Kamis, 23 Juli 2020

Hasil Uji Dexamethasone untuk Obat Corona Menjanjikan, Tapi...

Hasil uji coba dexamethasone, obat steroid yang digunakan untuk mengobati pasien Corona, yang diterbitkan pada Jumat (17/7), membuktikan obat tersebut menjanjikan dan bermanfaat untuk menyelamatkan nyawa pasien COVID-19.
Meski demikian penelitian juga memperlihatkan bahwa penggunaan dexamethasone bisa berbahaya jika diresepkan terlalu dini.

Dalam studi tersebut sebanyak 2.104 pasien di rumah sakit diberi enam miligram dosis dexamethasone setiap hari selama 10 hari, dan 4.321 menerima perawatan biasa, kemudian tingkat kematian dibandingkan setelah 28 hari.

Di antara pasien yang menggunakan ventilator, tingkat kematian untuk pasien yang menggunakan dexamethasone adalah 29,3 persen dibandingkan dengan 41,4 persen pada mereka yang tidak menggunakan obat tersebut.

Dengan kata lain, kelompok ini mengalami penurunan angka kematian 29 persen, hanya di bawah sepertiga.

Pada pasien yang diberikan terapi oksigen namun dengan cara yang kurang invasif, manfaat dexamethasone bahkan lebih kecil, 23,3 persen meninggal dibandingkan 26,2 yang tidak menggunakannya.

Hanya saja, tidak ditemukan manfaat di antara kelompok yang tidak menerima oksinegasi pada saat percobaan di mulai. Dalam kohort ini, 17,4 persen dari pengguna steroid meninggal dibandingkan dengan 14 persen yang tidak menerimanya, yang menunjukkan bahwa obat meningkatkan risiko kematian mereka.

Alasannya adalah obat ini bekerja dengan menekan respon imun abnormal yang merusak organ tubuh daripada bekerja melawan virus.

Mengutip South China Morning Post, para penulis penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, menambahkan bahwa manfaat dari obat "tergantung pada pemilihan dosis yang tepat, pada waktu yang tepat, pada pasien yang tepat".

Mereka menambahkan bahwa, sejauh menyangkut penyakit COVID-19, untuk pasien yang membutuhkan oksigen, respons imun abnormal tampaknya lebih bertanggung jawab atas kerusakan pada tubuh daripada replikasi virus dalam tubuh.

National Institutes of Health juga memperingatkan bahwa belum diketahui seberapa baik dexamethasone dapat bekerja dalam kombinasi dengan obat anti-viral remdesivir.

Sebelumnya pakar penyakit menular Amerika Serikat, Anthony Fauci, memperingatkan dexamethasone tidak boleh diresepkan terlalu cepat setelah seseorang terinfeksi.

"Itu tidak berpengaruh, jika tidak, mungkin bahkan anjuran untuk memperburuk keadaan sejak dini," katanya dalam wawancara dengan AFP.

Sudah Tahu? Ternyata Begini Cara Serat Bantu Atasi Gangguan Pencernaan

 Serat memiliki banyak manfaat yang baik untuk sistem pencernaan tubuh manusia. Namun banyak masyarakat yang belum tahu bagaimana cara serat bekerja untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan tersebut.
Menurut Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita, gangguan pencernaan dapat terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Kurangnya konsumsi dari serat juga menjadi penyebab utama gangguan pencernaan.

"Penyebab dari gangguan pencernaan biasanya diakibatkan karena gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak sehat atau tidak teratur, konsumsi terlalu banyak makanan tinggi lemak, kurang konsumsi serat, dan konsumsi makanan yang tidak dapat diterima oleh tubuh (intoleransi). Bisa juga karena konsumsi alkohol dan merokok ataupun akibat dari makanan yang kurang bersih," ujar dr Adeline kepada detikHealth baru-baru ini.

Dikutip dari laman webmd, gangguan pencernaan dapat terjadi ketika makanan yang tidak tercena bergerak terlalu cepat sebelum usus dapat menyerap air sehingga menghasilkan BAB yang tidak terkendali. Saat diare terjadi, serat dapat membantu membuat BAB menjadi lebih keras. Dengan BAB yang sudah menjadi solid, akan membuat usus besar dapat menyerap air dengan lebih baik sehingga mengatasi diare yang terjadi.

"Umumnya penderita diare menghindari makanan yang mengandung serat karena makanan berserat dianggap dapat membuat diare semakin bertambah parah. Tetapi sebenarnya, konsumsi serat khususnya jenis serat larut (soluble), dapat membantu menyerap kelebihan cairan di dalam usus yang biasanya terjadi saat diare," ujar dr Adeline.

"Dengan konsumsi serat larut, feses menjadi lebih padat dan berbentuk. Oleh karena itu, serat larut dapat membantu proses penyembuhan diare dan juga membantu menurunkan kolesterol serta membantu menjaga kadar gula darah," imbuhnya

Saat BAB sulit dilakukan pun, memakan makanan berserat tinggi akan membantu usus besar sehingga lebih mudah untuk melewatkan makanan yang telah dicerna. Dilansir dari laman healthline, sebanyak 77% orang dengan konstipasi akut terbantu kelancaran BAB-nya karena memakan lebih banyak serat.
https://cinemamovie28.com/melting-me-softly-episode-7/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar