Rabu, 22 Juli 2020

Raja Salman Sakit Radang Kantung Empedu, Ini Gejalanya

 Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, dilaporkan mengunjungi rumah sakit karena radang kantung empedu (kolesistitis). Hal tersebut menyebabkan pria yang berusia 84 tahun ini terpaksa menunda pertemuan dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi.
Dilansir dari Aljazeera, kantor berita pemerintah Arab Saudi (SPA) mengatakan bahwa raja Salman menjalani pemeriksaan medis di ibu kota.

Penyakit radang kantung empedu sebagian besar disebabkan karena adanya batu di dalam kantung empedu, tumor, hingga penyakit infeksi. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi mengenai penyebab spesifik radang kantung empedu yang diderita oleh Raja Salman.

Menurut dr Dirga Sakti Rambe selaku dokter spesialis penyakit dalam di Omni Hospital Pulomas, gejala yang paling lazim dari penyakit ini adalah nyeri di bagian atas perut kanan atas. Nyeri ini bersifat hilang timbul, bahkan bisa menetap juga.

"Bila radangnya memberat, maka akan terjadi gejala sistemik, seperti demam dan nyerinya bisa meluas di seluruh bagian perut." ujar dr Dirga pada detikcom, Senin (20/07/2020).

dr Dirga juga menambahkan bahwa upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diet rendah lemak (tidak mengkonsumsi lemak secara berlebihan). Namun, tidak disarankan juga untuk menurunkan berat badan secara drastis dengan waktu yang cepat.

"Bahkan, diet dibawah 800 kalori dalam sehari bisa mempercepat terjadinya pembentukan batu empedu." ucap dr Dirga.

dr Dirga juga menghimbau agar melakukan diet dengan cara yang benar yaitu berat badan turun secara perlahan dan juga rajin mengkonsumsi makanan berserat tinggi sebagai bagian dari upaya mencegah penyakit radang kantung empedu.

Dear Anji, 'CVD' Artinya Bukan COVID-19 Tapi Penyakit Lain!

Erdian Aji Prihartanto alias Anji jadi sorotan ketika menyebut foto viral jenazah pasien Corona COVID-19 terbungkus plastik sebagai hal yang janggal. Sebagian netizen mengkritik Anji, termasuk ketika dirinya menulis COVID-19 dengan singkatan CVD.
"Saya percaya cvd itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu," kata Anji di salah satu unggahan Instagramnya pada Sabtu (18/7/2020), namun kini sudah tidak bisa ditemukan.

Anji sempat memberi klarifikasi bahwa dirinya menulis CVD karena alasan malas menulis COVID.

Dokter jantung yang juga influencer kesehatan dr Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC, dari Siloam Hospital Lippo Village, mengatakan 'CVD' dan COVID-19 adalah dua penyakit berbeda. CVD merupakan singkatan dari cardiovascular disease alias penyakit kardiovaskular, sementara COVID-19 merupakan akronim dari Coronavirus disease 2019.

Penggunaan istilah yang ditukar-tukar ini disebut dr Vito berbahaya karena bisa membuat masyarakat awam bingung. Dampaknya bisa saja ada orang yang didiagnosis CVD alias sakit jantung dan pembuluh darah, mengira dirinya terinfeksi COVID-19.

"Yang rugi masyarakat. Terlambat ditolong karena mereka bingung," kata dr Vito pada detikcom, Senin (20/7/2020).

"Penyempitan pembuluh darah, sumbatan pembuluh darah, atau pecah pembuluh darah di otak itu namanya CVD. Beda sama COVID... CVD itu berkaitan dengan penyakit kardiovaskular atau serebrovaskular. Jadi memang beda, bedanya jauh," pungkasnya.
https://indomovie28.net/zero-no-tsukaima-s1-episode-6/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar