Otoritas bea cukai China menangguhkan impor makanan seafood yang berasal dari salah satu eksportir Indonesia. Dalam keterangannya, pelarangan masuk makanan impor dari Indonesia ini dilatarbelakangi temuan patogen virus Corona COVID-19 pada kemasan produk ikan layur beku.
China sejak awal Juni memang memperketat masuknya produk impor dan makanan beku di tengah wabah COVID-19. Terlebih beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti China menemukan virus Corona mampu bertahan pada makanan impor beku lebih dari seminggu.
Bisakah virus Corona COVID-19 menular lewat makanan?
Sejumlah peneliti yang tergabung dalam The International Commission on Microbiological Specifications for Foods (ICMSF) meragukan kemungkinan akan penularan virus Corona COVID-19 dari makanan. Makanan dinilai sangat tidak mungkin menjadi sumber kontaminasi infeksi virus Corona COVID-19.
"Sampai saat ini, belum ada bukti bahwa makanan, kemasan makanan, atau cara penanganan makanan menjadi sumber atau jalur penularan COVID-19," tulis ICMSF, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman CNN.
Temuan tersebut selaras dengan laporan dari Food and Drug Administration (FDA) yang menyebutkan bahwa tidak ada risiko nyata terinfeksi virus Corona COVID-19 dari makanan atau kemasannya. Disebutkan juga bukti bahwa virus Corona bisa mengkontaminasi makanan atau kemasan sangat sedikit.
"Meski kemungkinan orang bisa makan sesuatu yang terkontaminasi virus Corona itu ada, tapi kami tak pernah melihat kasus seperti itu," tambah ICMSF.
Meski kemungkinan penularannya kecil, prinsip kehati-hatian tetap perlu diterapkan dalam membeli, mengolah, sampai mengonsumsi bahan makanan. Pastikan selalu mencuci tangan sebelum memasak dan mengonsumsi makanan jenis apapun.
https://cinemamovie28.com/harry-potter-and-the-philosophers-stone/
Momen Haru Tenaga Kesehatan Rawat Pasien COVID-19 Tanpa Pamrih
Beberapa tenaga kesehatan termasuk perawat tetap merasa optimis di tengah penambahan pasien terus menerus. Seperti yang diceritakan perawat COVID-19 saat harus mengutamakan keselamatan pasien dalam kondisi apapun.
Perawat COVID-19 di RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, Ester Mamahit, mengakui bahwa pasien COVID-19 semakin bertambah banyak seiring waktu. Oleh sebab itu, virus Corona bukanlah hal yang main-main.
"Awal-awal tuh, pasien COVID yang dirawat paling dua orangan yang masuk. Sekarang bisa 10 orang di ruangan ICU, gonta-ganti pasien terus," ujar Ester saat dihubungi detikcom, Jumat (18/09/2020).
Ester juga mengaku bahwa perawat sangat kewalahan menangani pasien COVID-19. Sebab, jumlah tenaga kesehatan tidak sebanding dengan pasien yang ada.
"Di saat tenaga nggak cukup, tetap pasien harus dimasukin cuma karena bed nya ada yang kosong. Kita nggak cukup orang dan tenaga, mau nggak mau bagi-bagi tugas," ujarnya.
Selain itu, Ester juga menceritakan bahwa adanya tekanan yang dirasakan perawat juga dari pasien COVID-19. Misalnya, pasien dengan rawat ICU dalam kondisi tak sepenuhnya sadar, memaksakan diri dan ngeyel untuk bangun dan mencabut alat-alat yang terpasang pada tubuh mereka. Oleh sebab itu, perawat harus selalu sigap untuk menangani masalah tersebut.
Tak sedikit juga pasien dengan kondisi tubuh yang seharusnya memang dirawat di ruangan biasa, justru meminta untuk masuk ruang ICU. Sebab, suhu di ruangan biasa cukup panas, tak sebanding dengan dinginnya ruangan ICU.
Selain itu, Ester juga menceritakan masih ada pasien yang suka menyuruh-nyuruh perawat. Padahal kondisinya, dia mampu dan sangat memungkinkan untuk melakukannya sendiri, misal mengambil barangnya sendiri.
Di balik semua itu, Ester merasa puas ketika melihat ada pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh. Ia menceritakan, saat itu ada seorang pasien yang berada di ruang ICU selama dua bulan dan tak sadarkan diri. Beruntung, pasien tersebut dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.
Dalam berbagai kejadian yang dialaminya dengan pasien COVID-19, Ester berharap bahwa semua ini bisa menjadi pelajaran bagi setiap orang. Namun, ia sendiri tetap optimis bisa terus menjalani tugas.
"Masyarakat masih belom aware sama virus Corona. Anggap COVID-19 nggak ada. Akhirnya pas kena, baru sadar kalau virus ini emang ada," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar