Kulit adalah salah satu bagian tubuh yang penting untuk dirawat. Tidak hanya kulit wajah, melainkan juga kulit tubuh. Namun seringkali karena kesibukan, banyak orang yang tidak memiliki cukup waktu untuk merawat kulit tubuhnya. Oleh karena itu, salah satu pemilik dari merek skincare lokal Dew It, Rachel Nathani, memiliki ide untuk menciptakan produk perawatan kulit yang bisa dengan mudah diaplikasikan setiap harinya.
"Kali ini aku ingin menjawab masalah, to solve an issue yang, you know every woman mereka serba bisa, mereka multi talenta, mereka multi-tasking, aku mau mencoba menjawab permasalahan mereka untuk merawat tubuh," jelas Rachel Nathani selaku CEO & Founder dari Dew It dalam acara perilisan produk baru Dew It secara virtual pada Senin (24/8/2020).
Rachel Nathani menjelaskan bahwa produk-produk perawatan tubuh Dew It memang memiliki konsep hands-free atau tanpa perlu menggunakan tangan secara langsung. Hal itu untuk meminimalisir rasa ketidaknyamanan di tangan setelah menggunakan produk pelembap tubuh. Karena biasanya setelah menggunakan produk-produk tersebut, kebanyakan orang akan merasa risih karena tangannya menjadi lengket.
Merek lokal ini menghadirkan tiga macam produk perawatan kulit tubuh. Ada Dew It in The Shower, Dew It on The Go, dan Dew It Before Bed. Semua produk tersebut berbeda-beda penggunaannya, ada yang disemprotkan, memakai aplikator berbentuk roller dan brush.
Ketiga produk skincare untuk perawatan kulit ini hanya disarankan untuk digunakan pada tubuh dan tidak pada wajah. Hal itu disampaikan sendiri oleh Rachel Nathani. Menurutnya kulit wajah dan tubuh berbeda, kulit wajah jauh lebih sensitif.
Rachel Nathani juga mengklaim bahwa ketiga produk Dew It berkonsep hands-free itu dapat melembapkan dan membuat kulit menjadi terlihat lebih sehat. Dew It dijual mulai dari Rp 190 ribu.
Kisah Inspiratif Tasnim Nazeer Presenter TV Pertama Berhijab di Skotlandia
Seorang wanita Muslim menjadi jurnalis wanita pertama yang berhijab di TV berita Skotlandia. Hijabers bernama Tasnim Nazeer itu sudah menjalani karier selama sepuluh tahun dalam dunia jurnalistik.
Tasnim Nazeer menjadi sorotan setelah penampilannya di program berita STV, Skotlandia. Selama ini menurut Tasnim dia diminta melepaskan hijabnya jika ingin menjadi penyiar.
"Seorang senior di industri ini bilang padaku, jika kamu ingin masuk siaran TV di Skotlandia, kamu perlu mempertimbangkan untuk melepaskan hijab karena meskipun kamu punya potensi, keterampilan, tetapi penampilanmu (berhijab) dianggap tidak cocok," demikian Tasnim mengenang ucapan yang pernah diterimanya dari salah seorang senior di industri pertelevisian di Skotlandia.
Namun akhirnya dia menemukan stasiun televisi yang mau menerima penampilannya sebagai muslimah yaitu STV. Tasnim bersyukur stasiun televisi itu mau mendobrak tradisi dan bisa menjadi contoh untuk organisasi lainnya.
Tasnim mengatakan selama 10 tahun berkarier sebagai jurnalis, dia banyak bertemu orang yang memandangnya lebih rendah hanya karena dia berhijab. "Saya telah bertemu dengan individu-individu tertentu yang membuatnya sangat jelas bagi saya, bahwa dunia penyiaran bukanlah ruang bagi wanita Muslim. Industri ini hanya untuk ras kulit putih seperti yang kamu lihat setiap hari di layar kaca," kata jurnalis yang telah bekerja di berbagai media top dunia termasuk Guardian, Al Jazeera, Independent, CNN dan masih banyak lagi.
Berbicara kepada Middle East Monitor (MEMO), wanita 34 tahun itu menyoroti bagaimana dirinya mendapat diskriminasi karena berhijab. Orang-orang yang melakukan diskriminasi itu tidak melihat rekam jejak kariernya. Tasnim merupakan jurnalis yang berfokus pada Timur Tengah dan isu-isu seperti ketidakadilan, korupsi dan kejahatan di masyarakat yang selama ini suaranya kurang terwakili.
Artikel pertamanya diterbitkan di sebuah surat kabar internasional Sri Lanka, setelah tsunami 2004. Dia membuat artikel yang menarik perhatian publik tentang para korban bencana yang masih belum menerima bantuan pemerintah.
https://cinemamovie28.com/love-and-other-disasters/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar