Rabu, 16 September 2020

Masker Scuba Tak Dianjurkan, Peminatnya Memang Mulai Berkurang

 Di awal pandemi virus Corona COVID-19, masker scuba sempat hits dan banyak dicari. Bahkan sampai ada tutorial untuk memilih masker scuba yang berkualitas, yakni dengan tes tiup lilin.
Bukan tanpa alasan jika saat itu masker scuba banyak jadi pilihan. Selain karena harganya murah meriah, teksturnya pun lembuh dan lentur mengikuti lekuk wajah. Tipis sehingga tidak pengap untuk bernapas.

Namun di balik kenyamanan tersebut, masker scuba dinilai terlalu tipis. Droplet masih bisa menembus dan menularkan virus Corona. Selain itu, kecenderungan untuk dipakai dengan tidak benar juga lebih besar.

"Masker scuba sering mudah ditarik ke dagu sehingga fungsi masker jadi tidak ada," kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito.

Sementara itu, seorang pedagang masker mengaku penjualan masker scuba menurun belakangan ini. Masker kain yang berlapis lebih banyak dicari pelanggan.

"Saya jualan masker sudah dari Mei akhir. Dulu banyak yang cari masker scuba daripada masker kain," ucap Muhidin, seorang pedagang masker di Tangerang, saat ditemui detikcom, Selasa (15/09/2020).

"Iya sekarang sudah jarang lagi yang nyari masker scuba. Makannya nih saya mulai stok-stok masker kain lagi," jelasnya.

Kematian Pasien Corona di RI Naik 2,2 Persen Seminggu Terakhir, Lebih Tinggi dari Global

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mencatat terjadi kematian kasus kematian sebesar 2,2 persen selama sepekan terakhir atau pada periode 6 September-13 September 2020.
"Kasus meninggal selama seminggu ini mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen di mana kenaikan kematian tertinggi di Sumatera Barat," ujar Prof Wiku dalam siaran pers di Youtube BNPB, Selasa (15/9/2020).

Prof Wiku menjabarkan 5 provinsi yang mengalami kenaikan kasus kematian tertinggi selama sepekan terakhir yakni Sumatera Barat naik sebesar 150 persen, Bali naik 72,5 persen, Riau naik 35,5 persen, DKI Jakarta naik 28,6 persen dan Jawa Timur naik 11,2 persen.

Sementara itu jika dilihat dari persentase kematian tertinggi secara keseluruhan, lima provinsi teratas yakni:

- Jawa Timur: 7,25 persen
- Jawa Tengah: 6,45 persen
- Bengkulu: 6,44 persen
- Sumatera Selatan: 5,69 persen
- Nusa Tenggara Barat: 5,89 persen

"Perlu kami sampaikan sebagai pembanding, Indonesia rata-rata angka kematiannya adalah 4,1 persen dan dunia 3,16 persen," ungkapnya.

"Jadi kalau kita lihat seperti ini, perlu jadi perhatian dari provinsi yang kami sebut untuk menekan angka kematiannya sehingga bisa paling tidak sama dengan angka nasional atau lebih rendah lagi," sebutnya.

Selain itu pertumbuhan kasus COVID-19 juga mengalami kenaikan. Satgas COVID-19 melaporkan penambahan kasus Corona COVID-19 di Indonesia meningkat 10,4 persen dalam sepekan terakhir. Provinsi Aceh jadi sorotan karena mengalami peningkatan yang paling tajam mencapai 69,3 persen.

Masker Scuba dan Buff Tak Disarankan Saat di KRL, Ini Suara Warga

PT KCI sedang melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Menurut VP Corporate Communications PT KCIL, Anne Purba, kedua jenis masker ini dapat berpotensi menyebarkan droplet. Anne menyarankan agar pengguna KRL memakai masker kain berlapis dan masker kesehatan.
Rupanya, banyak juga warga yang sependapat. Beberapa pengguna KRL yang ditemui detikcom mendukung imbauan tersebut.

Lenny seorang pengguna KRL yang menyebut bahwa penggunaan masker buff dan scuba memang lebih berisiko menularkan virus. Karena itu, tak ada ruginya bila adanya aturan pelarangan menggunakan masker tersebut.

"Menurutku memang jangan pakai masker buff dan scuba sih. Karena tipis dan useless juga jadinya," ucap Lenny kepada detikcom, Selasa (15/09/2020).
https://kamumovie28.com/the-playbirds/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar