Rabu, 02 September 2020

Disebut 10 Kali Lebih Menular, Mutasi Corona D614G Ada di 4 Negara Ini

 Satgas Penanganan COVID-19 terus mengawasi perkembangan mutasi virus Corona COVID-19. Mutasi D614G yang membuat heboh belakangan ini disebut belum tentu membuat virus jadi lebih berbahaya dari segi tingkat penularan dan keparahan penyakit.
Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan perlu studi lebih lanjut untuk memastikan klaim awal yang menyebut Corona dengan mutasi D614G lebih mudah menular hingga 10 kali lipat. Sementara dari tingkat keparahan, beberapa studi melihat tidak ada perbedaan berarti tingkat rawat inap pasien yang terinfeksi Corona jenis ini.

"Satgas memonitor kondisi adanya laporan ditemukannya virus yang bermutasi yaitu D614G yang ada di Indonesia. Kami melihat dengan deteksi RNA SARS-COV-2 ini biasanya lebih tinggi di mulut dan hidung. Sebenarnya belum tentu cerminan dari potensi penularan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9/2020).

"Memang menginfeksi tapi potensi penularannya belum bisa disimpulkan saat ini," lanjutnya.

Wiku menjelaskan mutasi Corona D614G belum bisa dianggap sebagai hal penting yang harus diperhatikan dari pasien bila dibandingkan faktor lain, seperti usia dan penyakit penyerta.

Ia menyebut pihaknya dan lembaga penelitian di Indonesia tetap akan terus mengawasi bila ada mutasi yang bisa berdampak besar.

"Perlu kami pastikan bahwa proses penelitian dan investigasi tentang virus ini tentunya dilakukan lembaga penelitian dan Kementerian Kesehatan," pungkas Wiku.

Disebut 10 Kali Lebih Menular, Mutasi Corona D614G Ada di 4 Negara Ini

 Sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu, virus Corona yang menyebabkan COVID-19 kini telah bermutasi. Varian mutasi yang telah telah ditemukan dan ramai dibicarakan adalah mutasi Corona D614G.
Varian mutasi ini disebut-sebut para ilmuwan menjadi varian mutasi virus Corona yang paling menular sampai 10 kali lipat, walaupun banyak pakar menegaskan bahwa hal itu baru sebatas hipotesis dan butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

Varian mutasi virus Corona ini pertama kalinya ditemukan pada akhir Februari lalu di Eropa, Amerika Serikat, hingga menyebar ke beberapa negara Asia, termasuk di beberapa kota di Indonesia.

Berikut beberapa negara di Asia yang juga menemukan varian mutasi virus Corona, yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Indonesia
Varian mutasi virus Corona D614G dilaporkan ada juga di Indonesia. Menurut Guru Besar Universitas Airlangga, Prof Chairul A Nidom, mutasi ini sudah ditemukan di Pulau Jawa sejak Maret 2020 lalu.

"Itu kan bukan hal aneh. Sudah lama ditemukan, di Indonesia sendiri dari data yang sudah dilaporkan itu ada beberapa," katanya pada detikcom, beberapa waktu lalu.

Namun, Prof Nidom belum bisa memastikan apakah mutasi virus Corona ini lebih menular hingga 10 kali lipat. Hal ini karena belum ada studi lebih lanjut yang bisa membuktikan hal tersebut.

"Jadi, kalau itu sebetulnya dugaan bahwa dengan perubahan atau mutasi dari (D) asam spartat ke (G) glisin di no 614 itu bisa mempercepat penularan, tetapi belum ada bukti, artinya bagaimana mempercepatnya," jelas Prof Nidom.

Menurut Prof Nidom, varian mutasi Corona ini sudah ada di beberapa wilayah di Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Selain itu, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio menyebut beberapa kota lain yang juga memiliki varian mutasi tersebut. Beberapa kota yang terdapat mutasi Corona yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya.

"Dihipotesiskan dengan dikaitkan kecepatan infeksi, tetapi itu baru diamati di laboratorium, jadi dari waktu pertama itu diidentifikasi, di tes di laboratorium, bahwa virus yang mengandung mutasi itu bisa menginfeksi sel, katanya 10 kali lebih cepat," ujar Prof Amin.

"Tetapi itu sekali lagi di laboratorium, jadi belum terbukti di komunitas," lanjutnya.
https://indomovie28.net/sud-sayiw-tham-nong-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar