Bersepeda adalah kegiatan positif yang bagus untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Namun jika tidak hati-hati, maka risiko penularan mudah sekali ketika para pesepeda sedang gowes bergerombol dan nongkrong-nongkrong sesudahnya.
Berikut ini beberapa tips yang dibagikan dr Aristi Prajwalita Madjid, dokter yang juga seorang pesepeda dan sering melakukan solo tour bersepeda ke berbagai penjuru dunia.
1. Jumlah orang
Sebaiknya jumlah orang yang mengikuti touring harus dibatasi. dr Aristi menyarakan membuat solo riding atau small group yaitu maksimal berjumlah 5 orang.
"Kenapa harus small grup? Karena dengan small grup, kita jadi gampang untuk menjaga jarak. Paling penting saat touring jaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan. Kalau small grup jaga jarak mudah dilakukan," ucap dr Aristi dalam diskusi via zoom, baru-baru ini.
2. Pemilihan rute
Pilihlah rute yang tidak ramai. Perhatikan juga pergerakan orang lain mengingat COVID-19 dapat menular melalui droplet.
Normalnya saat seseorang menghembuskan napas, sekitar 1,5 meter droplet akan jatuh ke tanah. Kalau batuk bisa sampai 2 meter, dan bersin bisa sampai 2,5 meter lebih. Batuk kecepatannya 80 km/jam sedangkan bersin 100 km/jam dan mengandung 10 ribu droplet serta mengandung mikrodroplet.
"Mikrodroplet ini untuk pesepeda dan pelari, akan ikut kebawa angin. Jadi kalau pesepeda diem aja 2 meter masih oke lah tapi saat dia gowes kecepatannya tinggi itu sekitar 10-20 meter mikrodroplet dapat kebawa angin ke belakang kena pesepeda kedua. Jadi formasi yang baik itu di samping kanan atau kirinya atau zigzag untuk touring," jelas dr Aristi.
3. Masker
Pemakaian masker sangat penting saat gowes. Sebaiknya gunakan masker kain yang memiliki lapisan 2-3 ply dan jika menggunakan masker scuba harus dilapisi filter dikarenakan bahan masker scuba sangat tipis.
Tidak direkomendasikan menggunakan masker medis karena terlalu rapat, bikin susah bernapas. Jangan lupa bawa beberapa masker untuk ganti.
"Saya selalu menekankan untuk pemakaian masker itu memang harus peka dan pakai logika, jadi saat kita sudah enggak enak napasnya ya jangan masker dipakai masker yang itu terus menerus. Masker jika basah dia akan lebih cepat engap dan tingkat filtrasinya jadi sangat menurun jadi udah enggak efektif lagi menfilter virus maka harus banyak masker," ucap dr Aristi.
4. Cuci tangan
Cuci tangan sangat penting dan diusahakan sampai siku. Jika menggunakan glove, saat ingin masuk ke rumah makan lepas glove (sarung tangan) dan taruh di dalam kantong plastik. Jangan dibawa masuk karena bakteri ada di glove tersebut.
Corona Intai Perkantoran, Pekerja Diminta Taat Protokol Kesehatan
Aktivitas perkantoran (work from office) untuk meningkatkan kembali roda perekonomian sudah mulai kembali berjalan di masa new normal. Beberapa di antaranya bahkan sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku dari Kementerian Kesehatan.
Namun, pembukaan kembali sepenuhnya perkantoran ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah kasus positif virus Corona. Tercatat, berdasarkan data yang di unggah BNPB Indonesia per 27 Juli 2020, terdapat penambahan positif Corona sebanyak 1.525 kasus sehingga jumlah positif Corona di Indonesia mencapai 100.303 kasus.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 juga menyebutkan klaster perkantoran ini adalah salah satu penyumbang kasus positif Corona. Sehingga perkantoran yang beroperasi diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan menerapkan shift kerja agar tidak ada penumpukan pegawai.
Selain itu, bertambahnya positif COVID-19 ini juga perlu diantisipasi oleh lembaga atau perkantoran dengan penerapan protokol kesehatan saat ada rapat kantor. Melansir pedoman kesehatan covid19.go.id, ada 5 hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
https://nonton08.com/under-the-bed-3-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar