Kamis, 06 Agustus 2020

WHO Nilai Hasil Tes Virus Corona Pertama di Korea Utara 'Tidak Meyakinkan'

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hasil tes pria Korea Utara yang dicurigai terinfeksi virus Corona tidak meyakinkan, meski otoritas Korut telah mengkarantina lebih dari 3.635 orang dari penelusuran kontak.
Pada 26 Juli, Korut menyatakan keadaan darurat dan mengunci perbatasan kota Kaesong setelah seorang yang disebut pembelot baru saja pulang dari Korea Selatan dan mengalami gejala COVID-19.

Pada saat itu, media pemerintah Korut tidak secara spesifik menjelaskan tentang hasil uji pria tersebut. Hanya saja, Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, mengatakan 'virus ganas bisa dikatakan telah memasuki negara,'.

Jika terkonfirmasi, kasus itu akan menjadi yang pertama secara resmi diakui oleh otoritas Korea Utara. Tetapi sejak saat itu, media pemerintah terus mengatakan tidak ada kasus baru yang dilaporkan.

"Orang itu dites COVID-19, tetapi hasil tesnya tidak meyakinkan," kata Dr Edwin Salvador, perwakilan WHO untuk Korea Utara dalam milis kepada Reuters.

Salvador juga menambahkan 64 kontak pertama dan 3.571 kontak sekunder dari kasus yang dicurigai telah diidentifikasi dan disebut tengah dikarantina di fasilitas pemerintah selama 40 hari.

"Kaesong tetap diisolasi dan dokter terus melakukan pengawasan di kota," tambahnya.

Surat kabar partai yang berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun, pada Rabu (29/7) menyerukan kepada semua warga untuk mengambil bagian dalam tindakan pencegahan, memperingatkan bahwa setiap pelanggaran aturan dapat memiliki "konsekuensi berat."

Beberapa pakar luar negeri dan pejabat AS meragukan klaim Korea Utara yang menyebut tidak memiliki kasus Virus Corona. Tidak ada kasus yang dikonfirmasi secara independen.

CDC Laporkan 4 Orang Meninggal dan 3 Buta Gara-gara Minum Hand Sanitizer

 Hand sanitizer ramai diproduksi untuk membantu menjaga kebersihan diri di tengah pandemi Corona COVID-19. Namun sebagian orang dilaporkan menyalahgunakannya untuk mabuk.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan dari bulan Mei hingga Juni ada 15 orang dewasa dari kota Arizona serta New Mexico yang dirawat di rumah sakit (RS) karena mengonsumsi hand sanitizer. Mereka mengalami gejala keracunan karena kandungan metanol yang sebetulnya ilegal.

Dari 15 orang tersebut, sebanyak empat orang meninggal dunia dan tiga mengalami kebutaan.

Laporan CDC mendeskripkan salah satu contoh kasus terjadi pada seorang pria berusia 44 tahun. Ia dilaporkan mengalami kejang-kejang usai mengonsumsi hand sanitizer sehingga perlu diberi obat fomepizol untuk menyelamatkan ginjalnya.

Pria tersebut berhasil selamat, namun nyaris kehilangan seluruh fungsi indra penglihatannya.

"Tidak diketahui berapa banyak hand sanitizer berbahan alkohol yang dikonsumsinya selama beberapa hari sebelum mencari pertolongan medis," tulis laporan CDC seperti dikutip dari Forbes, Kamis (6/8/2020).

Beberapa ahli percaya masalah penyalahgunaan hand sanitizer ini hanya 'ujung dari gunung es'.
https://cinemamovie28.com/cek-toko-sebelah-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar