Kepemimpinan Jacinda Ardern sebagai Perdana Menteri Selandia Baru telah mendapat pengakuan dari dunia. Ia sering dibilang pemimpin sempurna karena respon dan pendekatannya terhadap berbagai masalah. Belakangan Jacinda Ardern pun dipuji karena penanganan Selandia Baru terhadap kasus COVID-19 yang efektif hingga kini sudah bisa menjalani hidup normal. Berikut tujuh momen kepemimpinan Jacinda Ardern yang patut ditiru.
1. Mengatasi Pandemi COVID-19
Berkat kepemimpinan Jacinda Ardern yang tanggap dalam mencegah perkembangan Corona, kini warga Selandia Baru sudah bebas beraktivitas. Selandia Baru pun dilaporkan tidak lagi mendapati kasus COVID-19. Sebelumnya hanya ada 100 kasus Corona di Negeri Kiwi dan tidak ada kematian. Beberapa hal yang dilakukannya antara lain segera melakukan lockdown hingga langkah-langkah pencegahan yang dikomunikasikan secara efektif. Karena keberhasilannya ini, popularitas Jacinda Ardern pun meningkat.
"Pekerjaan ini belum selesai tapi tentu ini adalah pencapaian besar. Jadi bisakah aku menutup ini dengan sesuatu yang sangat simpel, 'Terima Kasih, New Zealand'" ujarnya.
2. Penembakan Christchurch
Dunia dikejutkan dengan penembakan yang terjadi di sebuah mesjid di Christchurch, Selandia Baru tahun lalu. Pertama kalinya, sebuah aksi teror menyerang komunitas Muslim disiarkan secara langsung dan menewaskan 51 orang. Jacinda Ardern yang menganut agnostik pun langsung memberi pesan yang membawa bangsanya bersatu untuk melawan kebencian akan umat Islam. Setelah kejadian ini, Ardern mengetatkan aturan kepemilikan senjata.
"Selandia Baru dipilih (pendatang) karena aman karena tidak ada tempat untuk kebencian atau rasisme. Karena kita merepresentasikan keberagaman, kebaikan, kasih sayang, rumah untuk mereka yang juga berpikir sama. Tempat untuk mereka yang membutuhkan," ungkap Arderns. "Kalian memilih kami tapi kami malah menolak dan menghujat kalian," tambahnya.
3. Ibu yang Multitasking
Jacinda Ardern melahirkan anak pertamanya setelah menjadi perdana menteri. Wanita 39 tahun tersebut adalah pemimpin kedua yang punya anak selama memimpin negara setelah Benazir Bhutto. Jacinda juga menjadi pemimpin pertama yang mengambil cuti melahirkan selagi menjabat selama enam minggu. Tak heran jika ia menjadi panutan wanita di dunia.
"Sudah tidak bisa diterima di tahun 2017 untuk mengatakan wanita harus menjawab pertanyaan (memilih antara pekerjaan atau keluarga) di tempat kerja," katanyanya. "Aku bukan wanita pertama yang multitask. Aku bukan wanita pertama yang bekerja dan punya bayi, ada banyak wanita yang melakukannya sebelumnya,"
4. Usahanya Mengatasi Perubahan Iklim
Dikatakan jika anak dari pasangan polisi dan pekerja kantin tersebut sudah lama peduli dengan perubahan iklim. Karenanya, setelah menjadi presiden, Jacinda langsung menetapkan aturan yang melarang penggunaan tas plastik. Salah satu alasannya adalah karena ia menerima banyak surat dari anak-anak mengenai masalah yang bisa mengganggu masa depan mereka itu.
5. Memperjuangkan Hak-hak Wanita
Sebagai pemimpin wanita tentunya Jacinda Ardern juga ingin memajukan sesamanya. Mencapai kesetaraan gender adalah salah satu masalah untuk dituntaskan yang ada dalam daftarnya. Salah satunya adalah dengan menggratiskan produk pembalut untuk wanita-wanita muda pada 2021 yang juga sekaligus untuk mengurangi kemiskinan.
Selain berusaha mewujudkan dengan berbagai kebijakan, Jacinda pun menginspirasi wanita untuk maju dengan menjadi panutan mereka. Kepemimpinannya yang kental dengan kehangatan dan empati adalah salah satu hal yang ingin ditiru wanita.
6. Mendengarkan dan Belajar dari Anak-anak
Salah satu alasan Jacinda Ardern bergabung dengan partai di usia 17 adalah untuk mengurangi kemiskinan pada anak. Sebagai aktivis, Jacinda pun sering mendengarkan curhat anak-anak mengenai permasalahan mereka. Dari anak-anak, Jacinda belajar untuk mengetahui masalah yang terjadi di negaranya. Sebelum jadi perdana menteri, Jacinda pun pernah bekerja di organisasi pemuda di mana ia mengunjungi pengungsi dan anak terlantar.
7. Responnya Saat Gunung Meletus
Sebelum pandemi Corona, Selandia Baru sempat dihadapkan dengan bencana gunung meletus yang menewaskan 16 orang. Saat itu, Jacinda kembali menunjukkan hangatnya kepemimpinan yang mengutamakan empati. "Banyak orang yang melakukan hal-hal luar biasa untuk menyelamatkan nyawa, mereka yang pergi selamanya ada di Selandia Baru, dan kami akan mendekap mereka dengan erat," tuturnya.
https://nonton08.com/mau-dong-ah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar