Sejumlah rumah sakit terlihat mulai membuka pre order vaksin COVID-19. Antusiasme masyarakat untuk melakukan pre order vaksin COVID-19 disebut cukup tinggi dan banyak yang ingin mendaftarkan diri sebagai penerima vaksin.
Salah satu rumah sakit yang melayani pre order vaksin COVID-19 adalah RS Universitas Islam Indonesia (RS UII). Direktur Utama RS UII Widodo Wirawan mengatakan ada permintaan dari Kementerian Kesehatan untuk mendata pemesanan.
Menanggapi soal pre order vaksin COVID-19, juru bicara vaksin COVID-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi menegaskan Kemekes belum meminta RS untuk melakukan pendataan terkait vaksin COVID-19.
"Tidak ada itu Kemkes minta begitu. Mendata nakes iya, tapi tidak ke masyarakat. Dan itu (pendataan) lewat Dinas Kesehatan," kata dr Nadia saat dihubungi detikcom, Sabtu (12/12/2020).
Seperti yang diketahui, sampai saat ini status vaksin yang baru tiba di Indonesia masih menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum bisa diberikan pada masyarakat. Selain itu vaksin juga masih diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.
Disebutkan oleh dr Nadia, memang ada dua skema pemberian vaksin COVID-19 yakni melalui pemerintah dan mandiri. Namun sampai saat ini untuk vaksinasi mandiri masih dalam pembahasan pihak-pihak terkait.
"Sampai saat ini skema mandri masih dalam pembahasan. Nanti kalau petunjuk teknis sudah ada, akan disosialisasikan," tegasnya.
https://movieon28.com/movies/street-stall/
Kenali Pemicu Delirium, Gejala Baru yang Diidap Pasien COVID-19
Delirium adalah gejala baru yang dialami pasien COVID-19. Kondisi ini dialami oleh sejumlah pasien positif virus Corona, khususnya lansia.
Delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan dan kesadaran yang berkurang. Seseorang yang mengalami delirium akan merasakan sulit untuk berpikir, berkonsentrasi, mengingat, dan kesulitan tidur.
Mengutip laman Mayo Clinic, gejala delirium biasanya dimulai dengan cepat dalam beberapa jam atau beberapa hari. Gejala delirium sering berfluktuasi sepanjang hari, namun ada periode tanpa gejala. Gejala delirium cenderung menjadi lebih buruk pada malam hari.
Sejumlah penelitian telah mempelajari tentang manifestasi COVID-19 pada sistem saraf. Delirium dan keadaan kebingungan, adalah gejala yang cukup umum oleh pasien COVID-19 yang dapat terjadi sejak hari pertama.
Studi yang diterbitkan di JAMA Network menemukan terhadap 817 pasien lansia positif virus Corona, 28 persen mengalami delirium saat presentasi, dan delirium adalah gejala keenam yang paling umum dari semua gejala dan tanda yang muncul. Di antara pasien mengigau, 16 persen menunjukkan delirium sebagai gejala utama dan 37 persen tidak memiliki gejala atau tanda COVID-19 yang khas, seperti batuk atau demam.
Penelitian tersebut mencatat bahwa temuan ini menunjukkan pentingnya klinis memasukkan delirium pada daftar periksa pada pasien yang menunjukkan tanda dan gejala COVID-19.
Sebuah temuan dari Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy menunjukkan bahwa kemungkinan berkembangnya delirium juga tergantung pada gejala neurologis ringan lainnya, seperti hilangnya indra penciuman atau pengecap.
Penelitian tersebut juga mengamati pada tingkat paling awal, delirium dapat dipicu oleh tiga faktor, yakni:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar