Sabtu, 05 September 2020

Uji Coba Vaksin Sputnik-V Dipublikasikan, Sukses Tunjukkan Respons Antibodi

Vaksin buatan Rusia yaitu 'Sputnik-V' terbukti menghasilkan respons antibodi pada semua partisipan yang terlibat dalam uji coba tahap awal. Hasil ini dipublikasikan di jurnal medis The Lancet, Jumat (4/9/2020).
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan pada Juni-Juni 2020 dan melibatkan 76 partisipan, vaksin tersebut 100 persen mengembangkan antibodi terhadap virus Corona baru. Bahkan vaksin tersebut tidak menunjukkan adanya efek samping yang serius pada partisipan.

Rusia pun melisensikan dua kali suntikan vaksin untuk penggunaan domestik pada bulan Agustus lalu, dan menjadi negara pertama yang melakukannya.

"Dari uji coba yang dilakukan selama 42 hari, tidak ditemukannya efek samping yang serius pada partisipan, dan memastikan bahwa mereka juga mendapatkan respons antibodi dari vaksin tersebut," tulis The Lancet.

"Masih perlu uji coba jangka panjang yang besar, termasuk perbandingan plaseo serta pemantauan lebih lanjut terkait keamanan jangka panjang dan efektivitas vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19," lanjutnya.

Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang mendukung keuangan vaksin, Kirill Dmitriev mengatakan bahwa semua publikasi hasil penelitian ini telah menjawab semua pertanyaan terkait vaksin buatan negaranya.

"Laporan ini adalah sangat bagus," kata Brendan Wren, Profesor Patogenesis Mikroba, di London's School of Hygiene and Tropical Medicine.

5 Fakta Agen Saraf Novichok yang Racuni Oposisi Rusia Alexei Navalny

Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di Berlin setelah jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow. Ia dikabarkan diracun dengan agen saraf Novichok.
Navalny sempat mendapat pertolongan dari pramugari dan petugas medis saat masih berada di atas langit Siberia. Dua hari setelah pesawatnya mendarat darurat di Omsk, pejabat Rusia mengizinkannya diterbangkan ke Jerman untuk mendapat perawatan.

Racun Novichok terakhir kali muncul dalam pemberitaan pada 2018 saat eks mata-mata Rusia Sergei Skripal dan anak perempuannya Yulia diserang di kota Salisbury, Inggris.

Dikutip dari BBC, berikut beberapa fakta Novichok:

1. Dikembangkan di Uni Soviet
Nama Novichok dalam bahasa Rusia berarti 'pendatang baru' dan merujuk pada sekelompok agen saraf yang dikembangkan Uni Soviet pada 1970-an dan 1980-an. Racun ini dikenal sebagai generasi keempat senjata kimia.

Keberadaan Novichok diungkap oleh ahli kimia Dr Vil Mirzayanov pada 1990-an melalui media Rusia. Ia lalu membelot ke Amerika Serikat dan mempublikasikan formula kimianya dalam buku State Secrets.

Pada 1999, pejabat keamanan AS terbang ke Uzbekistan untuk membongkar dan mendekontaminasi salah satu bekas fasilitas uji senjata kimia terbear Uni Soviet. Menurut Dr Mirzayanov, Uni Soviet menggunakan fasilitas tersebut untuk membuat dan menguji Novichok dalam batch kecil. Agen saraf ini didesain untuk menghindari deteksi internasional.

2. Lebih beracun dari agen lain
Beberapa varian Novichok dipercaya 5 kali lebih beracun dibanding agen saraf VX. Agen saraf VX adalah racun yang dipakai untuk membunuh kerabat Kim Jong Un pada 2017.
https://indomovie28.net/exciting-mom-friends-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar