Klaster kantor menjadi salah satu penyumbang tingginya kasus Corona COVID-19 di Indonesia. Apa yang harus dilakukan jika ada karyawan yang terpapar penyakit ini di kantor?
Dijelaskan oleh Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, SKM, MSc, DIC, PhD, berikut sederet langkah yang harus dilakukan jika ada karyawan yang terpapar virus Corona di kantor.
1. Pemeriksaan kepada karyawan dalam satu ruangan dan satu lantai
Dewi menjelaskan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan tes Corona secara massal pada semua orang yang berada dalam satu ruangan dan satu lantai dengan karyawan tersebut.
"Bahkan nggak ada kontak satu ruangan juga perlu diperiksa, karena kita nggak tahu ventilasi udaranya atau sirkulasinya di sana," kata Dewi dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Rabu (30/9/2020).
Penggunaan kamar mandi secara bersama menjadi salah satu alasan mengapa semua orang dalam satu lantai juga ikut perlu melakukan tes Corona meski mereka tidak berada satu ruangan dengan karyawan yang positif COVID-19.
2. Pemeriksaan pada keluarga karyawan dan kontak erat pasien
Dewi mengatakan, untuk mencegah penyebaran COVID-19 meluas, orang yang pernah melakukan kontak erat meski tidak satu lantai dan pihak keluarga karyawan tersebut juga perlu dilakukan tes Corona.
"Ini terutama pada teman-teman yang karyawannya yang memang kontak erat, bisa jadi nggak satu lantai, bisa jadi nggak satu ruangan, tapi teman main. Bisa jadi makan siangnya bareng, pulangnya bareng," jelasnya.
3. Disinfeksi seluruh kantor
Langkah selanjutnya, disinfeksi seluruh kantor untuk mencegah adanya jejak virus Corona yang mungkin saja masih menempel di berbagai permukaan benda di kantor.
"Disinfeksi wajib ke semua wilayah yang ada di kantor, ke semua ruangan-ruangan," ujar Dewi.
4. Isolasi mandiri sampai hasil tes negatif COVID-19
Dewi menegaskan, bagi karyawan yang sudah melakukan tes Corona dan sedang menjalani karantina mandiri di rumah, sebaiknya tidak pergi ke mana pun termasuk ke kantor hingga hasil tesnya dikatakan negatif COVID-19.
"Wajib ketika sedang menunggu hasil sama seperti yang tadi, isolasi mandiri, jangan masuk kantor dulu sampai hasilnya keluar," tegasnya.
https://cinemamovie28.com/8-slices/
5 Provinsi yang Warganya Paling Merasa 'Sakti' Tak Akan Kena Corona
Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, menyebut tingginya kasus Corona di Indonesia disebabkan banyaknya warga yang masih meremehkan COVID-19.
"Ada lima provinsi teratas yang masyarakatnya percaya tidak akan terpapar COVID. Pertama itu DKI angkanya berada pada posisi 30 persen, Jawa Timur 29 persen, Jawa Tengah 18 persen, Jawa Barat 16 persen, serta Kalimantan Selatan 14 persen," kata Doni dalam siaran pers BNPB melalui kamal YouTube, Senin (28/9/2020).
Meski data ini diambil dari bulan Juli 2020 dan sudah mulai banyak orang yang merubah pola perilakunya untuk melakukan pencegahan COVID-19, Doni tetap menegaskan agar masyarakat tidak lengah dalam menghadapi penyakit ini.
"COVID bukanlah rekayasa, COVID bukan konspirasi," tegas Doni.
"Kita tidak boleh anggap enteng, kita tidak boleh menganggap remeh, beberapa provinsi telah mengalami kemajuan, tetapi ini pun tidak boleh kendor. Begitu kendor, bisa-bisa kasusnya meningkat lagi," jelasnya.
Doni pun menjelaskan, ia dan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang COVID-19, agar kesadaran masyarakat akan ancaman penyakit ini tetap terjaga dengan baik.
Berikut detail perkembangan kasus virus Corona COVID-19 di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan per 29 September 2020.
DKI Jakarta:
- Total kasus: 72.577
- Kasus sembuh: 58.775
- Kasus meninggal: 1.716
Jawa Timur:
- Total kasus: 43.450
- Kasus sembuh: 36.708
- Kasus meninggal: 3.162
Jawa Tengah:
- Total kasus: 22.205
- Kasus sembuh: 15.834
- Kasus meninggal: 1.409
Jawa Barat:
- Total kasus: 21.759
- Kasus sembuh: 13.279
- Kasus meninggal: 405
Kalimantan Selatan:
- Total kasus: 10.289
- Kasus sembuh: 8.746
- Kasus meninggal: 419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar