Seorang pria bernama Liu Liang dari Hunan, China mengalami kebotakan karena olahraga yang dilakukannya terlalu berlebihan. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika mulai pergi ke tempat gym.
Dikutip dari laman World Of Buzz, setelah enam bulan melakukan olahraga di tempat gym, pria 24 tahun tersebut menyadari bahwa ia kehilangan banyak rambut. Dia merasa sangat kesal dengan kenyataan bahwa dia menjadi botak bahkan sebelum dia mencapai tubuh yang diimpikannya.
Untuk mencari tahu apa penyebabnya, Liu berkonsultasi dengan dr Zhang Yu yang bekerja di Departemen Dermatologi Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Chin Provinsi Hunan. Dokter mendiagnosisnya dengan androgenic alopecia.
Dikutip dari WebMD, androgenic alopecia adalah suatu kondisi yang bisa menyerang pria dan wanita. Pria dengan kondisi ini, mulai mengalami kerontokan rambut sejak usia remaja atau di umur awal 20-an, sementara itu wanita tidak mengalami penipisan rambut hingga usia 40-an atau lebih.
Dr Zhang melanjutkan, jika saat seseorang berolahraga maka produksi testosteronnya akan meningkat. Testosteron kemudian akan berubah menjadi dihidrotestosteron. Saat kadar dihidrotestosteron meningkat, ini memicu dan menyebabkan alopesia androgenik.
Setelah mengalami kebotakan, Liu kemudian berhenti berolahraga dan mulai untuk minum obat China dan pengobatan akupuntur. Saat melakukan pengobatan rambut Liu sudah tumbuh kembali.
Namun, awal tahun ini Liu kembali untuk olahraga dan menjadi botak lagi. Saat ini dia melakukan transplantasi rambut.
Ridwan Kamil Ungkap Kelebihan Jika Vaksin Corona Dibuat di Bandung
Indonesia tengah mempersiapkan kandidat vaksin yang diproduksi di dalam negeri, yaitu vaksin merah putih, GX-19, Sinopharm, dan Sinovac. Vaksin Sinovac ini diproduksi oleh Bio Farma yang telah melakukan uji klinis fase ketiga.
Vaksin ini telah melewati fase 3 di Bandung, Jawa Barat yang dijadwalkan berjalan selama 6 bulan dan target selesai pada Januari 2021. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan vaksin yang diproduksi di Bandung ini memiliki berbagai kelebihan.
"Kelebihannya karena diproduksi di Bandung, maka harganya murah," ujarnya dalamwebinarYouTube, Kamis (3/9/2020).
"Jumlahnya bisa kita atur. Kita tidak bisa dikendalikan oleh barang, kalau barang jadi kita kan diimpor vaksinnya, nanti diatur antar negara...wah panjang," imbuhnya.
Berdasarkan data hasil uji klinis tahap awal kandidat vaksin Sinovac, CoronaVac bisa menginduksi terbentuknya antibodi dan memperkuat sistem imunitas tanpa efek samping yang merugikan. Bio Farma pun menargetkan vaksin ini bisa diproduksi pada kuartal pertama 2021.
Dalam pemaparannya, Ridwan meminta dukungan dan doa agar vaksin yang tengah diproduksi ini bisa segera hadir di tengah masyarakat. Menurutnya, jika vaksin ada, pandemi yang melanda Indonesia saat ini bisa dikatakan berakhir.
Sudah 6 Bulan Berlalu, Ini Alasan Corona di Indonesia Belum Juga Teratasi
Sudah enam bulan menghadapi wabah Corona, gelombang pertama virus Corona di Indonesia belum juga usai. Ada tiga kesalahan yang disoroti ahli epidemiologi mengapa wabah Corona belum juga usai.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, menjelaskan salah satunya terkait masalah zonasi. Seperti halnya pengkategorian wilayah zona hijau, tidak benar-benar menandakan tingkat infeksi wilayah tersebut rendah.
"Karena mobilitas penduduk itu tidak bisa kita batasi. Misalnya 5 wilayah kuning hijau, dalam waktu berapa hari berubah karena ada laporan kasus, jangan gunakan zonasi hijau dan memberikan kesan kita aman dan masih ada penularan," paparnya dalam sebuah diskusi online, Kamis (3/8/2020).
"Zona hijau tidak merefleksikan yang sesungguhnya. Jadi saat mereka merasa aman, terjadilah klaster baru di sekolah, pabrik, kantor, karena membuat orang menjadi tidak waspada," lanjutnya.
Pandu menyoroti beberapa alasan lain yang membuat wabah Corona di Indonesia belum juga berakhir. Apa saja?
"Tidak memperkuat surveilans. Melupakan peran layanan primer dan masyarakat harus diajak sejak awal dan kemudian kita karena tadi disuruh patuh secara massal untuk melakukan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) tanpa menyadari kewaspadaan itu membuat masyarakat lalai," pungkasnya.
Meningkatkan surveilans dan memastikan masyarakat melakukan protokol kesehatan dengan baik merupakan kunci yang dinilai Pandu bisa menekan penularan Corona.
https://cinemamovie28.com/killers/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar