Testosteron memiliki peran penting untuk meningkatkan dorongan seksual seseorang. Seiring bertambahnya usia, kadar hormon testosteron akan terus berkurang, sehingga libido pun menjadi ikut menurun.
Namun, terdapat cara alami yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kadar testosteron, seperti rutin berolahraga dan menjaga keseimbangan berat badan. Di sisi lain, makanan yang dikonsumsi setiap harinya ternyata juga dapat memengaruhi testosteron, lho.
Pasalnya, makanan yang dikonsumsi tidak hanya berdampak bagi kesehatan tubuh, tetapi juga komponen lainnya, termasuk hormon seperti testosteron. Mengonsumsi terlalu banyak makanan tertentu dapat memengaruhi keseimbangan hormon seseorang.
Meski pria lebih banyak memproduksi testosteron, hormon ini juga sama pentingnya bagi wanita. Sebab, testosteron dapat meningkatkan massa otot, tulang, dan memengaruhi reproduksi. Dikutip dari laman Medical News Today, berikut 4 jenis makanan yang dapat mengurangi tingkat testosteron dalam tubuh.
1. Produk kedelai
Makanan dengan bahan dasar kedelai, seperti tahu, edamame, dan protein kedelai mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang mirip dengan estrogen yang terdapat dalam tubuh. Sebuah studi pada jurnal German Medical Science menyatakan, belum terdapat penjelasan mengenai hubungan antara mengonsumsi kedelai dengan tingkat testosteron.
Namun, para ahli mengatakan bahwa fitoestrogen yang terkandung pada kedelai dapat memengaruhi tubuh tanpa mengubah tingkat hormon dalam tubuh, sehingga bisa menyebabkan tingginya kadar estrogen.
2. Alkohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap testosteron, terutama pada pria. Meski sejumlah studi menyatakan bahwa mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit dapat meningkatkan kadar testosteron pada pria, hal ini bukan berarti mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak memiliki efek yang sama.
Sebuah studi yang diunggah di Current Drug Abuse mengatakan bahwa rutin mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan turunnya kadar testosterone pada pria.
3. Peppermint
Peppermint memiliki efek menenangkan jika dicampurkan dengan teh. Namun, menthol yang terkandung dalam mint ternyata dapat mengurangi tingkat testosteron.
Penelitian mengenai hal ini pernah diunggah di BMC Complementary & Alternative Medicine yang menyatakan bahwa mint dapat menyebabkan turunnya kadar testosteron pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
4. Produk susu
Bagi kamu yang ingin meningkatkan kadar testosteron, maka salah satu jenis makanan yang harus dihindari adalah makanan yang mengandung susu. Sebab, susu sapi mengandung hormon alami yang dapat memengaruhi tingkat testosteron.
https://indomovie28.net/movies/survivor/
Ada 2 Kasus Varian Corona Inggris B117 di Indonesia, Kapan Masuknya?
- Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono mengumumkan temuan dua kasus varian baru Corona Inggris B117 di Indonesia. Kabar ini disampaikan tepat setahun peringatan pandemi Corona di Indonesia.
"Saya mendapatkan informasi bahwa tepat dalam setahun ini kita menemukan mutasi B117 UK mutation di Indonesia," ungkapnya dalam konferensi pers setahun pandemi Corona RI, Selasa (2/3/2021).
"Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan 2 kasus. Artinya apa, artinya kita akan menghadapi pandemi ini dengan tingkat kesulitan yang makin berat," lanjutnya.
Namun, dalam kesempatan terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio menyebut varian baru Corona Inggris B117 sebenarnya sudah ditemukan di RI beberapa minggu lalu.
"Kasusnya sebenarnya kasus impor yang datang di Indonesia, dan datangnya bukan tadi malam. Datangnya beberapa minggu yang lalu. Karena berbagai prosedur baru terdeteksi ada dua kasus," kata Prof Amin dalam diskusi online di kanal YouTube medcomid, Selasa (2/3/2021).
Lebih lanjut, Prof Amin menyebut varian baru Corona Inggris B117 bisa mengganggu hasil tes PCR. Meski begitu, ia menegaskan pihak Eijkman dan Litbangkes tengah membentuk satu tim khusus untuk terus memantau temuan varian baru Corona Inggris.
"Mutasi itu bisa bisa berubah struktur molekulnya, sehingga mungkin menyebabkan diagnostik atau PCR itu kurang sensitif, karena yang dicari gen tertentu. Nah, kalau gen nya berubah karena mutasi maka kit yang tersedia sekarang itu belum mengenal," jelasnya.
"Kami, Kemenristek, dan Litbangkes Kemenkes sudah membentuk satu tim untuk memperkuat dan mencari varian yang baru, tidak hanya yang dari Inggris itu," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar