Sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu, virus Corona yang menyebabkan COVID-19 kini telah bermutasi. Varian mutasi yang telah telah ditemukan dan ramai dibicarakan adalah mutasi Corona D614G.
Varian mutasi ini disebut-sebut para ilmuwan menjadi varian mutasi virus Corona yang paling menular sampai 10 kali lipat, walaupun banyak pakar menegaskan bahwa hal itu baru sebatas hipotesis dan butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
Varian mutasi virus Corona ini pertama kalinya ditemukan pada akhir Februari lalu di Eropa, Amerika Serikat, hingga menyebar ke beberapa negara Asia, termasuk di beberapa kota di Indonesia.
Berikut beberapa negara di Asia yang juga menemukan varian mutasi virus Corona, yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Indonesia
Varian mutasi virus Corona D614G dilaporkan ada juga di Indonesia. Menurut Guru Besar Universitas Airlangga, Prof Chairul A Nidom, mutasi ini sudah ditemukan di Pulau Jawa sejak Maret 2020 lalu.
"Itu kan bukan hal aneh. Sudah lama ditemukan, di Indonesia sendiri dari data yang sudah dilaporkan itu ada beberapa," katanya pada detikcom, beberapa waktu lalu.
Namun, Prof Nidom belum bisa memastikan apakah mutasi virus Corona ini lebih menular hingga 10 kali lipat. Hal ini karena belum ada studi lebih lanjut yang bisa membuktikan hal tersebut.
"Jadi, kalau itu sebetulnya dugaan bahwa dengan perubahan atau mutasi dari (D) asam spartat ke (G) glisin di no 614 itu bisa mempercepat penularan, tetapi belum ada bukti, artinya bagaimana mempercepatnya," jelas Prof Nidom.
Menurut Prof Nidom, varian mutasi Corona ini sudah ada di beberapa wilayah di Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Selain itu, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio menyebut beberapa kota lain yang juga memiliki varian mutasi tersebut. Beberapa kota yang terdapat mutasi Corona yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya.
"Dihipotesiskan dengan dikaitkan kecepatan infeksi, tetapi itu baru diamati di laboratorium, jadi dari waktu pertama itu diidentifikasi, di tes di laboratorium, bahwa virus yang mengandung mutasi itu bisa menginfeksi sel, katanya 10 kali lebih cepat," ujar Prof Amin.
"Tetapi itu sekali lagi di laboratorium, jadi belum terbukti di komunitas," lanjutnya.
2. Malaysia
Pada Agustus lalu, otoritas kesehatan Malaysia melaporkan mendeteksi adanya varian mutasi virus Corona D614G di negaranya. Varian mutasi inii ditemukan Institut Penelitian Medis Malaysia.
Itu ditemukan pada empat kasus di antara dua klaster atau kelompok COVID-19 yang ada di Malaysia. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan, Noor Hisham Abdullah.
"Kelompok Sivagangga dan kelompok Ulu Tiram," ungkapnya yang dikutip dari The Straits Times.
"Ini ditemukan 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh 'super-spreader' individu," lanjutnya.
3. Singapura
Negara tetangga Indonesia lainnya, yaitu Singapura juga melaporkan telah menemukan varian mutasi virus Corona D614G. Dr Sebastian Maurer-Stroh, Perwakilan dari Badan Sains, Teknologi, dan Penelitian Singapura, mengatakan juga sudah melakukan pencegahan terhadap penyebaran varian mutasi Corona yang ditemukan itu.
"Namun, tindakan penahanan atau pencegahan yang dilakukan ini sudah mencegah penyebaran virus ini dalam skala besar," jelasnya, dikutip dari Channel News Asia.
"Karena varian ini sudah beredar secara global, maka bisa ada di negara mana pun. Dan setiap negara dengan pengawasan aktif saja sudah melihatnya, terutama terkait dengan kasus impor dari pendatang," imbuhnya.
Selain melaporkan adanya varian mutasi Corona ini, Dr Maurer-Stroh juga mengungkapkan bahwa mutasi ini tidak selalu menjadi lebih ganas. Mutasi yang terjadi pada virus ini malah membuatnya menjadi tidak berbahaya.
4. Filipina
Melalui Philippine Genome Center (PGC), para peneliti di Filipina melaporkan adanya varian mutasi virus D614G yang dikonfirmasi berada di kota Quezon.
Pakar penyakit menular, Dr Edsel Salvana sebelumnya mengungkapkan bahwa lonjakan kasus infeksi yang terjadi di Filipina pada Juli lalu disebabkan karena mutasi ini. Ini mungkin saja bisa terjadi, meskipun varian mutasi itu belum terdeteksi di Filipina.
"Mutasi D614G membuat virus lebih menular. Ini bisa menyebar lebih cepat dan membanjiri sistem perawatan kesehatan kita, jika kita tidak menggandakan upaya pengendalian dan bisa menyebabkan jumlah kematian secara keseluruhan yang tinggi," pungkas Dr Salvana yang dikutip dari GMA News Online.
https://indomovie28.net/zoolander-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar