Setiap kehidupan pasti ada pahit dan manisnya. Begitupun menjadi pengusaha atau pebisnis. Buat kamu yang mau banting setir dari karyawan menjadi entrepreneur perlu mengetahui pahit dan manisnya.
Coach Yohanes mengatakan jangan langsung membayangkan enaknya saja sebagai pengusaha. Sebab, ada konsekuensi yang harus diterima ketika memutuskan untuk menjadi pebisnis.
"Kemarin saya baru baca kalimat menarik sekali, ada seorang karyawan yang posting bilang 'saya mau lepas dari keterikatan waktu jam 9 sampai jam 5 di kantor. Saya mau jadi entrepreneur' terus kalimat bawahnya 'begitu saya jadi entrepreneur ternyata saya baru sadar ternyata kerjanya 24 jam kali 7 hari'," tutur Coach Yohanes dalam program dMentor: 'Business is Fun!' yang tayang kemarin Selasa (2/3/2021).
Dia berpesan, buat yang mau menjadi pengusaha harus tahu dulu mengenai apa yang dia sebut 'entrepreneur mantra', yang terdiri dari bagian a dan bagian b.
"Bagian a-nya bilang begini: seorang entrepreneur adalah orang yang mau hidup bertahun-tahun dalam hidupnya seperti kebanyakan orang tidak mau. Nah bayangin? jadi kerja keras luar biasa, malam orang-orang udah tidur masih bangun, orang-orang belum bangun kita sudah bangun," sebutnya.
Belum lagi Sabtu dan Minggu harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Pertanyaannya, lanjut dia, apakah yang mau menjadi entrepreneur siap membayar harga seperti itu?
"Untungnya ada bagian b, kalimatnya bilang begini: namun sepanjang hidupnya bisa hidup seperti kebanyakan orang tidak bisa. Kok orang tidak bisa? ya iya karena bisnisnya profitable-nya iya, financial freedom iya, satu lagi adalah bisa time freedom," jelasnya.
Penjelasan dari hal di atas, artinya kamu bisa bebas jalan-jalan, bisnis tetap jalan dan pastinya tetap untung kalau jadi pengusaha.
"Artinya bebas bisa jalan mau ke mana saja. Kayak saya bersyukur sekali sebelum pandemi saya baru balik dari Amerika bersama keluarga saya liburan hampir 4 minggu di Amerika. Berapa bulan sebelumnya baru balik 5 minggu jalan-jalan ke Eropa. Bahkan kemarin di Januari kita baru liburan di Bali itu sebulan lebih. Tapi bisnis bisa jalan terus, berdampak, profitable dan auto pilot," tambah Coach Yohanes.
https://indomovie28.net/movies/hummingbird/
Galau Mau Jadi Pengusaha atau Tetap Jadi Karyawan? Ini Jawabannya
Barangkali kamu salah satu karyawan yang sedang galau ingin banting setir menjadi pengusaha atau tetap menjadi anak buah dari si bos. Nah, beberapa hal ini bisa membantu kamu memecah kebuntuan itu.
Bisa saja kamu galau untuk hijrah menjadi pebisnis karena dihantui oleh rasa takut. Menurut Coach Yohanes, apa yang kita pikirkan itulah yang akan kita dapatkan. Jika kamu takut akan sesuatu ketika memulai bisnis maka itulah yang akan didapat.
"Jadi, kalau kita takut saya selalu percaya kalimat in this like, we get what we believe, dalam hidup ini ya kita dapat apa yang kita percayai. Kalau percayanya bangkrut ya bangkrut," kata dia dalam program dMentor: 'Business is Fun!' yang tayang kemarin Selasa (2/3/2021).
Jangan khawatir, Coach Yohanes punya sudut pandang lain untuk meredam ketakutan-ketakutan semacam itu. Bila kami menilai menjadi pebisnis atau pengusaha lebih berisiko ketimbang jadi karyawan, menurutnya justru sebaliknya.
"Kalau yang namanya jadi karyawan, customernya karyawan itu ada berapa orang? customernya karyawan cuman satu, yaitu bosnya langsung. Berarti kalau customernya pecat dia berarti dia kehilangan customer semua kan langsung 100%," jelasnya.
Sedangkan menjadi pebisnis, kamu bakal memiliki peluang mendapatkan lebih dari satu customer. Ada satu customer yang pergi? jangan khawatir, masih banyak calon customer yang bisa dirangkul.
"Waktu kita bangun bisnis customer kita satu atau banyak? ada banyak. Satu customer tidak suka produk atau jasa kita, mungkin dia pindah atau dia apa, masih ada customer yang lain atau nggak? resikonya besaran di mana? jadi semua tinggal cara pandang kita melihat," ujar Coach Yohanes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar