa kami akan secara formal mengoperasikan Terminal 2F sebagai LCCT pada 1 Mei mendatang. Sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden yang kemudian diinstruksikan melalui Menteri BUMN, Menteri Perhubungan dan Menteri Pariwisata," ujar Presiden Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Kamis (21/3/2019) seperti dalam siaran pers yang diterima detikcom.
Strategi menjadikan Terminal 2F sebagai LCC agar segmentasi setiap terminal berbeda. Khususnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang memiliki Terminal 1, 2, 3 dan sebentar lagi akan ada Terminal 4.
"Ditambah lagi akan dibangun terminal khusus umrah, sehingga perlu ada segmentasi setiap terminal. Kami sudah melaporkan kepada Menteri perhubungan dan responnya positif," terang Awaluddin.
Termasuk juga, hari ini kepada Menteri Pariwisata PT Angkasa Pura II sudah melakukan pemaparan. "Secara teknis tadi Pak Menpar minta pengalokasian parking stand dan contact stand maskapai khusus LCC minta ditambah dari yang ada saat ini. Karena kan untuk supporting pariwisata itu salah satu yang menambah volume inbound traffic atau foreign tourist arrivals dari LCCT," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar