Baru-baru ini, seorang wanita asal Pasuruan, Tirani Ika Pratiwi (35), membagikan cerita soal kondisi ibunya pasca meninggal dunia. Dalam akun Facebooknya, ia mengisahkan ibunya yang mengidap diabetes dilabeli COVID-19 saat meninggal di RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan.
Terlepas dari kasus tersebut, diabetes merupakan salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan pada pasien virus Corona COVID-19. Pasien COVID-19 dengan penyakit penyerta punya risiko lebih tinggi untuk mengalami dampak fatal.
Ada berbagai penyakit penyerta yang ditemukan pada pasien COVID-19. Mulai dari hipertensi, diabetes, dan bahkan kanker.
Dikutip dari covid19.go.id, berikut kondisi penyerta yang paling banyak ditemukan pada pasien virus Corona COVID-19.
Hipertensi 50,5 persen
DiabetesMelitus 34,4 persen
Penyakit jantung 19,9 persen
Penyakit paru obstruktif kronis 10,1 persen
Gangguan napas lain 6,4 persen
Penyakit ginjal 6 persen
Hamil 4,9 persen
Asma 2,4 persen
Penyakit hati 2 persen
TBC (tuberkulosis) 1,9 persen
Gangguan imun 1,5 persen
Kanker 1,5 persen
Benarkah Anjing Bisa Mengendus Corona?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melayangkan surat peringatan pada seorang netizen yang cuitannya dinilai memuat penghinaan. Cuitan tersebut menyinggung sebuah riset tentang anjing yang dilatih untuk mengendus bau khas pasien virus Corona COVID-19.
Benarkah anjing bisa mengendus bau khas virus Corona?
Bisa jika dilatih. Demikian menurut riset terbaru di University of Veterinary Medicine Hannover bekerja sama dengan angkatan bersenjata Jerman.
Dalam penelitian itu, para ilmuwan melatih 8 anjing untuk mengendus air liur 1.000 orang. Sebagian di antaranya terinfeksi COVID-19, sebagian lainnya dalam kondisi sehat.
Selama sepekan dilatih, anjing-anjing ini berhasil mengenali perbedaan bau air liur pasien terinfeksi COVID-19.
"Dengan pemberian 1.012 sampel secara random dan otomatis, anjig-anjing mendapat secara keseluruhan tingkat deteksi 94 persen dengan 157 indikasi positif yang sesuai, 792 penolakan yang negatif, 33 false positive, dan indikasi 33 false negative," kata para peneliti, dikutip dari Health.com.
Diketahui, anjing memiliki kemampuan mengendus bau yang sangat baik. Hewan ini memiliki 100 juta reseptor bau di hidung, dibandingkan manusia yang hanya memiliki 6 juta reseptor.
"Area otak anjing yang digunakan untuk menganalisis bau sekitar 40 persen lebih luas dibandingkan pada manusia. Faktanya, diperkirakan anjing bisa mengendus bau 1.000 hingga 10.000 kali lebih baik dari manusia," kata ilmuwan.
Sentilan untuk 'Obat Corona' Hadi Pranoto yang Tak Jelas Klasifikasinya
Juru bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyoroti klaim 'obat Corona' yang sempat disinggung Hadi Pranoto dalam videonya bersama musisi Anji. Setelah ditelusuri, ternyata ramuan yang diklaim 'obat Corona' itu tidak jelas klasifikasinya.
"Obat yang saat ini sedang ramai diperbincangkan, sampai sekarang tidak jelas apakah termasuk obat herbal, obat herbal terstandar, atau fitofarmaka atau hanya sebuah jamu," kata Jubir Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, dalam jumpa pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Selasa (4/8/2020).
Bahkan setelah ditelusuri, obat itu sampai sekarang bukan fitofarmaka atau obat herbal terstandar karena tidak terdaftar di pemerintah. Daftar fitofarmaka sendiri bisa diakses masyarakat secara terbuka.
Wiku juga meminta masyarakat percaya kepada pemerintah, termasuk BPOM dan Kemenkes, dalam hal ini. Masyarakat juga diminta memperhatikan KLIK (kemasan, label, izin edar, kedaluwarsa) saat memilih obat.
"Seluruh obat fitofarmaka dan obat herbal terstandar dapat diakses oleh masyarakat dengan terbuka dan percayalah kepada pemerintah, yaitu Badan POM ada datanya seperti itu demikian juga dengan Kementerian Kesehatan," ujar Wiku.
Selain itu ia meminta kepada para peneliti dan figur publik untuk berhati-hati agar tidak membuat masyarakat menjadi panik sehingga salah mengambil keputusan. Terlebih persoalan obat Corona menurutnya memiliki tanggung jawab besar sebab menyangkut nyawa manusia.
"Sekali lagi saya ingatkan para peneliti dan figur publik hati-hati saat menyampaikan berita kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat yang sedang panik mencari jalan keluar sehingga memahami sesuatu hal tidak secara utuh dan benar," tegas Wiku.
https://kamumovie28.com/guardians/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar