Minggu, 06 Desember 2020

Soal Rencana 'Kawin', Grab yang Nanti Caplok Gojek?

 atannya, CEO Grab mengatakan bahwa startup itu telah berevolusi dari operator aplikasi pemesanan kendaraan lainnya di Asia Tenggara. Evolusi yang dimaksud seperti lebih dulu menawarkan layanan pengiriman makanan dan asuransi. Selain itu, bisnis perusahaan ini, katanya juga telah pulih sepenuhnya ke tingkat sebelum pandemi.


Lalu, berdasarkan laporan Bloomberg, Grab dan Gojek Indonesia dikabarkan telah membuat kemajuan dalam pembicaraan untuk merger dua startup paling berharga di Asia Tenggara tersebut.


"Ada spekulasi tentang kesepakatan dengan Gojek," ujar salah satu pendiri Grab, Anthony Tan dikutip detikcom dari Reuters, Jumat (4/12/2020).


"Momentum bisnis kami bagus, dan seperti rumor konsolidasi pasar lainnya, kamilah yang berada dalam posisi untuk melakukan akuisisi," sambungnya.


Pihak Grab lainnya menolak berkomentar atau membenarkan pernyataan Tan dan laporan media tersebut. Demikian pula dengan Gojek pun menolak berkomentar.

Sumber yang mengetahui isu ini sebelumnya mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, investor besar dari kedua perusahaan itu mendukung aksi merger. Namun, Tan tidak memberikan informasi spesifik tentang kemungkinan kesepakatan merger dengan Gojek itu.


"Akan selalu ada rumor dan gosip. Jangan biarkan hal itu mengganggu kami, " katanya.


"Bahkan di tahun yang sulit seperti 2020, kami untung sebelum overhead, mencapai pemulihan 100%," tambahnya.


Pandemi COVID-19 diakui sebagai krisis pertama bagi para startup di Asia Tenggara yang berusia sekitar satu dekade, di mana Grab muncul sebagai perusahaan paling berharga dengan lebih dari US$ 15 miliar. Selanjutnya disusul Gojek yang diperkirakan bernilai US$ 10 miliar.

https://nonton08.com/movies/cannibal/


Kebut! Bahrain Jadi Negara Ke-2 di Dunia Izinkan Penggunaan Vaksin Corona Pfizer


Bahrain mengatakan telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan mitra Jerman BioNTech.

Persetujuan pada Jumat (4/12/2020) menjadikan Bahrain negara kedua di dunia yang memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin tersebut, demikian dilaporkan kantor berita nasional Bahrain BNA.


"Bahrain telah menyetujui vaksin Pfizer / BioNTech COVID-19 yang akan digunakan untuk kelompok berisiko tinggi," kata National Health Regulatory Authority (NHRA) Bahrain, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (5/12/2020).


Hanya saja otoritas kesehatan Bahrain tidak mengatakan berapa banyak vaksin yang telah dibeli, atau kapan vaksinasi akan dimulai.


Vaksin akan tersedia bagi kelompok-kelompok yang berisiko lebih besar tertular komplikasi dari virus korona, termasuk orang tua, orang dengan penyakit kronis, dan kelompok lain yang diidentifikasi oleh kementerian kesehatan sebagai kelompok rentan.


Tantangan langsung bagi Bahrain adalah kondisi di mana vaksin harus disimpan. Mereka harus dikirim dan disimpan pada suhu sangat dingin kira-kira -70 derajat Celcius


Vaksin COVID-19 Pfizer juga membutuhkan dua dosis untuk diberikan dengan jarak tiga minggu.


"Persetujuan vaksin Pfizer/BioNTech akan menambah lapisan penting lebih lanjut pada tanggapan COVID-19 Kerajaan," kata Mariam al-Jalahma, kepala eksekutif NHRA kepada BNA.


Lindsey Dietschi, kepala Pfizer di Teluk, mengatakan lisensi penggunaan darurat vaksin di Bahrain mewakili momen bersejarah lainnya dalam pertempuran melawan virus corona.


"Lisensi ini adalah tujuan yang ingin kami capai sejak pertama kali kami mengumumkan bahwa sains akan menang, dan kami memuji otoritas nasional untuk kemampuannya dalam melakukan penilaian yang akurat dan mengambil tindakan tepat waktu, untuk membantu melindungi warga dan penduduk di kerajaan," ucap Dietschi.

https://nonton08.com/movies/grand-isle/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar