Rosmah Mansor, istri mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, sedang geram. Pasalnya, koleksi tas mewah yang disita kepolisian Malaysia mengalami kerusakan.
Rosmah Mansor menyampaikan keluhan tersebut lewat kuasa hukumnya, Tan Sri Muhammad Shafee Abdullah. Menurut Tan Sri, tas tersebut rusak setelah polisi menandainya dengan 'tinta ajaib'.
"Benar-benar tidak ada rasa hormat terhadap barang yang disita itu," ujar Tan Sri seperti dikutip New Straits Times.
Kecerobohan polisi tersebut, kata Tan Sri, telah menyebabkan kliennya mengalami kerugian hingga jutaan ringgit.
Kliennya pun menuntut ganti rugi kepada pemerintah karena dinilai lalai menjaga barang sitaan tersebut. "Sekarang pemerintah harus bertanggung jawab atas kerusakan tersebut atau menggantinya," tegas Tan Sri.
Pada 2018, polisi menyita semua aset berharga milik keluarga Najib Razak menyusul dugaan korupsi di perusahaan 1 Malaysia Development Berhad (1MBD). Tas mewah milik Rosma Mansor juga tak luput dari penyitaan tersebut.
Dari operasi tersebut, polisi berhasil membawa 500 buah tas mewah, sepatu, jam tangan dan 12 ribu perhiasan yang total nilainya mencapai 680 juta ringgit atau sekitar Rp 2,2 triliun. Semua barang tersebut diduga berasal dari uang hasil korupsi.
Awal Februari lalu, Rosmah Mansor untuk kali pertama menjalani proses persidangan dengan agenda kesaksian pihak Rosmah terkait kasus dugaan korupsi yang menimpanya. Sidang ini akhirnya terlaksana setelah setahun masa penyidikan.
DW mengabarkan, Rosmah dituntut atas suap dari Jepak Holdings untuk memenangkan tender proyek pengadaan dan perawatan generator listrik di 369 sekolah di negara bagian Serawak pada 2016 silam.
Ia dituduh menerima imbalan sebesar RM 6,5 juta atau setara Rp 22,4 miliar dari Jepak Holdings. Selain itu, wanita berusia 68 tahun ini juga harus menghadapi tiga dakwaan kasus korupsi lainnya yang diduga terjadi tahun 2016 dan 2017.
Akibat kelakuannya, negara mengalami kerugian sebesar RM 187,5 juta atau setara Rp 618,7 triliun. Rosmah pun terancam hukuman penjara selama 20 tahun.
Angka Kelahiran Rendah di China, Profesor Usul Wanita Punya 2 Suami
Pihak otoritas China saat ini tengah mencari solusi dari ketidakseimbangan aturan yang menghancurkan dari kebijakan satu anak. Dalam tiga tahun terakhir ini China tengah membujuk pasangan untuk memiliki lebih banyak anak.
Angka kelahiran di China sangat rendah dan populasi pria jauh lebih banyak dibanding wanita. Hal tersebut menciptakan krisis demografis yang menghambat pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade mendatang.
Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dari membujuk pasangan memiliki dua bayi. Pemerintah pun memberikan keringanan pajak dan subsidi perumahan.
Tawaran lainnya adalah dengan membuat biaya pendidikan lebih murah hingga cuti orangtua lebih lama. Pemerintah berusaha menekan kasus aborsi dan perceraian. Namun upaya tersebut belum juga berhasil.
Seorang profesor ekonomi Yew-Kwang Ng memberikan usulan yang kontroversial atas permasalahan di China tersebut. Profesor dari Fudan University di Shanghai itu mengatakan bahwa solusinya adalah wanita boleh menikahi dua pria atau bahkan lebih, sehingga bisa memiliki anak banyak.
"Saya tidak akan menyarankan poliandri jika rasio sangat tidak seimbang. Apakah poliandri benar-benar ide yang sangat buruk?" ujar Yew-Kwang Ng.
"Saya tidak mendukung poliandri, hanya menyarankan agar bisa mempertimbangkan opsi menghadapi rasio gender yang tidak seimbang," sambungnya.
Pernyataannya tersebut tentu menjadi kontroversi. Namun ia memberikan gagasan lain yang bisa mengembalikan rasio gender yang seimbang.
https://kamumovie28.com/sara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar