Menjalankan bisnis tidak selalu berjalan mulus. Ada hambatan yang akan ditemukan ke depannya, bisa pecah dengan partner di tengah jalan hingga bangkrut dan terbelit utang.
CEO Calibreworks Sunil Tolani kondisi gagal tersebut tak jarang menimbulkan trauma untuk pengusaha. "Itu bisa masuk ke fase trauma. Kalau pengusaha sudah trauma bisa langsung ketemu psikolog atau mengikuti self assesment test, dengan ini kita akan mengerti kecenderungannya seperti apa," kata Sunil dalam acara dMentor, Rabu (16/12/2020).
Sunil mengatakan, pengusaha juga harus menyadari pola kegagalan yang dialami. Pola ini biasanya akan terlihat jika sudah gagal berkali-kali.
Dia menyebut, dirinya sudah gagal berkali-kali dan bangkit berkali-kali dalam bisnis. "Saya gagal dan bangkit berkali-kali dan caranya gampang. Gampang gagal dan gampang bangkit. Nah ini yang harus dilihat kenapa polanya seperti itu. Apa alasannya tidak bisa mempertahankan," imbuh dia.
Menurut dia setelah menemukan pola, pengusaha juga harus melihat ke belakang atau flashback apa yang sudah terjadi dan solusi apa yang dibutuhkan.
"Ada hal yang kadang tidak disadari prinsip aturan dan SOP yang terbawa dengan kebiasaan lama," ujar dia.
Karena itu, pengusaha yang sudah melalui masa tersebut harus didampingi oleh coach atau seorang yang mendampingi bisnis tapi tidak ikut campur dalam bisnis. Coach ini juga bisa menjadi reflektor bisnis agar bisa berkembang menjadi lebih baik.
Selain itu jika memang sempat gagal, pengusaha harus berdamai dengan diri sendiri. Melakukan refleksi dengan berdoa, bersyukur dan playback melihat apa penyebab hingga bisa terjadi.
"Kalau di kantor dan kena PHK harus lihat juga apa penyebabnya. Jika ada teman yang dipertahankan sebut dia jago membangun relasi dan dia bisa melakukan hal yang tidak bisa kita lakukan dia punya performance. Keberuntungan itu adalah faktor x, kadang orang kalau lagi nggak beruntung itu nggak siap dan saat beruntung nggak sadar," ujar dia.
https://kamumovie28.com/movies/pretty-boy-floyd/
RI-China Sehati soal Urusan Dagang, Ini Buktinya
Hubungan dagang antara Indonesia dengan China sangat erat. Bahkan kedua negara memiliki peran yang cukup besar dalam neraca perdagangan masing-masing negara. Sepertu Indonesia yang terbukti sangat bergantu dengan negeri Tirai Bambu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja neraca dagang Indonesia masih didominasi oleh kontribusi China pada November 2020. Ekspor dan impor nasional tercacat paling besar ke dan dari China.
Untuk kinerja ekspor, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan terjadi peningkatan nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 461,8 juta ke China selama bulan November 2020. Setelah China ada negara Malaysia, Pakistan, Jepang, dan India.
"Kalau kita lihat berdasarkan negara tujuan, peningkatan ekspor selama November terjadi untuk tujuan Tiongkok di mana totalnya bertambah US$ 461,8 juta, dan barang utama besi dan baja, bahan bakar mineral," kata Suhariyanto dalam video conference, Selasa (15/13/2020).
Untuk nilai ekspor ke Malaysia, Suhariyanto bertambah sebesar US$ 158,1 juta, ke Pakistan bertambah US$ 128,9 juta, ke Jepang bertambah US$ 124,2 juta, dan India bertambah US$ 87,9 juta.
"Sebaliknya yang mengalami penurunan ke Swiss sebesar US$ 136,4 juta, lalu ke Spanyol, Vietnam, Filipina dan Myanmar juga turun," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar