Rabu, 16 Desember 2020

Tokopedia Dikabarkan Mau Merger dengan Perusahaan Asal Hong Kong

 Bridgetown Holdings, perusahaan investasi asal Hong Kong melirik opsi untuk merger dengan raksasa e-commerce Indonesia, Tokopedia.

Menurut laporan Bloomberg, dilansir Rabu (16/12/2020), Bridgetown sedang menjajaki struktur dan kelayakan kesepakatan dengan Tokopedia, yang disebut sebagai salah satu startup paling berharga di Asia Tenggara.


Apabila Tokopedia dan Bridgetown bergabung kemungkinan perusahaannya akan memiliki valuasi pasar sebesar US$ 8-10 miliar atau sekitar Rp 112-141 triliun (dalam kurs Rp 14.100).


Pembicaraan kesepakatan ini sudah masuk pada tahap awal, meski begitu Bridgetown masih bisa melihat target potensial lainnya.


Salah satu taipan Hong Kong di balik Bridgetown, Richard Li sendiri disebut sudah menjadi investor minoritas di Tokopedia. Hal itu dilakukan lewat perusahaan investasinya Pacific Century Group.


Tokopedia sendiri menjadi startup paling berharga kedua di Indonesia, tepat di belakang raksasa transportask online Gojek. Tokopedia sejak awal sudah mendapatkan dukungan awal dari SoftBank dan Alibaba Group Holding.


Sementara itu, Google dan Temasek Holdings Pte dari Alphabet Inc. baru saja menginvestasikan sekitar US$ 350 juta di Tokopedia.

https://kamumovie28.com/movies/senior-2/


Genjot Daya Saing UMKM, Gojek & BCA Kenalkan GoBiz PLUS, Ini Fiturnya


UMKM selalu menjadi tulang punggung dari ekonomi Indonesia. Dari data Kemenkop UMKM tercatat 99% unit usaha di Indonesia adalah UMKM yang kontribusi terhadap PDB Nasional mencapai 60,34% serta menyerap hampir 97% dari total pekerja nasional yang hampir mencapai 133 juta jiwa.

Di tengah masa pandemi, UMKM juga terus disuntikkan berbagai bantuan agar tetap dapat bertumbuh dan memperluas skala bisnisnya. Salah satunya datang dari Gojek yang bekerja sama dengan BCA lewat solusi perangkat keras (hardware) GoBiz PLUS.


Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, mengatakan lewat digitalisasi, Gojek mendorong para pelaku UMKM untuk mengenal berbagai bentuk transaksi pembayaran salah satunya adalah nontunai yang dapat memberikan efisiensi pembayaran.


Di sisi lain, di masa pandemi kali ini pola perilaku masyarakat terhadap pembayaran juga mulai bergeser dari pembayaran tunai menuju nontunai. Andre mengatakan penemuan tersebut juga telah divalidasi oleh hasil survei yang dilakukan dengan bantuan dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia bertajuk 'Perilaku Baru Konsumen Indonesia dalam Bertransaksi Digital di Masa Pandemi COVID-19'.


"Dari survei tersebut, LDUI mencatat 68% konsumen Gojek lebih sering menggunakan GoPay di masa pandemi. Hal ini juga sejalan dengan arahan dari pemerintah khususnya bank Indonesia untuk mendukung pembayaran atau transaksi non tunai," ujar Andre dalam konferensi pers peluncuran layanan GoBiz PLUS secara daring, Selasa (15/12/2020).


Hari ini pun, Gojek memperkenalkan layanan GoBiz PLUS yang merupakan sebuah solusi hardware dengan kemampuan untuk menerima semua jenis pembayaran nontunai dengan kartu debit, kredit, QRIS, dan dompet pembayaran digital lainnya. Andre pun menuturkan pihaknya sangat bangga bisa menghadirkan GoBiz PLUS untuk menghadirkan solusi dalam menghadapi tantangan terhadap perilaku masyarakat yang berubah. Solusi ini diklaim menjadi yang pertama di Indonesia.


"Kami menyebut GoBiz PLUS sebagai perangkat serba bisa. Jadi GoBiz PLUS tak hanya berfungsi sebagai alat operasional yang memudahkan transaksi harian, tapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur untuk mengembangkan usaha," ungkapnya.

https://kamumovie28.com/movies/senior/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar