Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mencatat terjadi kematian kasus kematian sebesar 2,2 persen selama sepekan terakhir atau pada periode 6 September-13 September 2020.
"Kasus meninggal selama seminggu ini mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen di mana kenaikan kematian tertinggi di Sumatera Barat," ujar Prof Wiku dalam siaran pers di Youtube BNPB, Selasa (15/9/2020).
Prof Wiku menjabarkan 5 provinsi yang mengalami kenaikan kasus kematian tertinggi selama sepekan terakhir yakni Sumatera Barat naik sebesar 150 persen, Bali naik 72,5 persen, Riau naik 35,5 persen, DKI Jakarta naik 28,6 persen dan Jawa Timur naik 11,2 persen.
Sementara itu jika dilihat dari persentase kematian tertinggi secara keseluruhan, lima provinsi teratas yakni:
- Jawa Timur: 7,25 persen
- Jawa Tengah: 6,45 persen
- Bengkulu: 6,44 persen
- Sumatera Selatan: 5,69 persen
- Nusa Tenggara Barat: 5,89 persen
"Perlu kami sampaikan sebagai pembanding, Indonesia rata-rata angka kematiannya adalah 4,1 persen dan dunia 3,16 persen," ungkapnya.
"Jadi kalau kita lihat seperti ini, perlu jadi perhatian dari provinsi yang kami sebut untuk menekan angka kematiannya sehingga bisa paling tidak sama dengan angka nasional atau lebih rendah lagi," sebutnya.
Selain itu pertumbuhan kasus COVID-19 juga mengalami kenaikan. Satgas COVID-19 melaporkan penambahan kasus Corona COVID-19 di Indonesia meningkat 10,4 persen dalam sepekan terakhir. Provinsi Aceh jadi sorotan karena mengalami peningkatan yang paling tajam mencapai 69,3 persen.
Masker Scuba dan Buff Tak Disarankan Saat di KRL, Ini Suara Warga
PT KCI sedang melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Menurut VP Corporate Communications PT KCIL, Anne Purba, kedua jenis masker ini dapat berpotensi menyebarkan droplet. Anne menyarankan agar pengguna KRL memakai masker kain berlapis dan masker kesehatan.
Rupanya, banyak juga warga yang sependapat. Beberapa pengguna KRL yang ditemui detikcom mendukung imbauan tersebut.
Lenny seorang pengguna KRL yang menyebut bahwa penggunaan masker buff dan scuba memang lebih berisiko menularkan virus. Karena itu, tak ada ruginya bila adanya aturan pelarangan menggunakan masker tersebut.
"Menurutku memang jangan pakai masker buff dan scuba sih. Karena tipis dan useless juga jadinya," ucap Lenny kepada detikcom, Selasa (15/09/2020).
Pendapat senada disampaikan Cristine Natalie, seorang 'anker' alias anak kereta yang menganggap sangat logis bila ada larangan penggunaan masker scuba dan buff di KRL. Sebab, masker itu memungkinkan virus lebih mudah tersebar. Menurut Cristine, memang lebih baik menggunakan masker yang berlapis.
"Mungkin bisa dari PT KAI-nya yang sediakan masker buat dibeli atau bisa disarankan penggunanya beli dulu kalau memang di sekitar stasiun ada yang jual," ujarnya.
Pengguna KRL lainnya, Claudia, juga menilai aturan tersebut adalah bagian dari upaya positif untuk mengurangi paparan virus Corona.
"Masker scuba dan buff kan tipis karena cuma satu lapisan. Jadi kemungkinan besar bisa menyebarkan droplet. Toh, kalau mau pakai scuba dan buff pun emang harusnya dilapisin tissue lagi," jelasnya.
Sementara itu, seorang pedagang mengaku penjualan masker scuba sudah menurun belakangan ini. Lebih banyak pembeli mencari masker kain, bahkan seringkali sampai kehabisan stok.
"Iya sekarang sudah jarang lagi yang nyari masker scuba. Makannya nih saya mulai stok-stok masker kain lagi," kata Muhidin, seorang pedagang masker di Tangerang.
https://kamumovie28.com/3-a-m-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar