Kamis, 24 September 2020

Alasan Sebenarnya Orang Lebih Senang Kumpul dengan Teman daripada Pasangan

 Mempererat hubungan dan silaturahmi dengan keluarga tentu penting. Tapi bukan rahasia lagi jika banyak orang enggan berkumpul bahkan bertemu dengan sanak saudara, mungkin termasuk kamu. Sebuah riset terbaru pun membuktikan bahwa kebanyakan orang memang lebih suka menghabiskan waktu dengan teman daripada keluarga dan pasangan. Alasannya bukan selalu karena kita tidak suka mereka tapi karena tugas rumah tangga.

Saat remaja biasanya orang mulai lebih senang bertemu teman-teman daripada keluarga. Tak jarang hal tersebut juga masih dirasakan ketika dewasa bahkan setelah menikah. Berdasarkan studi terbaru, tak sedikit orang yang merasa lebih suka hangout dengan teman bahkan dibanding menghabiskan waktu dengan pasangan dan anak. Riset ini pun membuktikan bahwa orang dewasa tetap perlu bersenang-senang dan pentingnya menciptakan suasana positif di rumah.


Riset yang dilakukan pada 400 responden ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan saat kumpul lebih penting daripada partisipannya. Saat bertemu dengan teman biasanya aktivitas-aktivitas menyenangkan lah yang dilakukan. Sedangkan dengan keluarga, kita akan lebih banyak mengingat tugas dan peran.


Senangnya berkumpul dengan teman bahkan bisa mengalahkan romantisnya momen dengan pasangan atau pacar. Pemimpin penulis studi Profesor Nathan Hudson dari Southern Methodist University mengungkap bahwa 65% aktivitas hangout dengan teman adalah bersosialisasi sedang dengan pasangan hanya 28%. Karena itu, menciptakan suasana yang menyenangkan dalam hubungan dan keluarga perlu diusahakan.


"Studi kamu mengungkap bahwa orang lebih menikmati waktu dengan teman daripada keluarga tidak ada hubungannya dengan sifat dasar teman versus keluarga. Riset ini juga menunjukkan ada optimistisme dari keluarga dan mengungkap bahwa orang bisa dengan menikmati waktu dengan pasangan romantis dan anak-anak," kata Nathan.


Karena itu, coba ciptakan suasana yang lebih positif dan seimbang sehingga pasangan dan anak-anak betah menghabiskan waktu bersama. "Penting untuk menciptakan kesempatan untuk membuat pengalaman positif dengan pasangan dan anak-anak dan untuk benar-benar menikmati waktu-waktu positif secara mental," tambahnya.

https://indomovie28.net/chinese-puzzle-2/


Asyiknya, Pengantin Baru di Jepang Bisa Dapat Uang Kompensasi Rp 84 Juta


 Angka kelahiran bayi yang rendah mulai membuat pemerintah Jepang khawatir. Hal ini dipicu semakin banyaknya kalangan millennial dan Gen Z yang enggan menikah.

Seperti dikutip dari Soranews24, generasi muda Jepang saat ini lebih memilih menghabiskan waktu bersama karakter virtual maupun fiksi. Misalnya wanita di anime atau video game, yang mereka anggap sebagai 'kekasih', ketimbang manusia sungguhan.


Kondisi ekonomi juga ikut memperkuat alasan kaum muda tidak ingin menikah. Berkeluarga dan punya anak menurut mereka hanya akan menambah beban hidup atau menghalangi karier. Sebab fenomena yang terjadi di Jepang saat ini, anak mudaa sangat mementingkan bisa mapan secara finansial.


Melihat akar masalah dari rendahnya tingkat kelahiran ini adalah masalah finansial, pemerintah Jepang pun memberlakukan kebijakan baru. Bagi pasangan yang bersedia menikah akan diberikan kompensasi atau hibah sebesar 600 ribu yen atau sekitar Rp 84 juta.


Kompensasi itu diharapkan bisa membantu pasangan bernapas lebih lega saat memperhitungkan bujet untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan begitu diharapkan pasangan menikah ini nantinya tak ragu lagi untuk memiliki momongan.


Program pemerintah ini sebelumnya sudah digalakkan. Namun untuk tahun ini kompensasinya ditambah dua kali lipat dari 300 ribu yen menjadi 600 ribu yen.


Tapi ada syarat yang harus dipenuhi jika ingin mendapatkan kompensasi tersebut. Pengantin baru harus berusia 34 tahun atau lebih muda, baik suami maupun istri, dengan penghasilan gabungan 4,8 juta yen (sekitar Rp 678 juta) atau kurang.


Namun tidak menutup kemungkinan di tahun berikutnya syarat usia menikah untuk mendapatkan kompensasi bertambah. Pengantin baru yang menikah di usia 39 tahun dan memiliki penghasilan gabungan 5,4 juta yen, masih bisa menerima uang kompensasi.


Pemerintah Jepang berharap program ini sudah bisa dimulai April 2020 mendatang.

https://indomovie28.net/street-fighter/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar