Isi percakapan di media sosial tentang pengakuan seorang pria asal Gowa, Sulawesi Selatan, yang telah menyetubuhi anjing peliharaannya, viral di media sosial. Kabar ini disampaikan langsung oleh sang penerima chat bernama Zisrel yang berasal dari Medan.
Zisrel pun telah melaporkan pria tersebut ke Polda Sumatera Utara. "Maaf kata, dibilangnya 'ya khilaf, dulu pernah gue e*e (anjing). Dibilangnya gitu," ucapnya.
Singkat cerita, pria itu mengaku bahwa ia terobsesi terhadap anjing dari film. Bahkan, pria tersebut sempat mengirimkan beberapa video yang ditontonnya kepada zisrel.
Menanggapi hal ini, psikolog klinis dari Personal Growth Veronica Adesla mengatakan jika dilihat dari perilaku dan pengakuannya, bisa disebutkan kemungkinan pria tersebut mengalami gangguan perilaku seksual.
"Dari perilaku yang ditunjukkan kalau memang benar perilakunya adalah berhubungan seks dengan binatang, misalnya, anjing ya itu beastiality," kata Vero sapaan akrabnya, kepada detikcom pada Rabu (29/7/2020).
Terkait hal ini, detikcom pun merangkum beberapa fakta tentang gangguan seksual beastiality, sebagai berikut:
1. Bisa dipicu dari pengalaman masa kecil
Menurut Vero, salah satu faktor penyebab seseorang bisa mengalami gangguan seksual beastiality adalah karena adanya pengalaman negatif pada masa kecil atau anak-anak.
"Karena ada pengalaman negatif saat kecilnya dia, misalnya, ada kekerasan seksual yang dialami atau dia mengalami perilaku seksual tertentu," ucapnya.
2. Perilaku timbul saat pubertas
Vero mengatakan, munculnya perilaku beastiality bisa terjadi pada masa pubertas. "Karena pada masa pubertas hormon mulai terbentuk, mulai muncul adanya ketertarikan seksual," jelasnya.
Selain itu, menurutnya, tanda-tanda yang bisa dilihat adalah orang tersebut lebih cenderung menyukai menonton adegan seksual pada binatang.
"Ketertarikan seksualnya anomali. Artinya kan tidak sesuai normal. Bisa jadi sukanya nonton aktivitas seksual, tapi binatang dan itu membuat dia jadi tertarik," jelas Vero.
3. Pengidap masih bisa berhubungan seks dengan manusia
Vero menjelaskan, orang yang mengalami beastiality tak hanya tertarik pada binatang saja, tetapi juga masih tertarik melakukan seks dengan manusia.
"Bukan berarti kalau mereka beastiality itu mereka nggak melakukan dengan manusia dan benar-benar hanya dengan binatang saja itu belum tentu," ujar Vero.
4. Bisa diobati dan disembuhkan
Menurut Vero, orang yang mengalami beastiality masih bisa diobati dan disembuhkan. Salah satunya adalah dengan cara melakukan terapi psikologi, seperti melatih pola pikir, perilaku, dan perasaan orang tersebut.
"Terapi psikologi itu benar-benar kita membantu secara sadar, dia mengelola informasi, kita latih agar yang bersangkutan bisa berpikir secara lebih rasional," jelasnya.
Pria Wajib Tahu! Cara Wanita Berpura-pura Orgasme Serta Alasannya
Orgasme memang menjadi pelengkap dalam sesi bercinta. Saat Anda atau pasangan Anda sudah akan mencapai orgasme, sesi bercinta semakin panas dan menggairahkan, apalagi jika pasangan sudah mengeluarkan desahan.
Namun, pernah kah Anda sadar bahwa wanita dapat berpura-pura mengalami orgasme?
Penelitian Charlene Muehlenhard, profesor psikologi klinis di University of Kansas, menemukan bahwa pria dan wanita dapat berpura-pura mengalami orgasme dengan mengeluarkan suara seperti desahan. Sebanyak 36 persen pria dalam penelitiannya berpura-pura mengalami organisme, sedangkan untuk wanita mencapai 61 persen.
Lantas, Apa yang menyebabkan wanita berpura-pura mengalami orgasme?
1. Menyenangkan pasangan
Dikutip dari Daily Star, pakar seks Dr Emily Morse mengatakan wanita berpura-pura orgasme untuk menyenangkan pasangannya. Ini karena beberapa wanita berpikir bahwa tujuan pasangan bercinta karena ingin melihat mereka mencapai orgasme.
2. Ingin mengakhiri sesi bercinta
Penelitian Gayle Brewer dari University of Central Lancashire menganalisis 71 wanita yang berusia antara 18 dan 48 tahun melalui serangkaian pertanyaan. Hasil penelitian mengatakan bahwa wanita sengaja berpura-pura orgasme untuk mempercepat sesi bercinta.
Sering kali wanita mengeluarkan desahan untuk menipu pria agar segera merasa puas dan mengakhiri sesi bercinta.
"Wanita melaporkan menggunakan vokalisasi ini untuk 'mempercepat' ejakulasi pasangan mereka karena mereka mengalami kebosanan, kelelahan, ketidaknyamanan, keterbatasan waktu," kata Brewer, dikutip dati NBC News.
Faktanya, jika wanita benar-benar mengalami orgasme, mereka tidak akan mengeluarkan banyak desahan atau suara saat bercinta.
https://kamumovie28.com/fate-grand-order-zettai-majuu-sensen-babylonia-episode-0/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar