Meski aman dan hemat, sayangnya banyak profesional merasa bosan dan rindu dengan suasana kerja. Karenanya, beberapa orang kaya memilih untuk menyewa kamar hotel untuk mendapatkan kembali merasa bekerja.
Bukan rahasia lagi jika perhotelan adalah salah satu industri yang terkena dampak COVID-19. Banyak hotel yang mendiskon harga kamar untuk menarik tamu datang. Tapi belakangan hotel mulai kedapatan pelanggan tapi bukan untuk liburan atau perjalanan bisnis. Para pekerja sengaja menyewa kamar hotel untuk merasakan suasana kerja kantoran lagi.
"Banyak penginap merasa (bekerja di) kamar-kamar hotel jadi pengalaman yang hebat," ungkap Dr. Bjorn Hanson, seorang dosen di New York University School of Professional Studies kepada Business Insider.
Kamar hotel awalnya disediakan untuk mereka yang butuh libur dari penat pekerjaan. Biasanya kamar hotel memang menyediakan internet cepat, kursi untuk membaca, hingga layanan kamar sehingga juga nyaman untuk kerja. Di masa Corona, hotel pun dipakai untuk bekerja bagi mereka yang sudah bosan menyelesaikan tugas di rumah tapi tetap ingin aman.
"Ada tempat tidur yang baik untuk meregangkan badan dan menaruh kertas-kertas dan (kita bisa) istirahat dan menonton berita. Jadi ini memang ruang yang bagus untuk digunakan bekerja," tambah Hanson.
Mengingat kondisi pandemi Corona di mana orang-orang ingin keamanan, hotel pun meyakinkan jika mereka melakukan pembersihan ekstra. Hal tersebut diungkap oleh pihak Marriott yang memastikan mereka menggunakan disinfektan untuk membersihkan area publik. Begitu juga dengan Hilton yang berkonsultasi dengan pakar.
"Butuh kepercayaan, bukan hanya dengan hotel-hotel branded tapi mengetahui bahwa ruangan memang bersih, tidak terkontaminasi," kata Hanson.
Dilansir HotelsByDay, ada kenaikan 900% untuk penggunaan kamar hotel di siang hari dalam waktu dua bulan terakhir. Biasanya para pekerja memilih hotel dekat dengan rumah mereka lalu menyesuaikan ruangan menjadi tempat yang ramah kerja atau cocok jadi latar belakangan video call.
Selain bosan, alasan lain mengapa fasilitas ini begitu populer dengan di antara para pekerja adalah karena anak-anak. "Salah satu alasan utama yang membuat mereka tidak bisa bekerja dari rumah adalah karena anak-anak mereka terlalu berisik," kata Iwan Sunito, CEO Crown Group.
Aksi Keji di Balik Bulu Mata Palsu yang Dipakai Wanita untuk Tampil Cantik
Pasang extension bulu mata atau bulu mata palsu jadi andalan sebagian wanita untuk tampil cantik.
Bulu mata yang tebal, panjang dan lentik membantu wanita terlihat lebih cantik dan atraktif. Itulah sebabnya tak sedikit wanita yang mengandalkan pemasangan extension bulu mata atau bulu mata palsu untuk menunjang penampilan.
Namun mungkin hanya sedikit yang tahu dari mana bahan-bahan untuk membuat extension maupun bulu mata palsu berasal. Beberapa produsen membuat bulu mata palsu berbahan sintetis yang terbuat dari serat plastik. Biasanya hasilnya pemasangan bulu mata sintetis cenderung lebih kaku dan kurang alami.
Sementara kebanyakan wanita menginginkan tampilan bulu mata palsu yang terkesan 'alami' seperti bulu mata asli. Permintaan pasar ini kemudian membuat sejumlah oknum melakukan cara-cara keji untuk mendapatkan produk bulu mata palsu sesuai keinginan pasar.
Beberapa organisasi pencinta hewan, termasuk PETA, belum lama ini mengungkap bagaimana extension bulu mata dibuat. Mereka mengklaim bahwa extension dan bulu mata palsu ada yang terbuat dari bulu cerpelai.
Bulu cerpelai memang bisa menghasilkan produk bulu mata palsu yang lebih halus, ringan dan tahan lama ketimbang yang berbahan sintetis. Oleh karena itu tak sedikit oknum yang memburu atau ternak cerpelai hanya untuk diambil bulunya demi kepentingan bisnis.
https://kamumovie28.com/the-lies-within-episode-9/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar