Belakangan muncul banyak seruan untuk tak menggunakan TikTok karena dianggap banyak mencuri data pribadi. Sebenarnya, apakah TikTok memang berbahaya?
Seruan ini salah satunya muncul dari Menteri dalam Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, yang menyerukan kemungkinan pemerintah AS bakal memblokir TikTok. Lalu sejumlah perusahaan pun sudah mulai melarang pegawainya untuk menggunakan aplikasi asal China tersebut.
Namun menurut pakar keamanan siber, TikTok tak lebih berbahaya ketimbang aplikasi media sosial seperti Facebook dan lainnya. Richard Forno, direktur program cybersecurity di University of Maryland menyebut TikTok tak lebih berbahaya ketimbang Facebook ataupun aplikasi Google.
"Saya pikir TikTok tak berbeda jauh dibanding aplikasi media sosial lainnya, layanan ataupun platform. Saya pikir TikTok diserang karena hubungannya dengan China," ujar Forno.
Lalu ada juga ahli di ProPrivacy, sebuah lembaga advokasi privasi digital asal Inggris. Mereka menyebut kontroversi yang terjadi saat ini dengan TikTok adalah mereka dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Beijing, dan bukan perusahaan asal negara Barat.
TikTok dimliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan asal China. Beberapa bulan belakangan beredar rumor yang menyebut pemerintah China menggunakan aplikasi tersebut untuk memata-matai semua penggunanya di seluruh dunia.
Namun TikTok juga punya pembelaan terhadap tuduhan ini. Juru bicara TikTok menyebut perusahaan tersebut dipimpin oleh CEO asal Amerika Serikat, dan mempunyai ratusan karyawan yang berasal dari Amerika Serikat.
"Kami tak punya prioritas lebih tinggi ketimbang mempromosikan pengalaman penggunaan aplikasi yang aman bagi semua pengguna kami. Kami tak pernah memberikan data pengguna ke pemerintah China, dan juga tak akan memberikannya jika diminta," ujarnya.
Saat ini TikTok menyimpan semua data penggunanya di Amerika Serikat dengan server cadangan yang berlokasi di Singapura, demikian dikutip detikINET dari Digital Trends, Selasa (14/7/2020).
Bahkan kalaupun TikTok memang memata-matai penggunanya, para ahli menyebut kalau semua aplikasi media sosial yang ada saat ini melakukan hal yang sama.
"Jika anda melihat aplikasinya, itu tak lebih baik atau buruk dari platform media sosial lainnya yang pernah punya masalah privasi besar selama satu dekade ke belakang," ujar Heather Federman, VP privacy and policy di BigID.
"Bedanya (TikTok) adalah aplikasi asal China. Dalam hal persepsi, hal itu tak terlihat bagus. Namun realitanya, ini adalah hal yang sama dengan aplikasi lainnya," tambahnya.
Aneka Paket Internet Seluler dengan Kabel untuk Belajar Online
Setelah membandingkan paket internet yang ditawarkan oleh operator seluler di Indonesia, tak adil rasanya jika tak membandingkannya dengan tarif internet yang ditawarkan oleh internet service provider (ISP) lewat kabel fiber optic.
Dilihat secara besaran angka, tarif untuk layanan internet via fiber optic terlihat lebih mahal. Tarif internet fiber termurah adalah Rp 280 ribu untuk setiap bulannya. Namun perlu diingat, ini adalah paket internet unlimited tanpa fair usage policy atau batas pemakaian normal -- kecuali Indihome.
Untuk penggunaan internet yang besar, tarif ini tentu akan lebih murah ketimbang membeli paket kuota ke operator seluler. Sebagai informasi, menonton video 720p 30fps di YouTube setiap jamnya menghabiskan 1,2 GB kuota.
Terlebih lagi untuk penggunaan video konferensi lewat Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya untuk kegiatan belajar mengajar jarak jauh yang diterapkan sekolah di Indonesia, yang tentunya memakan kuota yang cukup besar.
Selain tanpa kuota, koneksi internet lewat fiber optik pun relatif lebih stabil ketimbang menggunakan internet dari seluler, bahkan jaringan 4G LTE sekalipun. Terlebih lagi untuk penggunaan di daerah yang padat penduduk di mana pengguna seluler harus 'berebut sinyal'.
Namun memang sayangnya cakupan internet fiber optik saat ini -- meski sudah cukup luas -- tetap tak bisa menjangkau semua perumahan. Berikut ini adalah tarif yang ditetapkan oleh beberapa ISP penyedia layanan internet fiber optik di Indonesia, dikutip detikINET dari situs resmi masing-masing ISP.
Biznet
Paket internet termurah untuk Biznet Home adalah Rp 325 ribu per bulan dengan kecepatan sampai dengan 75 Mbps. Di atasnya adalah Rp 500 ribu per bulan untuk koneksi sampai dengan 150 Mbps.
CBN
CBN menawarkan paket Fiber 20 dengan kecepatan sampai dengan 20 Mbps dengan tarif Rp 299 per bulan, termasuk akses ke layanan Dens.TV.
Firstmedia
Paket termurah Firstmedia adalah internet sampai dengan 15 Mbps yang dibundling dengan layanan televisi dengan 121 channel dengan tarif Rp 361 ribu.
Indosat Gig
Indosat Gig menawarkan paket termurah dengan harga Rp 280 ribu untuk koneksi internet sampai dengan 20 Mbps.
https://kamumovie28.com/the-light-between-oceans/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar