- Vaksin COVID-19 Sinovac sebagaimana yang tersedia di Indonesia disebut belum terbukti secara ilmiah 'mempan' melawan varian baru virus Corona B117 asal Inggris.
"Kalau di Inggris sih vaksinnya terbukti efektif menangkal varian itu. Mereka memakai Pfizer. Bagaimana Indonesia? Belum ada bukti Sinocac bisa menangkal B.1.1..7. Kita tunggu saja bukti ilmiahnya," ujar Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, dikutip detikcom dari akun Twitter @ProfZubairi atas izin yang bersangkutan.
Namun saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh detikcom, Prof Zubairi menyebut, bukan berarti tertutup kemungkinan Sinovac gagal melawan varian Corona B117.
Bahkan menurutnya, lebih besar potensi Sinovac mempan melawan B117 dibanding kemungkinan gagalnya.
"Ya, memang ada (potensi Sinovac tak mempan melawan B117), tapi kecil. Karena kalau divaksinasi itu kekebalan yang muncul itu tidak hanya di 1 bidang saja, namun ada beberapa bagian dari kekebalan yang muncul setelah divaksinasi. Sedangkan kalau ada mutasi virus seperti B117 ini dia akan menganulir, tidak semua kekebalan yang muncul akibat vaksin, namun hanya sebagian," terangnya pada detikcom, Kamis (4/3/2021).
Menurutnya, riset ilmiah tetap dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan Sinovac melawan B117. Sebab, B117 bersifat amat mudah menular.
Meski tak terbukti memicu gejala lebih berat pada pasien COVID-19, risiko yang ditakutkan dari penularannya yang cepat adalah peningkatan beban rumah sakit.
"Kemungkinan terbesar adalah Sinovac tetap mampu menangkal B117. Kita menunggu data ilmiahnya, namun dari beberapa analisa tadi dan juga contoh keberhasilan di Inggris, masih sangat amat mungkin (berhasil). Skenario terbesar adalah Sinovac akan berhasil menangkal B117," imbuhnya.
https://nonton08.com/movies/underwater-5/
Varian COVID-19 B117 di Depan Mata, Kemenkes: Jangan Asal Pakai Masker
Indonesia melaporkan dua kasus varian baru Corona B117 di daerah Karawang. Varian yang pertama kali dilaporkan Inggris ini jadi perhatian karena disebut bersifat lebih mudah menular daripada varian sebelumnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi, mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan khawatir berlebihan terkait kabar temuan varian COVID-19 B117. Pasalnya varian ini tidak terbukti menyebabkan gejala infeksi yang lebih berat.
Upaya pencegahannya pun kurang lebih sama yaitu penerapan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M). Hanya saja kali ini penerapannya memang harus lebih disiplin atau ketat untuk menyesuaikan kemampuan penularan virus.
Oscar memberi contoh misalnya kebiasaan memakai masker. Diharapkan tidak ada lagi warga yang sembarangan memakai masker, asal 'menempel' di wajah.
"Tidak usah resah, namun tetap waspada. Kuatkan proteksi diri dengan 3M tadi. Pilih masker yang benar, jangan asal sembarangan saja pakai masker," kata Oscar dalam program Siaran Radio Kesehatan, Jumat (5/3/2021).
Satgas Pengendalian COVID-19 sebelumnya ikut mengutip rekomendasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) tentang penggunaan masker dobel atau dirangkap. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan filtrasi dan mencegah COVID-19 dengan lebih baik.
Dikutip dari situs resmi CDC, pedoman yang diperbarui pada 10 Februari 2021 tersebut menyarankan pemakaian masker medis ditambah masker kain. Pastikan masker kain yang dipakai dapat menutup dan menekan sisi-sisi samping maser medis pada wajah.
"Jangan pakai dua masker medis sekali pakai bersamaan. Masker ini tidak dirancang untuk bisa menutup pas di wajah, sehingga memakai lebih dari satu tidak akan menambah keketatan pemakaian masker," tulis CDC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar