Gelombang protes kematian George Floyd juga memberi efek domino kepada industri fashion. Satu per satu masalah diskriminasi terhadap warga kulit hitam Afrika-Amerika di komunitas fashion ikut terungkap. Majalah Vogue yang dijuluki kitabnya fashion pun tak luput dari isu tersebut.
Anna Wintour selaku pemimpin redaksi Vogue mengakui kesalahan itu dan meminta maaf dalam sebuah memo internal perusahaan.
"Saya mau berbicara apa adanya bahwa Vogue belum sepenuhnya memotivasi dan memberi wadah kepada para editor, penulis, fotografer, desainer dan kreator berkulit hitam," kata Anna dalam memo tertanggal Kamis (4/6/2020), seperti dikutip New York Post.
Anna Wintour yang juga menjabat sebagai direktur artistik Conde Nast, lalu melanjutkan, "Kami juga telah berbuat kesalahan, dengan menerbitkan foto-foto dan cerita yang mungkin menyinggung dan intoleran. Saya bertanggung jawab penuh atas kesalahan tersebut."
Perempuan kelahiran Inggris, 70 tahun lalu itu, telah memimpin Vogue sejak 1988. Dilansir dari The Guardian, selama 32 tahun kariernya tersebut, Anne baru melibatkan seorang fotografer berkulit hitam untuk sampul majalah Vogue pada 2018.
Namanya Tyler Mitchell yang digandeng untuk memotret Beyonce sebagai bintang cover Vogue edisi spesial September 2018. Pencapaian tersebut sekaligus menjadi yang pertama dalam sejarah majalah yang sudah berusia 125 tahun itu.
Anna Wintour pun berkomitmen untuk memastikan kejadian diskriminasi tak terulang lagi di lingkungan Vogue. Mengaitkan dengan situasi AS yang sedang memanas menyusul kematian warga Afrika-Amerika George Floyd, ia pun turut menyampaikan rasa keprihatinannya.
"Saya ingin mengatakan ini, terutama bagi staf berkulit hitam di tim kami. Saya hanya bisa membayangkan betapa beratnya hari-hari terakhir. Kekerasan dan kejahatan terjadi di mana-mana," ungkap dia.
Belum lama ini, Andre Leon Talley, mantan editor-at-large Vogue, mengkritik Anna dalam buku biografinya, The Chiffon Trenches (2020). Pria kulit hitam yang pernah menjadi tangan kanan Anna itu menyebut sang mantan bos telah meninggalkan "luka emosional dan psikologis" pada dirinya.
Tes Ombak New Normal, 8 Film Hollywood yang Tayang di Bioskop Juli-Agustus
Sejumlah negara sudah mulai memasuki era new normal, setelah lebih dari dua bulan memberlakukan lockdown dan pembatasan sosial, karena pandemi virus Corona. Menyusul pembukaan berbagai toko, gedung publik dan restoran, sejumlah bioskop pun rencananya tak lama lagi akan dibuka.
Beberapa film Hollywood yang telah ditunggu-tunggu penayangannya juga direncanakan akan diputar di bioskop dalam waktu dekat. Seperti dikutip dari Insider, ini 8 film Hollywood yang akan tayang di bioskop Juli dan Agustus 2020 mendatang.
1. Unhinged
'Unhinged' yang dibintangi Russel Crowe akan jadi film pembuka yang tayang di bioskop bulan depan, tepatnya 1 Juli 2020 di Kanada. Awalnya film ini dijadwalkan tayang pada 28 Agustus 2020, lalu mundur menjadi 4 September. Namun pada Mei 2020, penayangannya dimajukan menjadi 1 Juli untuk 'cek ombak' saat bioskop mulai dibuka lagi setelah lockdown. Film bergenre thriller ini menceritakan seorang wanita yang dikuntit dan disiksa pria tak dikenal setelah bertengkar di jalanan.
2. Tenet
Film terbaru garapan Christopher Nolan, 'Tenet', dijadwalkan tayang pada 17 Juli 2020. 'Tenet' mencampurkan spionase dengan realita kehidupan lain yang disajikan lewat bumbu thriller. Dibintangi John David Washington, Robert Pattinson dan Elizabeth Debicki.
3. Mulan
Film Disney ini tentu sudah ditunggu-tunggu karena harus diundur tepat saat pandemi virus Corona. Disney berencana merilis film live-action 'Mulan' pada 24 Juli 2020. Film ini dibintangi Liu Yifei, Gong Li, Donnie Yen dan Jet Li.
4. The Rental
The Rental' yang dibintangi Alison Brie dan Dan Stevens juga akan tayang pada 24 Juli 2020. Film yang merupakan debut aktor Dave Franco sebagai sutradara ini menceritakan tentang pasangan yang mengungkap ancaman jahat setelah menyewa rumah di Airbnb.
https://nonton08.com/hari-ini-pasti-menang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar