Penularan COVID-19 pada umumnya terjadi dari lingkungan terdekat baik dari teman maupun keluarga. Apa sih yang harus dilakukan saat orang terdekat dinyatakan positif COVID-19?
dr Dewi Nur Aisyah Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 menjelaskan seseorang yang melakukan kontak erat dengan pasien positif COVID-19 harus segera contact tracing. Contact tracing dilakukan para tenaga kesehatan saat menemukan satu laporan kasus positif COVID-19.
"Apa sih sebenarnya penelusuran kontak itu? Jadi yang dilakukan oleh para tenaga surveilans di lapangan, ketika mereka menemukan ada satu laporan kasus positif misalnya, maka dia akan mendatangi pasien tersebut," ungkap dr Dewi saat melakukan siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Rabu (30/9/2020).
- Ditanyakan bagaimana kondisinya
- Dipastikan apakah ada gejala COVID-19 atau tidak
- Dilakukan pemeriksaan swab test untuk mengetahui apakah terpapar atau tidak
- Wajib karantina atau isolasi mandiri sampai hasil tes COVID-19 keluar.
"Ketika ada seseorang yang kontak erat dengan pasien positif COVID-19 ini wajib karantina mandiri atau isolasi mandiri sampai dengan hasil keluar," tegas dr Dewi.
Sementara itu, bila pasien yang melakukan kontak erat dinyatakan positif COVID-19, penelusuran kontak akan dimulai melalui riwayat perjalanan kembali. Dilanjut dengan memastikan kondisi pasien apakah memiliki penyakit penyerta atau tidak.
"Apa ada kondisi penyerta nggak? pernah pergi kemana aja, berapa lama dengan siapa, kemudian pernah kontak erat dengan siapa saja, list serumah dengan siapa, kemudian juga sempat pergi ke kantor nih ketemu dengan seruangan ada A, B, C, dan E," ungkapnya.
"Jadi kontak kontak erat ini diidentifikasi. Siapa sajakah orang-orang yang memang punya kontak erat dengan pasien positif," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/fearless/
Dear Milenial, Ini 9 Tips Menjaga Kesehatan Jantung di Usia Muda
Generasi milenial berusia 20-40 tahun sedang berada dalam masa-masa produktif. Sayangnya, di usia ini, kondisi kesehatan juga akan mulai menurun.
Apalagi jika Anda mengabaikan perawatan tubuh dan menjalani gaya hidup tidak sehat, maka risiko munculnya penyakit jantung pun akan meningkat seiring bertambahnya usia.
"Meskipun mungkin tidak ada konsekuensi langsung, mengabaikan perawatan tubuh Anda saat Anda masih muda dapat menyebabkan kesehatan jantung yang buruk seiring bertambahnya usia. Penting untuk mengembangkan kebiasaan gaya hidup sehat sekarang, agar Anda dapat menghindari komplikasi jantung di masa mendatang," kata ahli jantung di Bronson Advanced Cardiac Healthcare Dr. Nicholas Hoeve dikutip dari Bronson Healthcare.
Berikut 9 tips menjaga kesehatan jantung yang bisa Anda lakukan sejak muda.
1. Perhatikan Makanan yang Dikonsumsi
Pizza, burger, dan makanan olahan sering dikonsumsi generasi muda karena hemat waktu. Masalahnya makanan-makanan tersebut sangat tinggi sodium dan lemak. American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk menghindari makanan-makanan tersebut agar jantung lebih sehat.
Ganti makanan cepat saji tersebut dengan biji-bijian, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran. Makanan-makanan tersebut dikemas dengan nutrisi yang mendukung kesehatan jantung.
2. Berolahraga Secara Teratur
Dr. Hoeve mengatakan olahraga rutin dapat memudahkan jantung Anda untuk memompa darah. "Aktivitas fisik meningkatkan kadar oksigen dalam darah Anda dan membantu sirkulasi. Peluang Anda terkena penyakit jantung berkurang secara signifikan saat Anda menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian Anda," tambahnya.
3. Kurangi Minum Alkohol
Minum alkohol secara berlebihan bisa merusak fungsi jantung. AHA merekomendasikan untuk tidak melebihi dua gelas per hari untuk pria dan satu gelas per hari untuk wanita. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin tinggi risiko Anda untuk meningkatkan tekanan darah dan stroke.
4. Berhenti Merokok
Merokok juga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Studi yang dilakukan oleh University of Athens dan Harvard School of Public Health menyatakan setelah seseorang terpapar asap rokok beberapa menit akan terjadi perubahan fisiologis secara langsung yang menyebabkan saluran udara menyempit sehingga lebih sulit bagi tubuh untuk mengambil oksigen yang diperlukan tubuh.
Merokok juga memicu pertumbuhan plak di pembuluh arteri. Saat terbentuknya plak, hal itu dapat menyumbat arteri yang dapat menyebabkan pembekuan darah. Gumpalan yang cukup besar dapat menghalangi aliran darah melalui arteri. Ini menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar